Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Perburuan
Mandaka hanya pasrah ketika kakinya harus kena gips karena terjadi keretakan. Retak pada tempurung lutut (patela) tidak selalu memerlukan operasi, terutama jika kondisinya stabil (tidak bergeser) dan ringan, di mana tulang dapat sembuh dengan sendirinya melalui imobilisasi dengan gips atau penyangga lutut, istirahat, dan perawatan konservatif lainnya. Dan itu yang dialami Mandaka.
Carole sendiri masih merasa trauma karena harus kehilangan dua pengawal terbaiknya. Eagle Eye memeluk tubuh Carol karena tahu anak baptisnya pasti tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini.
"Kamu tidak ada yang patah tulang?" tanya Eagle Eye sambil memeluk gadis yang seperti putrinya sendiri itu.
"Nggak ada Eagle Eye, aku hanya patah hati tidak bisa menyelamatkan Bixby dan Boromir. Kemarin mereka semua memakamkan kedua pengawal senior itu di komplek pemakaman milik Black Scorpio yang agak jauh dari markas mereka. Banyak para anggota mereka yang KIA ( Kill in Action ) yang dimakamkan di komplek pemakaman seluas tiga hektar itu.
"Kill in action" (KIA) adalah istilah militer yang berarti gugur dalam tugas atau tewas dalam pertempuran, yaitu kematian personel militer yang disebabkan oleh serangan pasukan musuh di medan perang. ( Sumber Google )
"Itu sudah resiko meskipun aku tahu mereka lebih suka mati saat combat tapi ini juga karena menjaga kalian," ucap Eagle Eye.
"Tetap saja ...." Carole memeluk erat Eagle Eye. "Mereka tidak patut menerima ini."
"Sekarang kita harus mencari tahu siapa pelakunya dan membawa pulang Bilbao. Itu yang penting!" Eagle Eye memegang wajah Carole. "Are you with us ( kamu bersama kita )?"
Carole mengangguk. "Oui."
***
"Apakah menurutmu begitu?" tanya Snake saat melihat Mandaka datang dengan kruk karena harus pakai gips.
"Mereka antara perampok atau pemberontak yang dari Sudan. Kebetulan mereka juga tahu siapa kita meskipun kita tidak ikut campur kegiatan orang-orang itu." Mandaka duduk sambil meringis karena baru sekarang dia merasa sakitnya.
"Yang penting kita cari tahu!" Snake memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan semua rekaman satelit.
Mandaka menoleh saat merasa ponselnya bergetar di jaketnya dan dia pun menerimanya.
"Ya Papa ...." sapa Mandaka.
"Kamu baik-baik saja? Kamu tidak terluka? Papa dan mama sudah panik saja di New York. Vendra sudah ngeyel mau ke Sudan Selatan!" cerocos Adrianto Pratomo ke putranya.
"Baik-baik saja cuma ya lutut ku kena. Aku dan Carole selamat tapi Bilbao masih belum ditemukan," jawab Mandaka.
"Ya Allah, Daka ... Mereka itu siapa?" Ada nada lega di suara jaksa penuntut umum New York itu.
"Aku tidak tahu Papa. Tolong bilang sama mama dan Vendra, jangan khawatir."
"Ya jelas khawatir, Daka! Kami itu di negara yang bukan area kita! Haddeeehhh, Oom Mamoru itu!" gerutu Adrianto.
"Pak Adrianto, aku tidak apa-apa. Jangan marah sama Opa Mamoru. Lagipula, aku juga bersama dengan orang-orang kompeten." Mandaka tahu kalau ayahnya paling khawatir soal dirinya apalagi dia salah satu anak Larasati, istri pertama Adrianto.
"Biar papa bicara dengan Opa kamu!"
"Papa, please deh. Sejak kapan keturunan Pratomo main mundur kalau sudah terjun ke daerah konflik?" senyum Mandaka.
"Ya Tuhan, kamu dan Vendra pun sama saja! Termasuk Sari! Apa yang salah dengan gen Pratomo?"
"Kita selalu membela yang benar, payback sepuluh kali lipat, good looking dan calon menantu idaman?" kekeh Mandaka.
"Nggak gitu juga Boy!" sungut Adrianto kesal.
"Siapa itu Manda?" tanya Snake.
"Papaku."
"Berikan ponselnya, biar aku bicara dengan papamu."
Mandaka memberikan ponselnya ke Snake.
"Kamu tidak perlu khawatir Adrian," ucap Snake.
Mandaka tahu pasti ayahnya keluar aura jaksa nya apalagi berhubungan dengan anaknya. Mau kamu sudah dewasa, tetap Adrianto Pratomo selalu menghawatirkan jika anak-anaknya pergi jauh. Berbeda jika kamu berada di rumah. Pasti akan ada keributan unfaedah hingga Rarasati harus menjewer semua orang.
"Iya Adrian. Kamu jangan khawatir, akan aku cari tahu siapa. Mereka juga sudah membunuh dua anak buahku dan menculik satu! Itu adalah hal yang tidak bisa dimaafkan!" geram Snake.
Carole datang ke ruang monitor itu bersama dengan Eagle Eye dan dia menoleh ke arah Mandaka yang sedang duduk.
"Daddy ngomong sama siapa?" tanya Carole sambil duduk di sebelah Mandaka. "Kakimu masih sakit?"
"Oom Snake sedang berbicara dengan Papaku. Dan yah, kakiku baru terasa sakit sekarang." Mandaka menatap Carole. "Kening kamu gimana?" Pria itu memperhatikan wajah Carole. "Bisa hilang nggak ya bekasnya?"
Carole tampak bingung. "Kamu hanya memikirkan apakah bisa hilang bekasnya?"
"Iya lah. Sayang kalau wajah mulus kamu ada bekas luka," jawab Mandaka kalem.
Carole menggelengkan kepalanya. "Ampun deh kamu tuh!"
"Manda ... Papamu minta kamu usai disini, kembali ke New York. Papamu sangat khawatir jika kamu kembali lagi ke Sudan," ucap Snake sambil mengembalikan ponsel Mandaka.
Mandaka melongo. "Duh papa tuh! Padahal aku tidak apa-apa kembali lagi ke Sudan!"
"Oom tahu bagaimana perasaan papa kamu yang nyaris kehilangan kamu. Sama seperti dengan perasaan Oom ke Carole. Namanya orang tua pasti ada rasa khawatir meskipun sudah dewasa." Snake menatap kedua orang yang sedang duduk di depannya.
"Papa memang seperti itu sih. Di luaran seperti ayah yang cuek tapi sangat perhatian," senyum Mandaka.
"Oke. Kalau itu Oom paham. Sekarang, kamu sembuhin dulu kaki kamu, biar kita cari Bilbao." Snake menepuk bahu Mandaka. "Kamu tidak usah khawatir. Oom bisa handle papa kamu kalau mulai ribut."
Mandaka tersenyum. "Terima kasih Oom."
"Boss!" panggil Rat.
"Yes Rat?" balas Snake.
"Aku menemukan posisi GPS ponselnya Bilbao," ucap Rat.
"Dimana?" tanya Snake.
"Kembali ke Sudan!"
"Apa?" seru semua orang.
Mandaka dan Carole saling berpandangan. "Jangan bilang saat kita pergi sudah diincar." Mandaka menatap horor ke Carole.
"Bisa jadi."
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
tnggl bls dndam sm mreka....
Manda mh lg stuasi ky gt jg msh aja gombal....🤭🤭🤭
kusajikan kopi dan mawar untukmu mbakku tersayaaang
semangat terus up'nya
gedubragan lagi...