Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️...
...Happy Reading...
...☘️⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️☘️⛈️❤🩹☘️⛈️☘️⛈️☘️...
Ting Misi Baru [Menyelesaikan pertengkaran di rumah sakit] [status misi sedang berlangsung]
"Ayo Alze masuk," ajak Mandor Jio, membuka pintu mobil dan mempersilakan Alze untuk turun. "Aku rela hari ini libur agar bisa membawa mu ke rumah sakit, jadi jangan kau sia-siakan pengorbanan ku," ucap Mandor Jio dengan nada yang serius, tapi juga penuh kasih sayang.
"Iya iya," jawab Alze melihat sekeliling, entah di mana tugas misi yang ia dapatkan. Rumah sakit ini sangat besar dan sibuk, dengan banyak pasien dan dokter yang berlarian. Alze merasa seperti sedang mencari jarum di tumpukan jerami, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Mandor Jio memandang Alze dengan mata yang penuh harapan. "Aku percaya padamu, Alze. Kamu setelah di periksa pasti akan baik-baik saja, " kata Mandor Jio dengan suara yang penuh keyakinan.
Alze mengangguk saja. Dia melihat sekitar, mencari tanda-tanda pertengkaran yang harus dia selesaikan. Tiba-tiba, dia melihat dua orang yang sedang berdebat di lorong rumah sakit.
"Aduh Mandor Jio, aku mendadak kebelet buang air, aku ke toilet dulu ya," ucap Alze pura-pura, karena ia melihat pertengkaran antara dua orang itu dekat toilet. Alze tidak ingin Mandor Jio mengetahui tentang misi yang harus dia selesaikan.
"Alze, awas saja kalau kamu kabur ya, dokter psikolog sudah menunggu mu di ruangan," pesan Jio mengingatkan, suaranya serius tapi juga penuh canda. Alze sudah lari terbirit-birit menuju toilet, tidak ingin Mandor Jio curiga.
"Iya iya, aku nggak akan lari," jawab Alze sambil mengangkat tangannya, mencoba untuk meyakinkan Mandor Jio. Saat Alze mendekati toilet, dia bisa mendengar suara pertengkaran yang semakin keras.
"Apa-apaan sih, kamu tidak bisa mengerti?" kata salah satu orang yang terlibat pertengkaran, suaranya penuh frustrasi.
"Aku sudah bilang aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini!" jawab orang lainnya dengan nada yang tinggi, wajahnya merah karena marah.
"Tidak bisa! Karena kau sudah tahu, kau juga harus ikut terlibat!" kata pria itu, suaranya tegas dan tidak bisa dibantah.
"Hey! Tahu bukan berarti terlibat! Kau jangan memaksa ku!" ucap pria lainnya, suaranya semakin keras dan dia terlihat semakin kesal.
"Tidak bisa! Kau harus terlibat," ucap pria itu bersikeras, tidak mau mengalah. Alze yang berdiri di dekat toilet memperhatikan pertengkaran itu dengan rasa penasaran. Siapa kedua orang ini? Dan apa masalah yang mereka pertengkaran?
Tiba-tiba, salah satu dari mereka melihat Alze dan langsung menghampiri. "Kamu! Kamu harus menjadi saksi dalam masalah ini!" kata pria itu, suaranya keras dan menuntut.
Alze merasa seperti sedang terkejut, tapi ia sangat senang karena ia terlibat dalam masalah tersebut, karena ini adalah misinya. "Baik, dengan senang hati, katakan apa permasalahan kalian," pinta Alze dengan senyum ramah, mencoba untuk menenangkan situasi.
Kedua orang yang terlibat pertengkaran itu memandang Alze dengan harapan, seolah-olah mereka berharap Alze bisa membantu menyelesaikan masalah mereka. "Aku adalah adik dari pasien yang dirawat di rumah sakit ini," kata salah satu dari mereka.
"Dan aku adalah teman dari adiknya," tambah orang lainnya.
Mereka berdua kemudian menjelaskan bahwa mereka memiliki perbedaan pendapat tentang bagaimana cara menangani kondisi adik mereka yang sedang dirawat di rumah sakit. Karena orang pertama melihat jika si pasien mengalami gejala di luar dugaan, alis si pasien mengalami gangguan kejiwaan karena melihat sang pasien melakukan pembunuhan untuk membela diri karena ada pria yang ingin melecehkannya hingga trauma dan hampir gila.
Alze mendengarkan dengan seksama, mencoba untuk memahami kedua sisi permasalahan.
"Apa yang kalian inginkan dari aku?" tanya Alze, setelah mendengarkan penjelasan mereka.
"Kami ingin kamu membantu kami menyelesaikan masalah ini," jawab salah satu dari mereka. Alze mengangguk, merasa seperti sedang memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...