NovelToon NovelToon
CEO'S Legal Wife

CEO'S Legal Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: salza

Leora Alinje, istri sah dari seorang CEO tampan dan konglomerat terkenal. Pernikahan yang lahir bukan dari cinta, melainkan dari perjanjian orang tua. Di awal, Leora dianggap tidak penting dan tidak diinginkan. Namun dengan ketenangannya, kecerdasannya, dan martabat yang ia jaga, Leora perlahan membuktikan bahwa ia memang pantas berdiri di samping pria itu, bukan karena perjanjian keluarga, tetapi karena dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Malam merayap perlahan di kediaman keluarga Damian.

Lampu kristal di kamar megah Leora memantulkan cahaya lembut, tapi justru membuat ruangan itu terasa semakin kosong.

Leora duduk di depan cermin besar berbentuk oval, diam.

Ia menatap pantulan dirinya—wajah cantik dengan riasan tipis yang masih rapi, rambut tersisir sempurna… semuanya terlihat baik-baik saja dari luar.

Namun, pikirannya tidak.

Leora mencondongkan tubuh sedikit, menghela napas panjang.

“Kenapa aku seperti ini…” gumamnya frustrasi.

Ia tidak menangis, tidak sampai kehilangan kendali.

Tapi ia jelas jengkel—pada situasi, pada perjanjian itu, dan terutama… pada dirinya sendiri.

“Aku sudah tahu pernikahan itu akan terjadi,” ucapnya sambil memijit pelipis. “Sudah tahu sejak setahun lalu. Sudah mempersiapkan diri.”

Ia mengetuk meja rias dengan ujung jarinya, kesal namun tetap mencoba terlihat anggun.

“Tapi begitu dikatakan langsung di depan wajahku…”

Ia mendesah berat.

“…kenapa rasanya aku seperti gadis bodoh yang tidak siap?”

Leora bersandar pada kursi, menatap langit-langit sebentar, kemudian kembali menatap cermin.

“Aku ini apa? Putri manja? Gadis lemah yang mudah goyah?”

Nada suaranya terdengar sinis kepada dirinya sendiri.

Ia tertawa pendek—tawa kesal.

“Dan tadi… aku bahkan berani-beraninya bicara seolah mengancam Leonard.”

Ia menutup wajah sebentar. “Astaga, Leora, apa kau sudah gila?”

Ia tidak menangis.

Tapi sorot matanya menunjukkan kelelahan yang tidak ia ucapkan.

Kemudian ia menegakkan tubuh lagi, mencoba bersikap dewasa.

“Menikah dengan pria yang jelas-jelas tidak menginginkanmu… hebat sekali hidupmu, Leora,” gumamnya datar. “Dan kau menyetujuinya pula.”

Ia mengusap rambut pelan, mencoba menenangkan pikiran yang berantakan.

Bukan takut.

Bukan hancur.

Lebih kepada… kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.

“Kenapa aku bahkan peduli?” katanya lirih, bingung pada dirinya sendiri. “Kenapa aku harus tersinggung waktu dia bilang aku bukan tipenya? Bukankah seharusnya aku lega?”

Ia menjentikkan lidah kecil, kesal pada perasaan-perasaannya yang tidak jelas arah.

“Lelucon macam apa ini…”

Dan tiba-tiba—

Sudut bibirnya terangkat.

Bukan senyum lembut.

Bukan senyum rapuh.

Melainkan senyum kecil yang tajam, seperti seseorang yang baru menemukan sebuah ide nakal.

“Sungguh… kalau memang ini takdir,” ucapnya pelan, matanya menatap dirinya sendiri seolah menantang, “maka apa yang bisa kulakukan selain menerimanya?”

Ia menyentuh dagunya, mengamati pantulan wajahnya dengan tatapan berbeda—

lebih licik, lebih terarah.

Lalu ia berbisik, nyaris seperti rahasia yang hanya ia dan cerminnya yang tahu:

“Jika Tuan Leonard tidak mencintaiku…”

Ia menunduk sedikit, senyumnya melebar.

“…bagaimana jika aku saja yang membuatnya jatuh cinta padaku?”

Kata-kata itu meluncur ringan, namun ada nada perhitungan di baliknya.

Seolah rencana kecil mulai berputar di kepala.

Wajah manis Leora mungkin tampak lembut bagi dunia luar.

Tapi pikirannya tidak.

Ia bukan gadis polos yang hanya bisa menurut.

Ia memiliki kecerdasan yang tajam—jenis kecerdasan yang tidak dipamerkan, tapi diam-diam dapat membalik keadaan.

Leora menopang dagu, matanya mengamati pantulan dirinya sambil menilai.

“Dia mengira aku mudah ditaklukkan,” tuturnya pelan. “Atau mungkin… mudah dikesampingkan.”

Senyum itu makin tipis, makin halus, makin berbahaya.

“Kita lihat saja, Tuan Alastair.”

Ia berdiri perlahan dari kursi rias, seolah telah memutuskan sesuatu.

Sorot matanya kini berbeda—bukan lagi kebingungan, bukan mengasihani diri, melainkan keyakinan dingin yang perlahan terbentuk.

Namun begitu suaranya lenyap di udara, ekspresi Leora perlahan berubah.

Senyum itu memudar.

Tatapannya melemah.

Kesadaran tiba-tiba kembali menampar dirinya seperti air dingin.

Ia menunduk, bahunya sedikit merosot.

“Ah… apa yang sebenarnya kulakukan…”

Nada suaranya kembali pelan, getir.

Perasaan sedih yang tadi coba ia buang muncul lagi, lebih diam, lebih halus, tapi tetap menusuk.

Leora menatap kedua tangannya, seolah bingung dengan dirinya sendiri.

“Ini bukan permainan,” gumamnya lirih. “Ini hidupku.”Sambil mengacak-acak rambutnya.

Leora meraih ponsel yang tergeletak di meja rias.

Ia menatap layar beberapa detik sebelum akhirnya membuka kontak Claura—sahabat sejak kecil yang selalu tahu ketika ada sesuatu yang salah.

Jempolnya bergerak perlahan, menulis pesan:

Leora:

Claura… aku harus bilang sesuatu.

Pernikahanku.

Itu akan terjadi… dalam dua hari.

Ia menatap pesan itu, ragu beberapa detik, lalu menambahkan:

Leora:

Dengan Leonard Alastair. Gila gak sih?

Perjodohan itu ternyata… benar-benar dijalankan.

Ia menggigit bibir, merasa sesak tanpa alasan yang jelas.

Pikirannya kembali mengulang pertemuan dengan Leonard, tatapan tajam pria itu, dinginnya kata-katanya.

Leora mengetik pelan:

Leora:

Aku bingung..

Setelah menarik napas pelan, ia akhirnya menekan send.

Ponsel diletakkan kembali di meja, dan Leora menegakkan tubuh, mencoba menata perasaannya.

Kekuatan, kecerdasan, rencana—semua itu ada dalam dirinya.

Tapi malam ini… ia hanya seorang gadis yang tidak tahu apa yang menunggunya setelah kata “pernikahan” menjadi nyata.

Ponsel Leora bergetar.

Claura membalas begitu cepat, seolah gadis itu baru saja meletakkan handuk setelah mencuci muka.

Claura:

HAH?? Gimana?? Aku baru habis cuci muka bentar doang langsung dapat berita gila gini.

Notifikasi kedua langsung muncul—lebih panjang.

Claura:

SERIUS???

Leora, jangan becanda. Dua hari lagi? Sama Leonard Alastair yang itu?? Yang tampan dingin arogan tapi super kaya raya itu??

Leora menghela napas halus. Ia menunggu kalimat menenangkan, sesuatu seperti: “Kamu nggak apa-apa?” atau “Aku bakal ke sana.”

Tapi… ini Claura.

Balasan berikutnya justru membuat Leora memejamkan mata lelah.

Claura:

Astaga ini tuh kesempatan EMAS, Leora!

Kamu tuh mau dinikahin sama pria yang practically dikejar satu kota!

Semua perempuan mau jadi kamu sekarang!

Leora mengetikan pelan:

Leora:

Claura… aku tidak peduli dia dikejar satu kota. Masalahnya ini tiba-tiba…

Belum sempat ia melanjutkan, pesan Claura datang lagi lebih cepat—seperti biasanya kalau sudah heboh.

Claura:

Leora, kamu itu cantik, pintar, dan kamu DAMIAN!

Keluarga penting!

Dan dia ALASTAIR!

God, ini tuh kayak… penyatuan dua keluarga kerajaan modern.

Kamu ngerti nggak, ini levelnya nasional.

Leora memutarkan bola mata meski tak ada yang melihat.

Claura memang selalu dramatis.

Claura:

Dan jujur aja… aku bangga banget.

Kamu dapat calon suami yang literally jadi bahan mimpi semua gadis kota ini.

Kalau aku jadi kamu? Aku udah parade.

Leora menaruh ponselnya sebentar, menghela napas.

Ia tahu Claura bukan bermaksud jahat—dia memang melihat dunia dari sisi yang berbeda.

Ia mengambil ponsel lagi.

Leora:

Aku hanya… tidak tahu harus bagaimana.

Ini terlalu cepat.

Sejenak tidak ada balasan.

Lalu layar kembali menyala.

Claura:

Terserah kamu mau sedih atau bingung… tapi dengar aku ya.

Kamu bisa menjalani ini.

Kamu bukan gadis lemah.

Dan kalau dia dingin? Pecahkan saja.

Kamu punya kecerdasan Damian. Jangan lupa itu.

Leora terdiam sejenak.

Ucapan Claura memang tidak menenangkan…

tapi sedikit banyak memberi kekuatan.

Claura:

Dan Leora?

Kamu lebih dari pantas untuk berdiri di samping dia.

Pesan itu membuat Leora tanpa sadar tersenyum tipis—bukan senyum bahagia, tapi senyum lega karena setidaknya ada satu orang yang percaya padanya.

1
pamelaaa
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!