NovelToon NovelToon
Roller Costlove

Roller Costlove

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:240.8k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Kata orang, hal yang paling berkesan dan takkan pernah bisa dilupakan adalah malam pertama. Tapi untuk seorang gadis bernama Jaekawa Ayu, malam pertama yang seharusnya bisa ia kenang seumur hidup justru menjadi hal yang paling ingin ia hapus dari ingatan.

Bagaimana tidak, ia melakukannya dengan lelaki yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

Lama melupakan kejadian itu, takdir justru mempertemukan Jae dengan lelaki itu di satu tempat bernama Widya Mukti. Apakah Jae akan menagih janji itu atau justru berpura-pura tak mengenalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22# Bicara serius

Arlan membawanya duduk di kursi ayunan seperti sangkar burung yang ada disana setelah berhasil menyingkirkan Alby terlebih dahulu, bersama Zaltan yang terusir dari sana.

Udara sore yang menjadi lebih dingin itu entahlah, seolah terasa tak karuan untuk Jae.

Bantalan yang didudukinya cukup memberikan rasa nyaman. Mungkin memang ia membutuhkan itu sekarang. Pulang ke rumah, rebahan, dalam dekapan ibu dan makan sup hangat buatan ibu. Tanpa harus memikirkan beratnya tanggungan jadi kordes ataupun masalah yang sedang menimpanya beberapa waktu belakangan ini.

Lalu lelaki itu membawa sekaleng susu beruang dan air mineral yang segelnya sudah ia buka, kemudian ia berikan untuk Jae.

Speechless, bingung, lelah, dan...Jae masih mencoba mencerna dengan segala yang terjadi saat ini sembari memutar-mutar botol air mineral di tangannya.

Ia sakit, namun masih harus sibuk ini dan itu, memikirkan ini dan itu, belum lagi masalahnya dan Arlan, lalu sekarang apa? Bianca yang entah kemana...Belum lagi sikap Arlan yang sangat sulit ia cegah ini, begitu bebal dan memaksa. Tenaganya cukup terkuras untuk hari ini bahkan sekedar menolak sikap Arlan saja ia rasanya tak sanggup.

Salsa terlihat berjalan cepat ke luar menuju posko, "Jae gue duluan ke posko ya.." ia melihat itu dan ingin beranjak, namun ucapan Arlan mengurungkan niatannya, "Sal, gue..."

"Masalah ngga akan beres kalo kamunya aja sakit begini. Yang ada masalah baru muncul. Badan kamu, itu udah kasih warning...kalo dia lagi ada di batas lelah, lagi di batas kemampuan, kasih dia istirahat, kamu bukan robot, kordes itu ibarat kepala, kalo kepalanya limbung badannya ikut jatoh..."

Wajahnya cukup serius menatap Jae kali ini, tidak seperti biasanya yang akan cengengesan dan terkesan tengil.

Jae setuju, ia membuka topinya dimana keringat membasahi pelipis yang masih tertempel lembaran koyo di kedua sisinya dan itu cukup basah oleh keringat, Arlan mendengus dan mengehkeh sembari memalingkan pandangan.

Jae menaruh topi itu di pangkuannya lalu menyugar rambut depannya ke belakang yang turut menutup sebagian sisi wajah, Jae juga membuka masker dan meneguk air pemberian Arlan.

Senja sempat menghentikan langkahnya yang ingin keluar, dan melipat bibirnya saat melihat Jae dan Arlan, "liat deh eonni, Jae jadi persis ibu kost, yang anak-anak kostnya telat bayar. Segitunya ya ampun, kasian..."

Rani nampak sudah menggondol beberapa makanan dari kulkas di dekapannya, "Jae, Sal yuk balik, gue abis rampok kulkas abang gue berkat bantuan kak Livi." Serunya bangga, membuat Alby tertawa, "yang ngamuk bukan Mahad, Ran...emak emak bumil nih..."

Senja menarik Rani, dan menahannya untuk tidak ke beranda.

"Ran, lo kalo mau balik lewat belakang aja bisa ngga? Jangan disenggol, kena senggol dikit kordes kelompok Lo auto kabur, temen gue lagi pedekate..." tuduhnya.

Rani sampai menengok melihat Jae dan Arlan tengah bicara, senyumnya terbit usil, "tapi sendal gue di luar kak..."

"Ntar gue lempar ke posko!" jawab Zaltan.

"Lempar aja sampai Jakarta, Zal...biar nih Ani-ani balik, lama-lama di kampung orang bikin malu." Mahad ikut menimpali. Syua tak bisa menahan tawanya, begitupun Vio dimana drama adik kaka lak nat ini sejak kemarin sudah seperti tom and Jerry saja.

"Emang paling bisa banget tuh bocah kasih nama orang kaya jadi begitu ..." Jovi kembali bersuara, "hah. Gue ngga liat, si pinky, kemana?"

"Bianca ngga ngikut rapat..."

Eh tapi tunggu, Rani melihat wa grup.

"Nih anak kemana lagi!"

"Siapa Ran?" tanya Jingga.

"Bianca, ini jam berapa sih?" tanya nya, membuat Nalula melirik jam dinding, "jam 4."

"Dia ngga ada di posko." lirih Rani, yang bergegas memeriksa kontak Bianca.

"Lah, paling maen kalii bareng anak-anak Widya Mukti, mainan masak-masakan." Ujar Alby.

Rani menggeleng resah menaruh sejenak makanan, tepatnya dessert yang ia ambil dari kulkas, "engga---engga, dia tuh kalo kemana-mana pasti minta ditemenin, ke kamar mandi aja suka minta ditemenin Jae."

"Anying segitunya?" tanya Zaltan tak percaya.

"Ya kalo malem..." jawab Rani.

Beberapa kali Rani mencoba menghubungi Bianca, namun tak diangkat, lantas ia menengok ke arah beranda namun tak enak hati untuk bicara dengan Jae. Ia sangat tau Jae begitu lelah, lihatlah wajah pucatnya.

Sadar akan gelagat Rani, Mahadri angkat bicara, "Lo yang gerak kalo gitu, jangan apa-apa ngandelin kordes Lo, ini kelompok...bukan kerjaan Jae sendiri. Gue aja sampe pusing dengernya, padahal baru datang kemaren....bentar-bentar Jaekawa.... bentar-bentar Jaekawa...untung tuh bocah ngga gila punya anggota kaya Lo semua. Ngga liat, Jae tepar tuh...tapi masih nguat-nguatin diri."

Rani mengangguk sangat paham, "itu bang Arlan lagi ngapain sih? Si Jae baru putus dari cowoknya. Jangan diganggu dulu, mana mau dia pacaran lagi sekarang-sekarang." Ujar Rani.

"Lah, emang kenapa, bebas lah...kalau ternyata ntar si Jae mau?" bela Mahadri, "temen gue tuh jago mikat cewek."

Rani memeletkan lidahnya, "iya orang mah tulus, ngga kaya Lo yang...." Mahadri benar-benar sudah membekap wajah Maharani.

"Haduhhh, untung mansion Purwangga ngga ancur kalo dia anak ini ketemu pas lebaran."

Jae dan Arlan masih sama-sama diam, Arlan membiarkan Jae menghabiskan susu beruang miliknya. Saban hari disuruh nyusuu terus.

"Gue mesti balik ke posko. Bianca belum balik, ngga tau kemana..."

"Udah makan?" tanya Arlan membuat Jae menatapnya lekat, "jawab gue. Kenapa Lo kekeh banget pengen tanggungjawab sampai segitunya disaat orang lain tuh justru bakalan seneng kalo disuruh pergi?"

"Karena aku bukan orang lain itu."

"Bilang sama gue, kalo ucapan Lo itu sengaja buat nakut-nakutin gue..."

Arlan berdiri dimana kakinya sudah pegal dan duduk dengan mengambil kursi single di sana, "oke, mari kita bicara serius. Semoga kamu bisa paham."

"Kita ngelakuin sama-sama lagi oleng, tapi cukup sadar kalau itu salah dan nikmat dalam waktu yang bersamaan. Coba kutanya, apa kamu ingat berapa kali kita *meledak* barengan? Apa kamu ingat aku buang di luar atau di dalam?"

Jae menatap Arlan, namun jelas ia sedang mengingat-ingat, sebenarnya ia juga tak yakin jika mereka hanya sekali saja, sebab seingatnya bukan hanya Arlan yang kembali *menghantam*, namun ia pun memohon untuk kembali *dituntaskan*.

"Engga kan? Sama, aku pun. Hitung presentasi kemungkinan mereka masuk waktu kita oleng begitu. Aku cukup sering cek kesehatan dan sejauh ini, aku sehat, normal, dan subur. Mau kita tes biar semua jelas?"

"Kalau kita tes, dan hasilnya ternyata negatif. Apa Lo bakal berhenti buat kaya gini?" tanya Jae, membuat Arlan menggidikan bahunya.

"Engga lah. Curang rasanya buat yang nantinya akan jadi istriku atau suamimu kalo dapet bekasan orang, rasanya mungkin kaya dapet zonk atau merasa dikhianati, sebut aku kolot...tapi memang begitu kan."

"Akui Jae, kita ini hidup di timur, dimana hal tabu seperti p3rawan dan perj4ka itu masih menjadi poin penting sebuah pernikahan. Apa nantinya kamu ngga akan dikejar rasa bersalah sama laki-laki yang bakal jadi calon suami kamu? Hal ini akan merugikan semua orang ke depannya, termasuk nantinya pandangan calonmu yang akan memandang kamu rendah, ini jelas akan menjadi kerikil dan duri buat masing-masing kita nantinya di masa depan."

Pelan-pelan, sebenarnya ini sangat--*bukan Arlan*, menjelaskan dan bicara perlahan bak psikolog, namun belajar dari pengalaman dan well teman-temannya wanita itu memang selalu ingin diperlakukan lembut dan diajak bicara baik-baik, "aku mau bertanggung jawab atas itu, atas rasa malu, kehormatan dan harga diri yang sudah kita rusak."

"Kalau kamu tanya, siapapun orangtua---apalagi orangtuamu, sudah pasti jawabannya adalah dia akan mengejarku dan meminta pertanggung jawabanku karena sudah menodai putri yang selama ini mereka jaga baik-baik meskipun kondisinya kamu ngga hamil."

"Oke, kalo kita bicara tentang *hal menyenangkan*...sebagai lelaki matang aku ngga memungkiri...jika hal menyenangkan yang sudah kita lakukan itu----munafik kalau aku bilang aku ngga ketagihan, aku laki-laki normal..." Jae hampir berdiri namun Arlan menahannya, "tunggu dulu, aku belum selesai."

"Tapi aku ngga bodoh untuk memilih *jajan* di luar. Kenapa ngga, aku kejar kamu aja, yang notabenenya sudah kunodai, terus kuhalalkan kamu, melakukannya sesuka hati dalam konteks *halal* tanpa terbatas dengan norma, hukum atau dosa. Tentang dosa dan penyakit, jelas *jajan* itu beresiko...konyol rasanya kubilang ini, tapi....bisa dibilang dari bawah naik ke hati, aku rasa itu yang terjadi sekarang sama aku..."

Sekali lagi, pikiran Arlan sesederhana itu, dan se-apa adanya itu. Bukan tidak pernah ia memikirkan ini lebih dari sekali, dan ia bukan pengecut.

Arlan menjeda, "kamu sudah tau alasanku kekeh mengejar kamu. Sekarang, aku mau tau, kenapa kamu kekeh menjauh...disaat aku menawarkan pertanggungjawaban, apa kamu takut ngga bisa kunafkahi?"

"Kenalkan, aku Teuku Zioma Arlan...bekerja di salah satu BUMN. Sebagai senior software engineering, aku punya apartemen untuk tempatku tinggal, memiliki ibu dan seorang adik laki-laki sementara ayahku sudah lama meninggal. Disini, aku membangun usaha Co-op 21 dengan teman-teman yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri."

Jae menatapnya gamang, "Lo mau tau kan kenapa gue menghindar?"

.

.

.

.

1
mak Ab
aseekkkk
gasss jov, brumm bruummm
mak Ab
pngen bgt d ingetin makan sama jae 🤣
Ita Putri
ya Allah teh🤣🤣🤣🤣🤣tengah malem nglilir kebelet pipis lakok ada notif e rollercoastlove ....ngakak Sampek kepuyuh🤣🤣🤣😭
Lisna Wati
teh sin ya Allah kemana aja seharian aku bolak balik gak nongol² nih bab baru😄
𝐙⃝🦜 happy bertamasya
gak usah dikatakan biar itu jadi rahasia jae dan anak ca op 21 aja
Tysa Nuarista
GK usah jae biar mereka tau yg indah" nya aja
Wandi Fajar Ekoprasetyo
Bianca klo ngomong suka bener deh...... hehehehe
Tysa Nuarista
🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣
dhani mnz
kayaknya tipikal cewe kuat gt ngak sih, ngak mau diikat sama komitmen di awal. Maunya diperhatiin, dimanjain n di buat nyaman tanpa ada status. Dan di saat lengah langsung diiket pake pernikahan. 🤭
dhani mnz
Dan akhirnya bang Rhoma & Ani keluar juga dung di novel ini.. 😄
Bunda Idza
jangan sampai kau buka Jae, setelah ditutup oleh yang Maha Tahu (begitu si.... yang pernah q denger) tapi....Yach walau disebelah alias circle si Abang 2 udah menjadi rahasia umum, gegara om nya desek Yara yang kelewat jujur dan berharap dukungan
Salim S
alhamdulillah teteh sehat kan?suami anak sehat semua kan teh...ya allah setelah sekian purnama bolak balik akhirnya...teh itu maksudnya jae sama bang arlan kali ya bukan arlan sama bang arlan...ah s bianca bisa aja ngeles nya bisnis, bisnis hati ya bian...ciee sekarang udah deg deg an nih hati jae....jantung aman jae...siap siap menerima segala gombalan s jomblo akut jae 😊😊😊😊teteh makasih loh walaupun up di jam jam mata mau merem tapi ok lah selalu di tunggu...
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
bang rhoma ampe dibawa - bawa 🤣🤣
Santi Seminar
akhirnya ,setelah seharian buka tutup NT
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
😆😆😆
ieda1195
🤣🤣🤣 ngena banget inii sihhh, suami idamann
ieda1195
🤣🤣🤣 kampret benar album, dikira belok apa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!