Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegalauan letta.
kurang 6 hari lagi letta akan resmi menyandang status istri dari Lucien Bryan. letta yang malam ini sedang berada di kamarnya merasa pusing dengan semua keputusan mendadak ini.
"oh.. ayah. kau tega sekali menikahkan aku disaat aku lagi ingin bebas bebasnya, " keluh aletta yang kemudian menjatuhkan dirinya diatas ranjang.
"menikah tak pernah terlintas dipikiran ku. apa ini karma ku karena terlalu banyak menolak pria yang menyatakan cinta padaku. ya ampun.... Amoy, mona, pusing gue, " letta mengacak-acak rambut panjangnya.
"ah... mumpung masih ada waktu enam hari lagi. gue puas-puasin deh main sama Amoy dan mona sebelum kebebasan gue direnggut oleh surat wasiat konyol itu, " ucapnya pelan. letta kemudian bangkit berjalan menuju lemari.
ia mengambil kaos oversize putih dengan celana jeans soft blue kemudian memberi bedak tabur diwajah dan dipoles sedikit pewarna bibir berwarna soft pink.
setelah selesai merias diri. letta mengambil gawainya dan sling bag nya kemudian keluar dari kamar.
"bu... letta mau main ke rumah Amoy ya, " letta meminta ijin pada bu mimi.
bu mimi yang masih menonton siaran TV menoleh. "jangan pulang malam-malam! "
"siap kanjeng ratu, letta pulang pagi, " sahutnya dengan cengiran.
"letta....., " ibunya menggeram dengan wajah kesal.
"iya.. iya bu. letta pulang jam sebelas nanti, " letta berlalu ke arah pintu keluar.
"LETTA..!!" teriak bu mimi garang. ia sudah berdiri sambil bersedekap dada.
letta refleks berlari cepat, "ya udah kalo gak boleh, letta pulang jam satu malam, " sahutnya kencang yang langsung menghilang membuat ibunya geleng-geleng kepala.
"ya ampun mas.... bisa-bisanya kamu menurunkan ketengilan kamu sama letta. "
mimi mematikan siaran TV dan berjalan ke arah taman belakang. ia duduk termenung di kursi panjang dibawah pohon pinus.
"aku kangen kamu, mas. bisa-bisanya kamu malah menjodohkan anak kita dengan pria yang sudah dewasa mas. aku ragu dengan rumah tangganya nanti. bisakah suaminya nanti menghadapi keunikan sikap anak kita, " mimi berkata dengan lirih seorang diri sambil menatap pantulan bulan sabit diatas sana.
sementara aletta yang sudah berada di cafe sinar pelangi bersama dua sahabatnya sedang bercanda ria. ia melupakan permasalahannya sejenak.
"eh ta, BTW... calon suami lo tampan gak sih? " tanya Amoy sambil menyeruput segelas jus jeruk di tangannya.
"banget.....malah gak ada obat deh. Tapi ya gitu ekspresinya kaku kayak robot ai, " papar aletta yang menyenderkan punggung nya di badan sofa.
"sialan lu, robot ai gak tuh, " cibir mona yang sudah terkekeh.
"kalo sama regan, gimana ta. secara dia most wanted sekolah kita juga gak ada obat lho, " ucap Amoy.
"hm...., " aletta mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu nya. "ya... sebelas dua belas sama regan, tapi masih lebih tampan dikit calon suami gue. "
"cie.... berarti sudah mengakui nih, " goda Amoy menarik turunkan alisnya.
"regan buat gue ya. lo kan udah ada calon, " kata mona.
"syalan kalian. kapan regan jadi milik gue. aku tuh paling males sama cowok-cowok. ribet tau gak. eh taunya malah mau nikah dadakan. apes... apes..." letta menggelengkan kepalanya frustasi.
"tapi kalo suaminya tampan spek dewa Yunani gue juga mau letta. mau banget malah. biar ada temen bobok, " ujar mona yang lebih centil itu.
reflek aletta dan Amoy menggeplak belakang kepala mona. dan membuat mona mengerucutkan bibirnya.
"kejam kalian, " mona berpura-pura sedih. ia menghapus ujung matanya dengan jari telunjuknya yang tak basah.
"Moy... malam ini ada balapan gak? " tanya letta
"aku denger sih ada. tapi gak tau siapa yang main. " sahutnya sambil mengaduk-aduk isi piringnya yang tinggal sisa sedikit.
"cepet habisin makanan lo. habis itu kita cabut. " titah letta.
dan diangguki oleh kedua temannya.
...----------------...
dikediaman Lucien.
"ma... emang gak bisa dibatalin wasiat konyol itu ma. aku udah punya lupita ma. gak mungkin aku harus menikah dengan anak ingusan itu, ma, " Lucien merayu sang mama yang sedang santai di kamarnya sedang sang papa masih lembur di kantor.
"keputusan sudah bulat, nak. lupakan lupita. aletta gadis yang baik buat kamu. dan kamu harus bisa menghargai dan mencukupi semua kebutuhannya nanti kalau menikah. "
"tapi, ma. aku tidak mencintainya. aku mencitai lupita ma. aku mohon... "
"tidak bisa Lucien. ini sudah kesepakatan dua keluarga. kita terhutang budi dengan ayah aletta nak. dia dulu mendonorkan sebelah ginjalnya untuk papa dan timbal baliknya papa akan mencukupi anaknya pak bara sampai sukses. makanya papa membuat surat perjanjian itu dan ditandatangani oleh bara, ayah aletta. tapi sayangnya bara tak sempat melihat anaknya menikah dengan kamu. pria tampan dan hebat yang sudah keliling dunia." sonya menatap kagum anak tunggalnya.
"sudahi keliling duniamu nak. kembalilah ke perusahaan bantu papa, " ujar sonya lembut. ia berharap Lucien luluh dan mau menerima permintaannya.
"tidak bisa ma. aku sangat mencintai dunia ku. mengoperasikan tombol-tombol di pesawat sudah menjadi keseharianku ma. kalau aku harus menikahi anak itu, baiklah. tapi jangan minta aku meninggalkan karier penerbangan ku ma, " sahutnya dengan wajah yang sudah berubah dingin. kemudian pergi berlalu meninggalkan ibunya seorang diri.
******
"sialan!! " umpat Lucien di dalam kamarnya. ia berbaring telentang menghadap langit-langit kamar. kedua tangannya dijadikan bantalnya dengan ditekuk ke belakang kepalanya.
"aku tidak bisa melupakan lupita dan memutuskan nya. kemi sudah menjalin kasih sejak tiga tahun lalu dan akan berencana menikah tahun depan. bagaimana aku harus menjelaskan padanya. " Lucien frustasi dan mengacak-acak rambutnya.
"kalau begitu, aku akan membuat pernikahan ini bagai neraka. dan dia akan pergi meninggalkan ku dengan sendirinya, " Lucien tersenyum smirk. ia sudah merencanakan sesuatu di awal pernikahannya dengan aletta.
kemudian tak lama pun Lucien perlahan-lahan terlelap dalam dunia mimpinya.
...****************...
"gawat... kemaleman lagi, " aletta mematikan mesin motor sport nya di ujung gerbang rumahnya. "semoga ibu sudah tidur." ia berjalan mengendap-endap sambil mendorong motor sport nya memasuki halaman dan memarkirkan nya di bagasi.
aletta berjalan jinjit dan perlahan tak menimbulkan suara.
cek lek
aletta membuka pintu perlahan dan melongok kan kepalanya kedalam rumah. ia memantau sekitar dan melihat ibunya tidak ada kuliah menghembuskan napas lega.
hufttt....
"aman.ternyata ibu sudah tidur. "ia mengelus dadanya.
aletta melangkahkan kakinya pelan didalam rumah. ia berjalan hati-hati. namun karena kakinya yang terpleset tak sengaja menyenggol vas bunga kecil di pinggir pintu sang ibu. alhasil bu mimi pun terbangun kemudian keluar.
" siapa? " mimi berjalan dan melihat suasana sekitar yang sepi.
"apa letta udah pulang ya. coba aku cek dulu ke kamar nya. " mimi pun berjalan menaiki anak tangga satu persatu ke lantai dua guna memastikan perasaan nya yang gusar.
sedangkan aletta sudah buru-buru berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di kasur serta menarik selimut sebatas dada lalu memejamkan matanya.
letta yang mendengar suara tapak kaki di lantai berpura-pura sudah tidur dengan nyenyak.
cek lek
kriett.... suara pintu didorong pelan. bu mimi memasuki kamar putrinya.
"syukurlah kamu sudah pulang. ibu khawatir sekali tadi. " bu mimi mengecup dahi letta yang licin itu kemudian keluar dari kamar letta.
"huh.... ",letta menghembuskan napas lega.
" untung aja gue tadi buru-buru ganti. kalo gak udah kena ajian semar mendem gue, " cicitnya sambil terkekeh kecil teringat kalau ibunya suka mengomel disaat ia pulang terlalu malam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...