NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:60.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Belas

Aldi terdiam cukup lama setelah mendengar kalimat Elena.

“Aku akan menemani Axel ke luar kota.”

Seakan ada yang menjotos dadanya. Napasnya mendadak sesak. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras.

“Elena!” suaranya meninggi. “Kamu bilang apa tadi?”

Elena mengangkat dagu, menatap suaminya dengan mata merah tapi penuh tekad. “Aku ikut Axel dinas ke luar kota. Itu tugas kantor, Mas. Bukan aku yang minta.”

“Aku nggak izinin kamu pergi!” Aldi spontan melangkah mendekat. Suaranya meninggi, jauh lebih tegas dari biasanya.

Elena terkekeh sinis, meski air matanya masih membekas di pipi. “Lucu ya. Kamu nggak izinin aku pergi kerja, tapi kamu juga nggak berani ngaku kalau aku istri kamu di kantor. Aku harus nurut di rumah, harus diem di kantor, terus aku harus apa, Mas? Jadi bayangan kamu aja?”

“Elena, jangan ngeyel!” Aldi meninggikan suara. “Kamu tahu aku cuma nggak mau masalah ini makin rumit.”

“Rumit?” Elena mengangkat alis. “Kamu tahu nggak yang rumit itu apa? Rumit itu ketika aku harus pura-pura cuma teman kantor kamu, padahal setiap malam tidur di kasur yang sama. Rumit itu ketika aku harus tahan sakit waktu orang kantor ngira Lisa pasangan kamu!”

Nama itu lagi-lagi muncul, membuat Aldi memijit pelipisnya. “Kenapa sih kamu selalu bawa-bawa Lisa?”

“Karena dia selalu ada, Mas! Kamu selalu biarin dia deket sama kamu di kantor. Orang-orang lihat kamu sama dia cocok. Dan aku? Aku harus pura-pura nggak peduli.” Elena menarik napas panjang. “Sekarang, aku cuma mau fokus kerja. Perjalanan keluar kota ini tugas, bukan aku yang minta. Dan tolong jangan larang aku.”

Aldi terdiam. Dada dan kepalanya terasa panas. Rasanya ia ingin menahan Elena, mengunci pintu, biar perempuan itu nggak ke mana-mana. Tapi ia tahu itu hanya bikin masalah tambah besar.

“Elena, aku cuma ....”

“Aku pergi bukan buat senang-senang,” potong Elena cepat. “Aku cuma bawain berkas dan jadi asisten Axel. Mana mungkin seorang CEO mau sama aku? Jangan bikin ini seolah aku yang salah.”

Kata-kata Elena seperti tamparan kedua setelah semalam. Aldi hanya bisa berdiri di ambang pintu, melihat istrinya bergegas mengambil tas kecilnya dan merapikan koper yang sudah ia siapkan.

“Mas, aku harus berangkat. Axel pasti sudah nunggu di kantor.”

“Elena!” Aldi memanggil, tapi perempuan itu sudah keluar kamar tamu tanpa menoleh.

Sepanjang jalan menuju kantor, Aldi tidak tenang. Sampai di parkiran, dia duduk sebentar, menenangkan napas. Tapi semakin dia menahan, semakin dadanya sesak. Akhirnya ia memutuskan mencari Axel langsung.

Kantor masih sepi pagi itu. Beberapa karyawan baru saja datang. Aldi bergegas menuju lantai atas, menuju ruang CEO. Tapi ruang itu kosong. Hanya ada meja rapi dengan laptop tertutup.

“Axel!” panggil Aldi, suaranya menggema di lorong.

Tidak lama kemudian, Axel keluar dari ruang kecil di samping ruang kerjanya. Dia mengenakan kemeja putih, lengan digulung sampai siku, rambutnya rapi, dan seperti biasa wajahnya datar.

“Ada apa, Mas Aldi?” tanyanya santai, meski tatapannya tajam.

Aldi mendekat. “Aku mau ngomong sebentar. Tentang Elena. Apa benar kamu mengajaknya ikut keluar kota?"

"Ya," jawab Axel singkat.

"Kenapa harus Elena, bukan yang lain?"

Axel menaikkan alis, lalu bersandar pada meja. “Kenapa? Bukannya kamu cuma temen kantornya? Aku cuma ajak dia ikut dinas. Itu bagian dari kerjaannya.”

Aldi tercekat. Lidahnya seperti berat. Seandainya ia bisa jujur, ia akan bilang, Axel, dia istriku. Aku nggak tenang dia pergi sama kamu.Tapi kata-kata itu tertahan.

“Kenapa kamu keliatan marah? Bukankah kamu cuma temannya?” Axel mengulangi pertanyaan itu dengan penuh penekanan dan menatap Aldi cukup lama, seolah membaca pikirannya. “Atau … ada sesuatu yang harus tidak aku tahu?”

Aldi meremas jemarinya. “Nggak. Aku cuma khawatir. Dia belum pernah ikut perjalanan keluar kota. Takutnya dia kecapekan.”

Axel menghela napas pendek. “Aku nggak akan bikin dia kerja yang aneh-aneh. Santai aja. Lagi pula, dia cukup kompeten. Aku butuh orang seperti dia di perjalanan ini.”

Aldi menunduk. Rasanya seperti makan buah simalakama. Kalau dia tetap melarang, Axel bisa curiga. Kalau dia jujur, rahasia pernikahannya terbongkar. Ia memilih diam.

“Oke,” ucap Aldi akhirnya. “Kalau itu memang kerjaan … silakan.”

Axel hanya mengangguk. “Bagus. Kamu kan temannya, harusnya dukung.”

Aldi terdiam. Kata-kata Axel seperti sindiran, tapi dia tak membalas. Ia hanya memutar badan, berjalan pergi dengan perasaan berat.

Di ujung lorong, seseorang berdiri dengan wajah kesal. Lisa. Sejak tadi ia menguping percakapan dua pria itu. Tangan Lisa mengepal, rahangnya mengeras. Jadi selama ini Elena yang bikin dia gelisah? batinnya. Gara-gara dia, Aldi bisa menjauh dari aku.

Begitu Axel masuk lagi ke ruangannya, Lisa berjalan cepat ke arah lantai bawah, menuju ruang Aldi.

BRAK! Pintu ruang Aldi terbuka tanpa ketukan.

Aldi yang sedang duduk memijat pelipis langsung kaget. “Lisa? Ada apa?”

“Ada apa?!” Lisa melotot. “Masih nanya? Aku baru denger kamu ngomong sama Axel barusan. Kamu marah dia ajak Elena pergi keluar kota?”

Aldi menarik napas dalam. “Lisa, jangan bikin ribut di kantor.”

“Kenapa? Kamu takut orang tahu? Kamu takut mereka tahu kamu peduli sama Elena?!” Lisa mendekat, suaranya bergetar menahan marah. “Kamu bilang kamu sama aku serius. Tapi sekarang? Kamu sibuk mikirin perempuan itu!”

Aldi berdiri. “Lisa, cukup! Ini bukan tempatnya.”

"Apa kamu masih mencintainya? Kamu hanya mempermainkan aku selama ini?" tanya Lisa lagi. Tak peduli kalau Aldi tampak kesal.

"Lisa ... Elena itu masih istriku. Dia masih tanggung jawabku," jawab Aldi.

"Jadi sekarang kamu merasa bertanggung jawab dengannya?" Kembali Lisa bertanya.

"Lisa, aku capek. Aku tak mau debat."

Aldi langsung membuka laptop dan pura-pura sibuk.

Sementara itu, di lantai bawah, Elena baru saja sampai. Ia menarik koper kecilnya, bersiap menuju mobil perusahaan yang akan mengantarnya bersama Axel. Saat ia melewati lobby, ia melihat Lisa keluar dari lift dengan wajah masam.

Mereka berpapasan. Lisa sempat menghentikan langkah, menatap Elena dari atas sampai bawah. Senyumnya sinis.

“Elena, siap-siap jalan sama Axel ya? Wah … hebat kamu. Baru jadi asistennya udah bisa ikut keluar kota.” Nada bicaranya mengandung sindiran.

Elena hanya tersenyum tipis. “Ini memang kerjaanku. Bukan aku yang minta.”

Lisa mendengus. “Ya, semoga aja kamu nggak bikin masalah di luar kota. Jangan sampai bikin CEO kita jatuh hati sama kamu. Bisa ribet nanti.”

Elena menatapnya datar. “Tenang aja, Lis. Aku nggak punya waktu buat main-main. Aku bukan wanita penggoda yang mudah jatuh cinta, apa lagi mencintai suami orang. Aku tak akan mau. Lagian … Axel bukan tipe yang gampang jatuh hati sama siapa pun.”

Lisa terkekeh sinis, lalu melangkah pergi. Tapi di dalam hatinya, amarah makin membara. Dia merasa kalau Elena menyindirnya.

Di parkiran, Axel sudah menunggu di samping mobil. Ia menoleh ketika melihat Elena datang.

“Kamu siap?” tanyanya singkat.

Elena mengangguk. “Siap.”

Axel membuka pintu mobil untuknya. “Ayo. Kita harus berangkat sekarang.”

Saat mobil mulai melaju meninggalkan gedung kantor, Elena melirik sebentar ke arah jendela lantai atas. Entah kenapa ia merasa Aldi sedang memperhatikannya dari sana. Elena tak peduli. Dia masih kesal dengan sang suami.

1
Eka ELissa
🤣🤣Aldi kmu bkln mnyesl khilngan elen........mlhn milih ular 🐍🐍 kepala dua mcem Lisa 😄😄😄😄🤭
Eka ELissa
nah lohh....knak dehh.......🤣🤭
Ruwi Yah
makasih upnya mam
ken darsihk
Jadi perempuan harus pintar Elll jangan mau di injak 2 , jadi perempuan harus punya harga diri jangan seperti si Lisa borokokok yng hanya mengedepankan nafsuh birahi sajah 😡😡😡
ken darsihk
Nahhh khannn ketahuan dwehhh 😅😅
Teh Euis Tea
makasih mama reni udah dauble up
nur adam
lnjut
Reni
HRD mana tu HRD kasih sangsi dong udah bikin heboh
Apriyanti
lanjut thor up double 🙏
Apriyanti
knp gak di pecat aja lisa dan Aldi nya xel biar Lisa tau rasa
Fitria Syafei
Elena kereeen 👏🏻 mama terima kasih 🥰🥰
🌷Vnyjkb🌷
wesss biarin,, cm barang ini, bisa d bli lg , timbang km d mutil ntar d apart, biarin ellll,, iklaskan🤭
Felycia R. Fernandez: bagusnya sama Axel ya kk,ntar digebukin Aldi lagi
total 1 replies
Ilfa Yarni
good Elena ngapain jg bertahan dgn laki2 seperti itu sayangi dirimu sendiri
ElHi
kadang mau keluar dari hubungan toxic itu luarr biasa susahnya..apalagi kalo udah punya anak2. Beruntung kamu msh blm dikarunia anak Elena......kamu msh LBH leluasa menentukan hidupmu ke depan.
Ratih Tupperware Denpasar
tanks mam sdh double up hari ini.
Salim ah
waaah..kampret kaleyan ber2 ya Lisa Aldi dimanapun akan melakukan hal yg menjijikan 🙄😡
semoga elena kuat melihat perbuatan mereka ber2
Betty Sam
rasain Aldi..ketahuan kn
Ratih Tupperware Denpasar
nah sdh terciduk juga apa duo penghinat itu masih mau ngeles? rasain kamu aldi dpt wanita licik dan sadis..siap2 aja panggilan dari pengadilan agama dan kamu lisa mungkin selama ini kamu menduga perusahan ini mikik si aldi makqnyq kqmu sng locik dan sadis merebutnya dari sahabatmu setelah kamu tahu aldi hanya karyawan diaitu nyesell ga kamu? pastinya nyesellah secara aldi ga sekaya yg kamu kira
Ruwi Yah
tunggu apalagi elen semua bukti nyata udah ada ayo tangkap basah suami dan sahabat bejatmu itu
❤️Rizka Aulia ❤️
ayo lena bukti nya uda kuat km untuk bercerai sama Aldi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!