Setelah mati tertembak, Ratu Mafia yang terkenal kejam, dan tidak memiliki belas kasihan. Tamara sang Ratu Mafia, mendapati dirinya bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang antagonis novel roman picisan bernama sama.
Harus menjalani pernikahan paksa dengan Reifan Adhitama, CEO berhati dingin dan ketua mafia yang tampan, dan juga terkenal kejam dan dingin. Duda Anak dua, yang ditakdirkan untuk jatuh ke pelukan wanita licik berkedok polos, Santi.
Dengan kecerdasan dan kemampuan tempur luar biasa yang masih melekat, Tamara yang baru ini punya satu misi. Hancurkan alur novel!
Tamara harus mengubah nasib tragis si antagonis, membuktikan dirinya bukan wanita lemah, dan membongkar kepalsuan Santi sebelum Reifan Adhitama terlena.
Mampukah sang Ratu Mafia menaklukkan pernikahan yang rumit, mertua yang membenci, serta dua anak tiri yang skeptis, sambil merancang strategi untuk mempertahankan singgasananya di hati sang Don?
Siapa bilang antagonis tak bisa jadi pemeran utama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA PERTUNANGAN
"Calon Istri Boss kalian," jawab Tamara, matanya menatap tajam ke arah gedung timur, seolah-olah dia bisa melihat si penembak jitu.
"Buka pintunya, bawa anak-anak keluar sekarang. Aku akan mengalihkan perhatian," perintah Tamara, tidak memberi ruang untuk bernegosiasi.
Pengawal itu ragu sejenak, tapi melihat ketenangan mematikan di mata Tamara, dan didorong oleh insting pelindung anak-anak, dia segera membuka pintu.
"Ikut saya, Tuan Muda!" ucap pengawal itu, membawa Azka dan Elvaro
Saat Azka dan Alvero keluar dari SUV, tepat pada saat itu, tiga tembakan sunyi beruntun menghantam ban SUV anti peluru itu, membuatnya terpuruk.
"Terlambat!" bentak Tamara.
Tamara menginjak gas, Ferrari putih itu meluncur ke depan, langsung menabrak truk sampah tua itu, menciptakan suara tabrakan yang memekakkan telinga.
BRAKKKKKK
Tabrakan itu tidak main-main. Ferrari itu ringsek di bagian depan, tapi truk sampah itu terpental, menghalangi pandangan dari gedung timur.
Tamara segera keluar dari mobilnya yang sudah rusak, melompat tanpa cedera. Dia berjalan cepat menghampiri Azka dan Alvero yang sudah dilindungi oleh pengawal.
"Lari! Masuk ke gang kecil di depan. Aku akan mengamankan area ini," perintah Tamara pada pengawal itu.
"Tapi Nona... mobil Anda..."
"Mobil itu hanya besi! Nyawa anak-anak itu lebih berharga. Cepat!" bentak Tamara.
Pengawal itu akhirnya membawa Azka dan Alvero lari ke gang yang ditunjuk Tamara.
Azka, yang biasanya cuek, kini menoleh ke belakang, melihat Tamara yang berdiri tegak di tengah jalan, seperti perisai yang tak tergoyahkan. Di tangannya, sebilah pisau lipat taktis baru saja terbuka, berkilauan di bawah sinar matahari pagi.
Beberapa menit kemudian, sirene polisi dan mobil Adhitama Corp berdatangan. Tapi situasi sudah aman, penembak jitu sudah kabur, dan truk sampah itu ternyata sudah dipasang peledak kecil yang sudah dijinakkan.
Damian dan Robert tiba di lokasi, saat mendapat sinyal bahaya dari tuan muda mereka.
Robert dan Damian melihat Tamara duduk di kap Ferrari yang ringsek, dengan wajah tenang.
"Laporkan, Robert," ucap Damian, wajahnya dingin.
"Semua aman, Tuan. Dua Tuan Muda aman, dibawa ke lokasi aman oleh pengawal. Nona Tamara yang mengintervensi," lapor Robert.
"Mengintervensi?" tanya Damian terkejut.
"Ya, Tuan. Nona Tamara mengidentifikasi penembak jitu, lalu mengorbankan mobilnya untuk menghalangi pandangan. Dia juga yang memerintahkan pengawal untuk membawa Tuan Muda melarikan diri ke gang kecil," jawab Robert, menjelaskan, yang tidak menyembunyikan rasa hormat dalam suaranya.
Tamara melompat turun dari mobil yang sudah ringsek itu, mengambil sebatang rokok yang ia dapat dari saku jaketnya, dan menyalakannya.
"Berikan pesan ini pada calon suamiku," ucap Tamara, menghembuskan asap rokoknya.
"Katakan padanya, dia bisa mengacaukan hidupku, tapi jika dia berani membuat anak-anaknya terlibat dalam permainan kotornya, aku akan pastikan dia menyesalinya seumur hidup. Dan mobil yang rusak ini, anggap saja sebagai biaya perlindungan," ucap Tamara dengan senyum miring yang penuh ancaman.
Setelah itu, Tamara membalikkan tubuh, dan berjalan menjauh, meninggalkan asap rokok, mobil ringsek, dan kebingungan di belakangnya.
Kantor Adhitama Corp, Pukul 08.00 WIB
Reifan berdiri di depan jendela kaca, mendengar laporan Damian dengan ekspresi yang tak terbaca.
"Dia menyelamatkan anak-anak?" tanya Reifan, suaranya rendah.
"Ya, Tuan. Dengan cara yang sangat agresif. Dia mengorbankan Ferrari putih milik teman nya," jawab Damian.
"Dia bukan hanya Ratu Mafia. Dia adalah bencana yang mahal," ucap Reifan menyeringai tipis.
"Dia tahu kelemahanku. Dan dia berani menggunakannya," gumam Reifan.
Tiba-tiba, Axel masuk ke ruangan dengan senyum ceria, namun wajahnya berubah saat melihat ketegangan di ruangan itu.
"Ada apa, Tuan muda Adhitama? Pagi-pagi sudah ada drama?" tanya Axel, jangan lupakan wajah konyol nya yang sangat menyebalkan.
"Drama? Tidak. Ada hadiah pagi hari dari calon istriku. Dia menyelamatkan anak-anakku, dan menghancurkan salah satu asetku," jawab Reifan, sambil menunjuk sebuah amplop besar di mejanya.
Amplop itu berisi foto-foto Ferrari putih yang ringsek, dan sebuah surat tulisan tangan yang singkat, hanya berisi tiga kata:
Aku Tahu Batasmu.
Reifan menatap surat itu, lalu beralih ke Axel.
"Dia ingin aku tahu batas, jadi aku akan memperlihatkan padanya batas yang sebenarnya," ucap Reifan.
"Damian, siapkan pesta pertunangan mewah. Hari Sabtu malam. Undang semua koneksi Black Dragon dan koneksi High Society. Buat pesta itu menjadi panggung terbesar di kota ini!" perintah Reifan, dingin.
"Pesta pertunangan? Tapi Tuan, rencananya pernikahan adalah urusan bisnis yang sunyi-"
"Bukan lagi. Sekarang ini adalah pertarungan kekuasaan. Dia ingin dilihat, jadi aku akan membuatnya menjadi pusat perhatian. Tapi bukan hanya sebagai calon pengantin. Dia akan menjadi Ratu yang terpaksa tunduk pada Raja," ucap Reifan, senyumnya dingin, penuh perhitungan.
"Pernikahan akan di lakukan, satu Minggu setelah pertunangan!" lanjut Reifan, tegas.
Reifan Adhitama, sang CEO Dingin, kini benar-benar bersemangat. Pertarungan ini jauh lebih menarik dari yang ia bayangkan.
"Dan kamu Axel, segera lakukan tugas mu untuk mendekati nya!" perintah Reifan, mengingat kan.
"Siap laksanakan Tuan," jawab Axel, bersemangat.
🌼🌼🌼
Sementara itu, Tamara yang sudah berganti pakaian, sedang menyesap kopi di kafe, melihat foto-foto mobilnya yang hancur.
"Tuan Rumah, dia ingin Anda menganggap ini adalah ancaman. Dia menggunakan anak-anak sebagai titik lemah emosional Anda," lapor Sistem 007 di benak Tamara.
"Aku akan memberimu panggung, Reifan. Dan aku akan menjadi Ratu yang akan mengambil alih takhta," gumam Tamara, senyumnya dingin, penuh ambisi.
"Sistem 007, cari tahu semua koneksi Black Dragon, kelemahan keluarga mereka, dan koneksi sosialita yang akan hadir di pesta pertunangan hari Sabtu ini. Aku akan membuat pesta itu menjadi arena perang sesungguhnya," perintah Tamara di dalam benaknya.
"Siap, Tuan Rumah. Data sedang diunduh."
Tamara beranjak dari kursi nya, saat taksi pesanan nya sudah sampai di depan, tujuan Tamara kali ini adalah Showroom Mobil , untuk mengganti mobil Cindy yang sudah rusak, sekaligus membeli mobil untuk dirinya sendiri.
Di Showroom Mobil Mewah.....
Tamara tiba di sebuah showroom mobil mewah eksklusif, tempat di mana hanya mobil-mobil kelas atas yang dipajang.
Tamara berjalan dengan aura yang menarik perhatian para staf, dan para pengunjung, matanya yang tajam menyapu deretan mobil sport dan sedan premium.
Seorang manajer penjualan yang berpakaian rapi segera menghampirinya.
"Selamat pagi, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" sapa manajer itu dengan ramah dan profesional.
"Mobil teman saya mengalami kecelakaan pagi ini, sebuah Ferrari putih. Saya perlu menggantinya, dan sekalian membeli mobil untuk diri saya sendiri," ucap Tamara, lugas tanpa basa-basi.
"Tentu, Nyonya. Jenis Ferrari apa yang rusak?" tanya Manajer itu, sopan.