NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Level Game 1

Di dalam dadanya ada sesuatu yang hangat, tapi samar, perasaan yang belum bisa ia definisikan.

"Hadiah, ya..?” ucapnya pelan, membuka kotak kecil itu dengan perlahan.

Di dalamnya, terbungkus rapi oleh kertas tisu berwarna krem muda,

terdapat sebotol parfum besar dengan desain elegan.

Botolnya dari kaca bening tebal, cairannya berwarna amber muda yang berkilau halus saat terkena cahaya lampu kamar.

Tutupnya berbentuk silinder logam berwarna perak, dan di bagian lehernya tergantung pita tipis berwarna putih dengan huruf kecil bertuliskan “To Kak Alvan.”

“Wih, keren gini, harum pula,” ucap Alvan sambil tersenyum, mengambil parfum yang diberikan Sisi.

Setelah beberapa saat, Alvan tersadar ada sesuatu yang mengganjal di ujung jarinya saat memegang botol itu.

“Eh... apa ini?” gumamnya, alis sedikit berkerut.

Ia baru menyadari ada selembar kertas kecil yang dilipat rapi dan diikatkan di bagian belakang botol dengan pita putih yang sama seperti tadi.

“Buka dulu aja, deh,” ujarnya pelan sambil mulai melepaskan ikatannya dengan hati-hati.

Alvan membuka kertas itu dan tak ada tulisan bagaikan kertas kosong tidak ada tulisan lain, hanya ada kolom tanda tangan yang sudah di tanda tangani dan satu nama yang sudah tertera, “Sisi Fira.”

Alvan mengernyit.

“Ini... kaya pernah liat di film,” ujarnya pelan, mengangkat kertas itu ke arah cahaya.

Kertas itu memang terlihat seperti cek bank, dengan logo kecil di sudut kiri dan garis putus-putus di bagian nominal.

Rasa penasaran membuatnya membuka ponsel, lalu mengetik di kolom pencarian:

“Gambar cek kosong.”

Beberapa hasil langsung muncul dan semuanya tampak identik dengan kertas di tangannya.

Alvan terdiam cukup lama.

Tatapannya bergantian antara layar, lembar kertas di tangannya, lalu ke botol parfum yang memantulkan bayangan wajahnya sendiri.

Ada kebingungan di pikiran nya, bercampur dengan rasa kesal namun anehnya, juga sedikit hangat di dada.

Tiga perasaan itu berputar jadi satu tanpa arah yang jelas.

"Kenapa sisi memberiku “hadiah” sebesar ini?"

Dan ada juga rasa kesal, seolah semua hal di dunia ini bisa diukur dengan uang.

Namun di balik itu, ada juga sedikit rasa senang.

"Senang karena ada seseorang yang bahkan baru ia kenal… sampai rela memberi sesuatu sebesar ini."

Namun rasa kesal dan perhatian itu perlahan menjadi yang paling dominan di dadanya.

Pikiran Alvan berputar, menimbang-nimbang makna di balik semua ini.

"Jika orang yang baru di kenal nya saja bisa diberi hal sebesar ini…

"Bagaimana nanti kalau ada yang mencoba memanfaatkannya?"

Bayangan itu sekilas melintas di kepalanya, membuatnya menghela napas pelan lalu menjawab chat dari sisi.

“Kenapa kasih hal kayak gini sih? Aku cuma niat nolong, gak ada maksud minta apa-apa.”

Tulis Alvan di ponselnya..

Tak lama kemudian, balasan dari Sisi muncul.

“Gapapa kok, Kak, Terima aja"

"Hanya hal kecil gitu aja kok ^_^”

Namun justru kalimat sederhana itu membuat dada Alvan terasa berat.

Bukan karena marah, tapi karena khawatir bahwa kebaikan seperti ini, kalau dibiarkan, bisa disalahartikan atau bahkan dimanfaatkan orang lain nanti.

Jari-jarinya langsung mengetik lagi.

“Hal kecil? Kamu kira semua orang bisa dibeli pake uang?”

“Jangan pernah kasih orang hal sebesar ini lagi.”

“Gak sopan ngasih begitu ke orang yang bahkan belum kamu kenal lama.”

“Dan tolong, jangan chat aku lagi sebelum kamu ngerti gimana caranya hargain orang.” Tulis Alvan secara cepat..

Setelah pesan terkirim, layar ponselnya kembali berbunyi oleh sistem.

Ding!

Alvan menatapnya sebentar, menelan napas, lalu melempar pandangan ke layar game yang otomatis terbuka di ponselnya..

[Tanaman siap dipanen!]

Alvan tersenyum tipis, sedikit lega karena ada hal lain yang bisa ia fokuskan.

Ia menepuk meja sebentar, lalu menekan ladang yang baru saja matang.

"Huh.. Lanjut!" Ucap Alvan.

Kentang-kentang segar sudah muncul, siap dipanen, dan tanpa menunggu lama, notifikasi terdengar lagi.

Ding!

[Kentang 200gr ×2 {×2}]

[Diamond 5 ×2 {×2}]

[Hadiah bisa diklaim di inventory!]

“Wih gila… peningkatan produksi kentang dan diamond sungguh jauh beda dengan wortel!” gumamnya sambil tersenyum lebar.

Ia menghitung cepat dalam kepala:

“Dapet Rp.2.500 per panen, ditambah bonus misi ×2 jadi Rp.5.000 per panen. Modal cuma Rp.1.000! Lumayan banget, untung Rp.4.000 cuma dalam 5 menit!”

Alvan menepuk meja pelan, girang melihat hasil tanamnya berbuah manis.

“Tapi yah… wajar sih, tapi di banding waktunya cuma 10 detik dengan 5 menit,” gumamnya sambil menatap ladang nya di dalam game.

Ia merenung sebentar.

“Apa sebaiknya aku pilih wortel aja terus ya? Rasanya rugi waktu kalau pilih kentang…” pikirnya sambil menyisir daftar bibit yang tersedia.

Dengan mantap, Alvan menekan ikon wortel kembali, menanam di petak yang sudah kosong, kali ini dengan bibit wortel 6 memenuhi ladang dan setelah 10 detik di panen kembali..

Ding!

[Wortel 50gr ×6{×2}]

[Diamond 1× 6 {×2}]

[Hadiah bisa diklaim di inventory!]

Sebelum sempat Alvan senang, sistem memberi notifikasi baru:

Ding!

[Peningkatan Level 1]

[Level kini 1]

[Bibit Jagung sudah terbuka dan tersedia]

[Bibit Wortel dikembalikan waktu seperti awal tanpa bantuan khusus pemula! 3 menit per siap panen]

Alvan tersenyum tipis, sedikit terkejut dengan penambahan waktu wortel tapi senang karena mendapat bibit baru.

“Ah, sekarang pilihan lebih banyak… wortel sudah lebih lama, kentang posisinya lebih untung, dan jagung?

"Hmm, penasaran nih hasilnya bakal seberapa besar,” gumamnya sambil menatap ladang yang kini penuh potensi baru.

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!