NovelToon NovelToon
Pertarungan Cinta

Pertarungan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikah dengan Musuhku / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Aliansi Pernikahan / Konflik etika
Popularitas:980
Nilai: 5
Nama Author: Mrlyn

Dua keluarga yang semula bermusuhan akhirnya memutuskan menjalin aliansi pernikahan.

Posisi kepala negara terancam dilengserkan karena isu menjual negara pada pihak asing disaat perbatasan terus bergejolak melawan pemberontakan. Demi menjaga kekuasaan, Sienna sebagai putri bungsu kepala negara terpaksa menerima perjodohan dengan Ethan, seorang tentara berpangkat letjen yang juga anak tunggal mantan menteri pertahanan.

Bahaya mengancam nyawa, Ethan dan Sienna hanya bisa mengandalkan satu sama lain meski cinta dari masa lalu menjerat. Namun, siapa sangka orang asing yang tiba-tiba menikah justru bisa menjadi tim yang kompak untuk memberantas para pemberontak.

Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan demi mendapatkan kedamaian. Dapatkah mereka menjadi sepasang suami-istri yang saling menyayangi atau justru berakhir saling menghancurkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrlyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 (Pilihan Sulit)

Hari ini begitu berat, tapi Ethan tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan saat Siren akhirnya setuju menikah dengannya di tempat ini.

Sebelumnya Ethan sudah berkali-kali membahas tentang pernikahan pada Siren, tapi gadis itu selalu mempunyai cara untuk menolak dengan alasan tempat ini tidak cocok untuk menggelar pernikahan.

Ethan tahu, dia mengerti dengan baik jika seorang wanita pasti menginginkan pernikahan impian. Tempat ini jelas bukanlah tempat yang cocok, tapi semakin hari, perasaannya pada Siren semakin dalam.

"Kenapa begitu senang?" tanya Iyan menghampiri saat Ethan terus tersenyum sambil mencari sesuatu di dalam lemari pakaiannya.

"Siren setuju menikah denganku," jawab Ethan membuat Iyan seketika tertegun, tapi setalah itu langsung berseru girang.

"Akhirnya tim kita ini akan punya Ibu Persit juga. Selamat Kapten."

Ethan mengulas senyum tipis, tapi kemudian senyumannya perlahan memudar. "Apa aku keterlaluan jika menikahinya disini?"

"Asalkan kamu tidak memaksanya. Di manapun akan terasa membahagiakan." Jawaban Iyan menyingkirkan semua keraguan Ethan.

Setelah berhasil menemukan kotak beludru berwarna merah yang ia sembunyikan diantara tumpukan pakaiannya, Ethan kemudian berpamitan.

"Aku akan melamar Siren sekarang."

"Apa perlu aku membawa pasukan untuk menjadi pemandu sorak?"

"Ck. Jangan menodai acara lamaranku dengan yel-yel mengerikan kalian."

Iyan hanya bisa tertawa usai menerima penolakan dari komandan pasukannya. Namun, tawa itu perlahan menghilang usai Ethan meninggalkan kamar mereka berdua.

"Sepertinya aku memang tidak memiliki harapan lagi," gumam Iyan tersenyum kecut.

Jauh sebelum Ethan dan Siren saling mengenal dan menjalin kasih, ia telah lebih dulu mengagumi Siren. Namun, sepertinya kali ini ia harus mengubur habis perasaannya sepenuhnya.

.........

Ethan melangkah melintasi lorong terbuka penghubung antara bangunan batalion dan ruang medis dengan ekspresi datar cenderung dingin, menyembunyikan perasaan berdebar dalam hatinya yang sudah tidak sabar ingin melamar Siren.

"Kapten," panggil salah seorang tentara yang berlari pelan menghampirinya.

"Lapor, Kapten. Jendral Purnawirawan Jack Martin baru saja tiba dan beliau mengatakan ingin segera bertemu dengan Anda."

"Baiklah, katakan aku akan segera ke sana."

Ethan mendongak, menatap jutaan bintang yang bertebaran di langit malam. "Sepertinya semesta berpihak padaku," gumam Ethan senang.

Ia kemudian melanjutkan langkahnya, tapi tiba-tiba saja terpikirkan mungkin lebih bagus menemui ayahnya terlebih dahulu agar ayahnya juga ikut bisa membujuk Siren bila gadis itu mendadak berubah pikiran.

Dengan tergesa-gesa, Ethan melangkah menuju kantor tempat ayahnya menunggu. Ini bukanlah kali pertama ayahnya berkunjung sejak ia ditempatkan di perbatasan. Laki-laki tua itu selalu berdalih merasa rindu pada masa-masa memimpin pasukan khusus.

"Ayah," sapa Ethan dengan sopan, tapi kali ini Jack tidak terlihat seperti biasanya. Wajah laki-laki berusia 65 tahun itu tampak muram.

Ethan menduga jika ayahnya mungkin sudah mendengar tentang misi penyelamatan sore tadi. Senyumannya seketika menghilang.

"Hormat, Jendral... Kapten Ethan Alexander Martin melapor," ucap Ethan dengan sikap tegap seorang tentara profesional.

"Ethan...."

"Siap. Lapor, Jendral. Hari ini ada penyelamatan dan kami gagal melindungi satu warga. Saya siap menerima hukumannya."

Namun, lagi-lagi Jack malah menghela napas berat. "Sudahlah, duduk dulu. Aku datang bukan sebagai jenderal melainkan sebagai ayahmu."

Ethan tidak lantas duduk, ia menunggu ayahnya duduk lebih dulu barulah ia duduk tegap di hadapan ayahnya.

"Ayah sudah mendengar tentang kejadian sore ini. Para pemberontak itu semakin hari semakin sulit dikendalikan."

"Kepala negara memberikan perintah agar kami tidak memburu para pemberontak, sedangkan jumlah tim kami juga terbatas. Kejadian penculikan kali ini terjadi karena kami kalah jumlah sehingga tidak mampu melindungi seluruh warga yang tinggal di area perbatasan," jelas Ethan.

"Kamu yakin itu sungguh perintah kepala negara?"

"Surat resminya dikirimkan sejak tim kami ditempatkan disini," jawab Ethan dengan penuh keyakinan. "Menurut Ayah, apa mungkin isu yang beredar selama ini benar adanya? Sejujurnya, kepala negara terkesan sangat melindungi para pemberontak."

Sebagai seorang prajurit, Ethan tidak ingin bicara buruk tentang pimpinan tertingginya, tapi selama satu tahun menangani polemik di perbatasan, pemerintah jarang sekali mengirimkan bantuan pada warga yang terkena dampak, tapi justru beberapa prajurit yang berpatroli kerap kali melihat mobil bantuan keluar masuk area terlarang—markas besar pimpinan pemberontak.

"Mungkin saja melengserkan kepala negara adalah salah satu tindakan yang tepat," ucap Ethan dengan hati-hati.

"Ethan, nyatanya dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi. Yang terlihat salah, adakalanya justru dia lah yang paling baik."

"Maksud, Ayah?"

"Membuat rakyat membenci pimpinannya sendiri adalah hal paling mudah untuk memecah-belah suatu negara."

Hening sejenak. Ethan bukannya tidak mengerti maksud dari ayahnya. Dulu ayahnya kalah dalam pemilihan kepala negara melawan Jimmy Foster karena isu membelot. Rumor yang berembus kencang tanpa bisa dihentikan itu mengatakan jika ayahnya adalah keturunan seorang pembelot.

Masyarakat percaya, dukungan besar yang semula digadang-gadang akan mendapatkan kemenangan telak, rupanya berakhir dengan kekalahan yang menyakitkan.

"Kepala negara meminta Ayah untuk menjadi menteri pertahanan kembali," ucap Jack setelah beberapa saat terdiam.

Tentunya hal itu membuat Ethan terkejut setengah mati. Meski tidak terlihat, tapi permusuhan diantara keluarga Martin dan keluarga Foster adalah nyata.

"Apa sebenarnya rencana kepala negara? Kenapa tiba-tiba beliau memberikan jabatan yang bisa semakin menggoyahkan kedudukannya?" tanya Ethan bingung. "Jika Ayah menjabat kembali sebagai menteri pertahanan, itu artinya Ayah masuk dalam empat orang yang bisa menggantikan posisinya, bukan?"

Jack mengangguk pelan. "Waktu silih berganti, Ethan. Permusuhan yang semula terjalin masih bisa berubah menjadi hubungan lain."

"Tapi, Ayah... mereka-"

"Tidak ada yang lebih penting dari kedamaian negara, Eth...."

Ethan terdiam, ia masih tidak mengerti mengapa ayahnya terus terkesan membela kepala negara.

"Saat ini kedamaian negara terancam. Ayah tidak bisa hanya berpangku tangan dan menyaksikan kehancuran negara yang nenek moyang kita dulu perjuangkan. Kita harus mengambil sikap sebelum semuanya terlambat."

Raut wajah Jack terlihat penuh beban. Ia menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya, "Di antara semua penjahat itu, kepala negara adalah yang paling peduli dengan rakyat. Pemberontakan ini disengaja agar rakyat marah dan melengserkan jabatan kepala negara. Jika sampai itu terjadi, maka kita akan kehilangan segalanya. Semua perjanjian tertulis akan otomatis batal."

"Pertambangan, pengelolaan minyak mentah, berbagai sektor sumber daya yang bisa mensejahterakan rakyat akan kembali diambil alih oleh pihak asing. Pada akhirnya kita hanya akan kembali menjadi pengemis di negara sendiri," imbuh Jack.

"Maksud Ayah rumor tentang Kepala Negara yang melindungi para pemberontak adalah bohong?"

Jack mengangguk, "Polanya sama."

Ethan kembali terdiam. Jika benar apa yang dikatakan oleh ayahnya maka ini adalah hal yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Baiklah, aku tidak akan menentang jika Ayah ingin kembali menjadi menteri pertahanan."

Jack mengulas senyum tipis, anaknya yang pemberani akan selalu ada di belakangnya. Namun, senyuman itu kembali memudar. Ia menarik napas lagi. Beban di pundaknya masih terlalu berat.

"Ayah juga akan menyelidiki tentang korupsi pengadaan alutsista yang dilakukan menteri pertahanan saat ini."

"Ayah, kita semua tahu apa yang akan terjadi pada orang-orang yang berani mengusik ketenangan anggota Teratai Putih. Ayah yakin ingin menanggung resikonya? Kita berdua mungkin tidak akan selamat."

"Kamu takut mati untuk negara?"

"Tentu saja tidak," jawab Ethan tegas. "Hidup dan matiku adalah untuk negara, tapi keselamatanmu-"

"Hidup dan matiku juga untuk negara, Eth...."

Jack tersenyum bangga, tapi raut wajah sedih tidak mampu ia sembunyikan apalagi saat melihat kotak berudu yang sejak tadi berada dalam genggaman putranya. Wajahnya kembali murung.

"Kalau begitu, apa kamu mau berkorban lagi untuk negara?"

Ethan tidak lantas menjawab, ia membaca ada yang salah dengan sorot mata ayahnya saat ini. Biasanya sang ayah selalu terlihat mantap dengan apapun yang ia ucapkan dan lakukan, tapi kali ini dia terlihat penuh perhitungan seolah masih ada hal yang membuatnya ragu.

"Katakanlah, Ayah... aku akan mendengarkan."

"Sebaiknya kamu simpan cincin itu. Ayah tidak merestui hubunganmu dengan Siren."

Deg!

Ucapan ayahnya kali ini lebih mengejutkan daripada saat menyatakan akan berkoalisi dengan kepala negara.

"Kenapa Ayah tiba-tiba saja berubah pikiran? Aku pikir selama ini Ayah menyukai Siren."

"Ayah sudah bilang padamu, situasinya telah berubah, Ethan."

Perasaan tidak nyaman langsung memenuhi relung hati Ethan. Firasatnya mengatakan jika akan ada hal besar lain yang akan ayahnya katakan selain penolakan Siren.

"Menikahlah dengan Sienna, dia adalah putri bungsu kepala negara."

Kotak berudu di tangan Ethan seketika terlontar ke lantai hingga cincin yang berada di dalamnya terpental jatuh ke bawah kaki Jack.

Jack kemudian memungut cincin itu lalu mematahkannya.

"Ethan, Ayah tahu ini berat untukmu, tapi Ayah hanya bisa mengandalkan kamu sekarang."

...***...

1
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Mrlyn: ditunggu kak🫶🏻
total 1 replies
knovitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!