 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Salma
Kamal terkesiap. Matanya hampir tak berkedip dan jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat kala dia sadar saat ini wajahnya sangat dekat dengan wajah wanita yang baru saja membuatnya ikut terjatuh karena terpeleset.
Mungkin karena dalam keadaan gelap, Kamal tidak melihat dengan jelas wajah wanita itu dari dekat, tapi Kamal bisa mencium aroma wangi wanita yang membuat jiwa lelakinya kembali meronta.
Apa lagi poisisi terjatuhnya, sebagian tubuh Kamal menempel pada dada si wanita membuat rasa resahnya semakin liar karena Kamal bisa merasakan bulatan kenyal yang tertekan dada bidangnya.
"Aduh." Suara kesakitan yang keluar dari mulut si wanita seketika membuat Kamal tersadar dari pikiran kotornya.
"Eh, maaf, Mbak," ternyata Kamal masih bisa mengontrol keadaan dirinya dan anak muda itu langsung bangkit lalu kembali menyoroti wanita itu dengan cahaya senter dari ponselnya. "Kamu nggak apa-apa, Mbak?"
"Agak sakit kakinya," wanita itu menjawab sembari berusaha berdirii, "Ahh," wanita itu meringis sambil memegang bagian paha sebelah kanannya.
"Sini, Mbak, aku bantu," dengan sigap Kamal sedikit membungkukkan badannya, lalu tangannya berusaha membantu wanita itu untuk berdiri.
Meski perasaannya semakin tak karuan, Kamal berusaha menahan diri agar dalam hatinya tidak ada niat buruk karena keadaannya benar-benar sangat mendukung seseorang untuk berbuat jahat.
Setelah wanita itu berhasil berdiri, kamal lantas menuntunnya agar wanita itu duduk di kursi yang ada tak jauh dari keberadaannya.
Lagi-lagi aroma tubuh si wanita yang wangi membuat Kamal hampir kehilangan fokus untuk membantunya. Kamal pun mendaratkan pantatnya di kursi yang ada di seberang meja tanpa harus menunggu di suruh setelah si pemilik rumah duduk.
"Maaf ya, Mas, jadi merepotkan gini," ucap si wanita yang biasa dipanggil Mbak Salma. sambil memijat kakinya agar nyerinya berkurang.
"Nggak apa-apa, Mbak," jawab Kamal yang memilih melempar pandangan ke arah lain karena apa yang dilakukan wanita itu selalu memancing kamal untuk berpikir kotor.
"Aku lupa, di dapur memang ada yang bocor kalau hujannya deres banget kaya gini," ucap Salma lagi. "Lagian tumben banget jam segini mati lampu, Mana matinya lama banget lagi," gerutunya.
Kamal lantas tersenyum dan sekilas menatap wajah lawan bicaranya yang terkena sorot cahaya remang-remang.
"Ada aliran listrik yang rusak mendadak mungkin," ujar Kamal berpikir positf. di saat bersamaan, Kamal mendengar suara yang keluar dari ponsel miliknya.
Karena ponsel sedang dalam genggamannya, Kamal pun langsung memberi respon sampai Kamal tidak menyadari kalau wanita yang ada di dekatnya sedang memperhatikannya.
"Kamu mau main ps?" tanya Mbak Salma begitu obrolan singkat yang dilakukan Kamal melalui ponsel berakhir.
Kamal sedikit tertegun lalu dia tersenyum. "Rencananya gitu, Mbak, tapi ternyata, di sana juga listriknya mati, jadi teman-temanku pada pulang."
Salma mengangguk samar. "Berarti yang mati listrik merata ya? nggak di tempatku saja," ucapnya dan Kamal hanya mengangguk tanpa bersuara. "Emang kamu nggak capek, habis jualan langsung main ps?"
Kamal kembali tersenyum. "Kalau lagi nggak capek ya nggak terasa, Mbak," jawab anak muda itu. "Lagian aku biasa tidur pagi. Apa lagi sejak ikut jualan martabak."
lawan bicara Kamal pun ikut tersenyum. "Jangan kebiasaan begadang. Nggak baik loh untuk kesehatan," wanita itu lantas memberi nasehat yang memang cukup berguna.
"Ya gimana lagi, Mbak, cari rejekinya juga malam-malam," balas Kamal.
"Iya juga ya," seketika Salma malah tersenyum lebar. "Kamu sudah nikah?" dengan spontan Salma mulai melempar pertanyaan yang menjurus ke hal yang lebih pribadi.
"Belum lah, Mbak, masih bocah aku," jawab Kamal yang kini sudah tidak canggung lagi.
"Masih bocah? emang kamu usia berapa?" tanya Salma lagi.
"Mendekati umur 22, Mbak," jawab kamal jujur.
"Owalah," balas Salma. "Tapi kamu sudah punya calon kan?"
Kamal kembali melebarkan senyumnya. "Calon apa, Mbak? Calon majikan?" Kamal malah menanggapinya dengan bercanda.
"Ya calon istri lah, calon apa lagi emangnya," Salma pun mejadi gemas sendiri.
Lagi-lagi Kamal menunjukan senyum termanisnya. "Jngankan calon istri, Mbak, gebetan aja nggak punya," lagi lagi kamal dengan polosnya memberi jawaban yang membuat lawan bicaranya terkejut.
"Hah!" seru Salma," kamu nggak punya pacar, gitu? Nggak mungkin," Salma pun tak percaya begitu saja. "Padahal kamu ganteng banget loh. Masa nggak punya pacar sih?"
"Ganteng apaan, Mbak, orang biasa aja kok," jawab Kamal merendah, meski ini bukan pertama kalinya dia mendapat pujian seperti itu.
"Eh, serius," kali ini Salma menunjukan raut yang bisa diartikan kalau dia berkata jujur. " "Kamu itu ganteng banget loh. Apa lagi kalau tersenyum. lesung pipimu membuat gantengnya naik drastis. Makanya aneh jika kamu sampai tidak punya pacar sih?"
Kamal begitu tersanjung hingga dia seakaan ingin terbang karena pujian yang terlontar dari mulut lawan bicaranya.
"Jaman sekarang ganteng aja nggak cukup, Mbak. minimal isi dompet juga harus tebal," balas Kamal.
"Nggak juga ah," bantah Salma. "Pasti ada lah, suatu saat nanti, cewek tulus yang mau nerima kamu apa adanya."
Kali ini Kamal sedikit tertawa lirih. "Kayanya nggak bakalan ada deh, Mbak. Apa lagi aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana sekali. Punya motor aja motor milik orang tua, motor lama."
Kali ini Salma agak tertegun lalu tak lama setelahnya dia lantas tersenyum. "Berarti para cewek aja yang buta," ucap wanita itu. "Yang aku tahu, cowok dari keluarga sederhana itu biasanya cintanya tulus. yang aku tahu sih gitu."
kalai ini Kamal hanya tersenyum tanpa membalas ucapan lawan bicaranya. Dia lantas melihat jam yang tertera di ponselnya, ternyata sudah menunjukan pukul satu malam lebih beberapa menit.
"Kamu udah pengin pulang apa gimana?" ternyata gerak gerik Kamal diperhatikan oleh lawan bicaranya. "Sayangnya aku juga nggak ada mantel. kemarin mantelku dipinjam sama adik dan tadi aku lupa buat ngambilnya."
"Nggak apa-apa, Mbak," balas Kamal. "Mungkin hujannya sebentar lagi reda. Lagian lampunya juga belum menyala. emang Mbak berani di rumah sendirian dalam keadaan gelap kaya gini?"
Salma pun kembali tersenyum dan matanya menatap kaki yang sedari tadi dia pijat dan kini sakitnya udah mulai berkurang.
"Kadang aku merasa takut juga sih jika teringat kalau aku tuh sendirian di rumah. Tapi, mungkin karena sudah terbiasa sendiri jadi ya aku harus bisa menepis rasa takut dong, Mas."
"Sudah terbiasa?" Kamal agak terkejut mendengar ucapan lawan bicaranya. "Emangnya, Mbak biasa di rumah sendirian apa gimana?"
Salma pun menjawab dengan anggukan kepala.
"Loh," Kamal kembali terkejut. "Tapi mbak sudah menikah kan?"
Salma pun tersenyum "Sudah," hawabnya. "Tapi, aku tuh sering ditinggal suamiku. Dia bekerja di kapal dan pulangnya enam bulan sekali, makanya aku terbiasa sendirian."
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆