Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Kekhawatiran Si Kembar
“Aku mengerti!” sahut Tuan Jiang karena masalah identitas kedua anak kembar itu memang cukup serius.
“Hai, Pak Tua! Kenapa kau malah menyerang kami, Hah?” seru Yi Chen dengan penuh kemarahan begitu Tuan Lan itu menghentikan serangannya.
“Bukannya tadi kau menawarkan bantuan kepada kami, tapi—”
“Eits … Bukankah aku tadi sudah bilang ingin memastikan sesuatu lebih dulu dari kalian, karena itulah aku menyerang kalian.” Tuan Lan segera memotong perkataan Jia Rui yang jelas akan mengomelinya tanpa henti.
“Mulai hari ini, kalian berdua bukan hanya murid Tuan Jiang tapi juga muridku dan Han Yi! Jadi, ayo berikan penghormatan pada gurumu ini seperti yang kalian lakukan pada Tuan Jiang sebelumnya,” ujar Tuan Lan dengan senyuman tak bersalahnya.
“Tidak akan! Guruku hanya Tuan Jiang saja.” Yi Chen menolaknya mentah-mentah, “Rui, ayo kita pulang saja! Kita tidak perlu tinggal di sini lagi,” sambungnya yang berbalik pergi dengan perasaan kesal.
“Hu’um … Aku juga tidak sudi memiliki guru menyebalkan seperti Pak Tua itu,” ujar Jia Rui mengikuti kepergian saudara kembarnya.
Bukannya marah Tuan Lan marah tertawa senang mendengar penolakan dan perkataan kedua bocah kembar itu yang mengatai dirinya. Dia hanya diam menatap kepergian kedua anak kembar itu yang pada akhirnya akan tetap menjadi murid terbaiknya di masa depan.
“Apakah ayah sudah mengetahuinya sejak kedatangan mereka?” tanya Han Yi yang tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi.
“Bukan mengetahui, tapi merasakan aura dan energi yang terpancar dari tubuh mereka yang masih tersegel,” ujar Tuan Lan yang tentu membuat Han Yi dan Tuan Jiang semakin tidak mengerti.
“Mereka adalah Bing Bai sempurna,” imbuhnya yang membuat Han Yi dan Tuan Jiang seketika membulatkan kedua bola matanya saat mendengar informasi yang sangat mengejutkan itu.
Sebab dugaan mereka adalah kedua anak kembar itu anak dari sang raja siluman, Ye Ding Chen. Rupanya identitas kedua anak kembar itu lebih mengerikan dibandingkan dugaan mereka.
“Apakah ayah yakin tentang hal itu? Bukankah Bing Bai sudah lama sekali tidak muncul di dunia ini? Bagaimana bisa—”
“Aku harus menemui Ibunya secepat mungkin. Bukankah dia bekerja di Biro Penangkapan Iblis, Hantu dan Siluman? Lalu bagaimana bisa dia memiliki anak dengan klan siluman, bahkan bukan sekadar siluman biasa tapi Raja Siluman Ye Ding Chen.”
Tuan Lan sengaja memotong ucapan putrinya agar tidak banyak menanyakan apapun untuk saat ini, tapi dia memberitahukan fakta bahwa ayah kandung dari kedua anak kembar itu adalah Ye Ding Chen, sang raja siluman.
“Jadi memang benar kalau mereka ….” Tuan Jiang tak mau melanjutkan ucapannya, dia takut mulutnya salah bicara lagi.
“Bagus, rahasiakan semua yang kalian ketahui hari ini,” ujar Tuan Lan sembari berjalan pergi menuju ruangan pribadinya.
“Aah … Sepertinya aku perlu mengunjungi teman lama yang saat ini bekerja di dalam biro,” imbuh Tuan Lan dengan senyuman penuh arti.
...****************...
Disisi lain, Yi Chen dan Jia Rui mulai terganggu dengan pertarungan tadi. Dimana mereka jelas menyadari bahwa mereka kelepasan menggunakan aura dan energi spiritual yang seharusnya selalu mereka sembunyikan dari semua orang, bahkan dari ibu mereka sendiri.
“Rui, sepertinya Pak Tua itu sengaja memancing kita untuk mengeluarkan aura dan energi spiritual yang kita sembunyikan dalam pertarungan tadi. Apakah mereka juga mengira bahwa kita adalah putra kembar Raja Siluman, Ye Ding Chen?” Yi Chen langsung mengutarakan apa yang mengganggu hati dan pikirannya.
“Aku juga merasa seperti itu? Haruskah kita kembali untuk memastikannya langsung?” ujar Rui memberikan sebuah saran.
“Haish, aku malas melihat wajah Pak Tua menyebalkan itu lagi. Biarkan saja, bukankah dia bilang ingin membantu. Lagi pula kau merasakan energi positif dari aura dan energi spiritualnya, bukan?” tanya Yi Chen memastikan dugaannya dan benar saja, Jia Rui langsung membenarkan dengan menganggukkan kepalanya.
“Kalau begitu kita lihat saja kedepannya. Apakah Pak Tua itu benar-benar ingin membantu atau hanya bicara omong kosong saja,” ujar Yi Chen yang masih kesal karena rahasianya terbongkar saat pertarungan itu.
“Lalu bagaimana sekarang? Haruskah kita menemui Ibu di Biro untuk melihatnya bekerja?” usul Jia Rui yang bingung mau melakukan apa setelah kabur dari perguruan.
“Sepertinya tidak perlu, sebab Ibu sudah berdiri di depan kita sekarang.”
Yi Chen sengaja berbisik sembari menghentikan langkah kakinya dan juga langkah saudara kembarnya itu untuk menatap ke depan. Sontak Jia Rui pun membulatkan kedua bola matanya, keduanya jelas panik karena baru saja membuat masalah di hari pertama mereka masuk perguruan. Meski secara tidak langsung Pak Tua Lan itu yang memulainya, tetap saja mereka berdua yang mudah terpancing sehingga menyebabkan rahasia mereka terbongkar.
“Jangan katakan apapun yang terjadi di perguruan! Bersikaplah seperti biasanya saja!” ujar Yi Chen pada saudara kembarnya.
“IBU!”
Yi Chen berseru seraya berlari kecil menuju ibunya berada. Jia Rui pun tidak mau kalah, dia ikut berteriak memanggil Ibunya dan berlari lebih cepat agar dia yang lebih dulu bisa memeluk ibunya.
Hua Yi hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat tingkah kedua putra kembarnya yang sudah beranjak remaja tapi tingkahnya masih seperti anak kecil. Meski begitu Hua Yi selalu merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan kedua putra kembar kesayangannya itu.
“Tunggu! Kenapa kalian berdua bisa berada di sini? Bukankah seharusnya kalian mulai tinggal di Perguruan? Apakah di sana terjadi masalah? Atau ada yang mengganggu kalian, hmm? Katakan pada Ibu siapa yang berani mengganggu kedua putra tampanku ini?”
Hua Yi langsung mencecar kedua putra kembarnya itu dengan berbagai pertanyaan yang terlintas di dalam kepalanya.
“Ibu, mana mungkin ada yang berani mengganggu kami berdua, terutama Gege! Hanya saja kami tidak mau tinggal di sana dan meninggalkan Ibu sendirian. Guru Jiang pun setuju kalau kami tetap tinggal bersama Ibu, meskipun kami murid Perguruan Lan sekarang,” jelas Yi Chen dimana semua yang dia katakan adalah kebohongan.
“Aah … Ibu hampir lupa, kedua putra Ibu ini ‘kan sangat hebat! Bahkan Tuan Jiang saja tidak bisa mengalahkan kalian, Ibu sepertinya lupa bahwa kalian sudah bukan anak kecil lagi,” ujar Hua Yi sembari mencubit gemas pipi kedua putranya.
“Tunggu! Ada apa dengan energi spiritualmu, Ibu? Kenapa sangat kacau? Apakah ibu baru saja terluka? Siapa yang berani menyakitimu?”
Jia Rui menyadarinya, bahwa ibunya terluka meskipun bukan luka yang parah tapi terasa jelas aura dan energi spiritualnya seakan di paksa untuk menguar. Ingat, Jia Rui adalah yang terbaik dalam dunia pengobatan sehingga dia langsung menyadari saat ada yang salah dengan kesehatan Ibunya.
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya