Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.
Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?
Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria mesum
Jelita akhirnya membuka matanya kembali meski matanya belum terlalu menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyilaukan.
" Ini seperti bukan kamarku . Meski dindingnya memiliki warna yang sama , tapi barang-barang yang ada di sini bukanlah milikku. Kamar ini terlihat sangat besar . Lemarinya juga berbeda. Jika ini bukan kamarku , lalu ini kamar siapa ?" pikir Jelita dengan wajah yang sangat bingung.
Jelita langsung terduduk sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Ceklek...
Terdengar suara derit pintu yang terbuka hingga pandangan Jelita langsung ke arah pintu.
Di sana berdiri seorang pria yang masuk ke dalam kamar sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Kamar mandinya berada di luar kamar tapi masih bersebelahan.
" Kamu siapa ?" ujar Jelita sambil menunjuk wajah Angga menggunakan jari telunjuknya. Terkejut dengan kemunculan seorang pria asing yang tidak mengenakan pakaian.
" Akhirnya kamu sadar juga," balas Angga dengan santai , dan pura-pura tidak menyadari keterkejutan gadis itu yang melihatnya.
" Apa yang kamu lakukan di sini ? " tanya Jelita dengan tatapan yang sangat tajam. Matanya masih sembab dan memerah akibat menangis.
" Ini rumahku, tentu aku akan melakukan apapun,"
" Aku lupa kalau ini bukan kamarku," pikir Jelita sambil menepuk jidatnya sendiri
" Apakah kamu masih demam ?" tanya Angga . Tangannya hendak terulur menyentuh dahi Jelita tapi gadis itu sudah terlebih dahulu menepisnya.
Melihat air yang menetes dari rambut pria itu membuat Jelita menelan saliva hingga tenggorokannya kering. Pikirannya sudah kacau membayangkan pria itu melakukan sesuatu yang tidak senonoh padanya.
" Apa yang sudah kamu lakukan padaku ? " Jelita melemparkan bantal ke wajah Angga , tapi bantal itu berhasil di tangkap oleh Angga dengan sigap.
"Kamu semalam pingsan sehingga terpaksa aku membawamu kemari. Kamu tahu , aku bahkan sampai tidak tidur karena harus merawatmu. Seharusnya kamu berterima kasih padaku , bukannya malah melempar dengan bantal," terang Angga . Dia merasa aneh karena gadis itu memandangnya dengan sorot mata seperti sedang melihat monster.
" Apakah wajahku terlihat sangat mengerikan ? " pikir Angga
" Pingsan ?" ujar Jelita
" Hmmm, " sahut Angga sembari menganggukkan kepalanya pelan tanpa ingin menjelaskan semuanya pada gadis itu.
" Biarlah gadis itu mengingat sendiri apa yang telah terjadi semalam," batin Angga sambil menatap Jelita.
Jelita berusaha mengumpulkan memori ingatannya meskipun kepalanya masih terasa pusing. Dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa dia bisa berada di rumah pria asing ini.
Perlahan terpikirkan sesuatu oleh Jelita.
" Apakah kamu sengaja meracuniku lalu membawaku ke rumah ini ? Lalu kamu..." Ucapan Jelita terputus. Dia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Memastikan kalau tidak ada yang berubah dari tubuhnya.
Samar-samar Jelita mengingat kalau semalam dia masih ada di jalanan untuk terakhir kalinya dalam ingatannya. Dengan sengaja dia hujan-hujanan , dan setelah itu Jelita tidak ingat apapun lagi.
" Siapa yang mengganti pakaianku ? Kenapa aku mengenakan kemeja seorang pria ? " pikir Jelita sambil meraba-raba tubuhnya sendiri dengan telapak tangannya.
Pandangan Jelita berubah semakin sengit ketika menatap pria yang berdiri di sampingnya.
" Katakan , siapa yang menggantikan pakaianku ? Aku masih ingat kalau kemarin aku tidak mengenakan pakaian seperti ini ? " tuding Jelita dengan wajah memerah menahan amarah.
" Menurutmu siapa yang melakukannya ? " Bukan jawaban yang di dapatkan tapi justru pertanyaan yang terlontar dari bibir pria itu. Bibir sebelahnya tertarik ke atas membentuk senyuman penuh arti. Lagi pula meski dia menggantikan baju ,tapi tangannya masih bisa di tahan untuk tidak menyentuh bagian tubuh gadis itu yang lain.
" Dasar pria brengs*k ! Siapa yang mengizinkanmu melihat tubuhku ? " teriak Jelita dengan sangat marah lalu melemparkan semua bantal yang ada di ranjang ke arah pria itu. Dia tidak terima tubuh polosnya di lihat oleh pria yang bukan suaminya.
" Pasti tubuhku sudah di jamah oleh pria ini. Sungguh sangat menjijikan ," pikir Jelita dengan wajah yang kesal.
" Lalu aku harus bagaimana ? Kemarin kamu pingsan di jalan , sedangkan aku tidak mengenalmu sama sekali. Jadi aku terpaksa membawamu kemari. Pakaianmu juga semalam basah , jika di biarkan aku khawatir kamu semakin kedinginan. Buktinya kamu sampai demam. Aku juga di sini tinggal sendiri jadi terpaksa aku mengganti pakaianmu, " sahut Angga dengan santai. Dia lantas memunguti satu persatu bantal yang terlempar di lantai sambil menyemprotkan antis antiseptik spray di batalnya . Lalu menaruhnya kembali ke tepian ranjang.
" Dasar pria mesum yang sangat menyebalkan ! Beraninya kamu melakukan ini padaku ? " ujar Jelita dengan tatapan mata berapi- api. Dia geram membayangkan ekspresi wajah mesum pria itu ketika melihat tubuh polosnya. Meraba bagian dadanya lalu mungkin menelusurinya dengan jemarinya.
" Hey gadis gila , aku hanya membantumu mengganti pakaian , bukannya melakukan hal apapun lagi. Aku bukan pria mesum yang seperti ada di pikiranmu. Dan aku berani bersumpah demi Ibuku kalau aku tidak melakukan apapun padamu," terang Angga untuk meluruskan apa yang di pikirkan oleh gadis itu.
Seandainya mau ,mungkin dia sudah melakukannya. Namun Angga masih memiliki akal sehat dan hati nurani.
" Hanya membantu kamu bilang ? Aku yakin kalau kamu pasti sudah melakukan sesuatu yang tidak senonoh padaku, " tuding Jelita tidak percaya. Dia sangat yakin kalau pria di sampingnya adalah pria mesum yang kesepian .
" Dasar pria tidak tahu diri ! " umpat Jelita sembari bersungut-sungut. Kata- kata kasar itu terlontar dari bibirnya tanpa di sadari