NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Giok Tersembunyi

Sang Pewaris Giok Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.

Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.

Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.

Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahaya di Wilayah Netral

"Aku adalah Ketiadaan, dan kau adalah Kekacauan," kata Lian. "Aliansi ini adalah lelucon."

Mo Ya akhirnya berbalik, wajah sarjana tuanya yang lelah terlihat jelas di bawah cahaya bulan. "Surga tidak menertawakan hal-hal seperti itu, Li Feng. Sumpah itu mengikat kita, tetapi alasan terikatnya kita adalah kebutuhan kosmik. Sekte Pedang Tersembunyi, dengan kemunafikan mereka terhadap kemurnian, telah menciptakan desakan untuk Kekacauan. Dan Kekacauan selalu membutuhkan Ketiadaan untuk diatur. Kita adalah solusi dan bencana bagi benua ini, semuanya terangkum dalam satu perjalanan."

Lian tidak menjawab, tetapi dia mengerti. Mo Ya telah mengungkap rencananya yang gila, bukan untuk mendapatkan kepercayaan, tetapi untuk menunjukkan bahwa mereka terikat oleh tujuan yang lebih besar dari dendam pribadi mereka. Lian harus tetap bersama Mo Ya untuk mempelajari cara menstabilkan Gioknya, yang sekarang dia tahu memiliki peran penting dalam keseimbangan Racun Primordial.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka keesokan harinya, melewati wilayah pegunungan yang tidak diklaim. Sesuai dengan reputasinya, wilayah netral ini tidak lama kemudian menyajikan ancaman yang lebih nyata daripada filosofi kultivasi.

Saat mereka memasuki celah gunung berbatu, sepuluh sosok muncul dari balik bebatuan. Mereka adalah Bandit, dipimpin oleh seorang kultivator Inti Emas Panggung Awal yang kejam, yang dikenal sebagai 'Pedang Penghancur' Lin, dan dua letnan di sisinya.

Lin mencibir, Pedang Qi-nya berdengung rendah. "Aku mencium bau ramuan Racun dan Giok yang langka. Kalian membawa harta karun dari Lembah Racun Kuno, dan aku akan mengambilnya."

Mo Ya melangkah maju, memancarkan Qi Racun yang busuk. "Pedang Penghancur. Kau akan menyesal melewati batas racunku."

"Racunmu terlalu lambat, Tetua Tua," ejek Lin. "Kami kultivator Pedang murni kebal terhadap kotoran semacam itu."

Perintah diberikan, dan para bandit menyerang. Lin dan dua letnannya menargetkan Mo Ya, menyalurkan Qi Pedang ke dalam serangan yang terkoordinasi untuk menembus Racun Qi Mo Ya. Tujuh bandit sisanya bergegas menuju Lian, yakin bahwa pemuda tanpa Qi ini adalah mangsa yang paling mudah.

Mo Ya segera terpojok. Meskipun ia adalah seorang Tetua Sekte Lima Racun, tubuhnya tua, dan Qi Racunnya adalah senjata yang dirancang untuk pembusukan jangka panjang, bukan baku hantam mendadak melawan Qi murni yang agresif. Dia berhasil menyebarkan kabut Racun yang menyebabkan kebingungan di antara letnan Lin, tetapi Pedang Lin sendiri, yang dibungkus dengan Qi Emas, bergerak cepat untuk menusuk Mo Ya.

"Aku akan memberimu jalan keluar!" teriak Mo Ya, mencoba mengulur waktu. "Li Feng, lari!"

Lian tahu bahwa jika Mo Ya mati, Sumpah Surga akan melenyapkannya juga. Lebih penting lagi, dia akan kehilangan satu-satunya panduan menuju stabilitas Giok dan satu-satunya kunci untuk memahami Racun Primordial Kekacauan.

Dia tidak bisa lari. Dia harus menyerang.

Lian menghadapi tujuh bandit di sekitarnya. Mereka mengayunkan Pedang Qi mereka dengan formasi dasar. Lian, dengan kecepatan yang ia pelajari dari Kitab Pemurnian Jiwa Langit dan didukung oleh Giok Inti-nya yang memurnikan kelelahan, bergerak seperti bayangan.

Dia tidak menggunakan Pukulan Giok yang menghabiskan banyak energi pada setiap bandit. Sebaliknya, ia memfokuskan Giok Inti-nya untuk tindakan defensif minimalis: Pemblokiran Kepadatan Murni.

Ketika Pedang Qi pertama mendekati lengan Lian, dia hanya mengangkat lengannya. Giok Inti berdenyut, dan di permukaan kulitnya, Qi pedang itu hancur. Pedang Qi, yang seharusnya membelah tulang, bertemu dengan apa yang terasa seperti intan tak terlihat. Pedang bandit itu terpental kembali, membuat pergelangan tangannya sakit.

Lian bergerak, memanfaatkan keterkejutan mereka. Dia menggunakan tendangan dan pukulan fisik untuk melumpuhkan mereka, mengandalkan fakta bahwa Gioknya membuat tubuhnya menjadi senjata yang tidak tertandingi dalam hal kekerasan dan kepadatan. Tujuh bandit itu jatuh satu per satu, dihancurkan oleh kekuatan fisik yang melampaui kemampuan Qi.

Lin, yang sibuk melawan Mo Ya, melihat rekan-rekannya jatuh, dan matanya melebar karena terkejut. "Bocah itu... dia bukan kultivator! Dia adalah monster fisik!"

Lin mengabaikan Mo Ya, yang terhuyung-huyung, dan mengarahkan semua Qi Emasnya ke Lian. "Aku akan membelahmu menjadi dua, entah kau memiliki Qi atau tidak!" Pedang Lin bersinar dengan cahaya keemasan yang murni dan ganas. Serangan ini adalah puncak dari Qi Inti Emasnya, dirancang untuk menghancurkan Fondasi lawan.

Lian merasakan ancaman kematian. Giok defensif tidak akan cukup. Dia harus mengakhiri ini.

Dia mengaktifkan Giok Inti-nya, menarik energi dari sumsum tulang dan meridiannya yang telah dipadatkan oleh Giok. Energi itu diubah menjadi kekerasan murni yang terkonsentrasi di tangan kanannya.

“Pukulan Giok yang Membelah Langit!”

Lian meninju, bukan dengan Qi, tetapi dengan Ketiadaan Murni yang diwujudkan sebagai massa padat. Pukulan Giok itu bertabrakan dengan Qi Emas Lin.

Dampaknya adalah keheningan yang mematikan, diikuti oleh suara KA-BOOOM yang memekakkan telinga. Pedang Qi Lin seketika menghilang, tidak dipantulkan, tetapi diserap dan dilenyapkan oleh Giok. Pedang fisik Lin, yang tertutup Qi Emas, retak dari pangkal hingga ujung, dan energi Giok yang melewati Pedang itu menghantam Inti Emasnya.

Lin menjerit, bukan karena sakit fisik, tetapi karena kehancuran spiritual. Inti Emasnya, yang merupakan inti dari kultivasinya, telah dilukai secara fatal oleh Kepadatan Murni. Dia terlempar puluhan meter ke belakang, jatuh tak sadarkan diri.

Mo Ya tersentak, terkesima. Dia melihat Giok itu melakukan dua fungsi yang berbeda: secara pasif memurnikan Racun di tubuhnya dan secara aktif melenyapkan Pedang Qi murni dalam hitungan detik.

"Gioknya... Gioknya melenyapkan Fondasi Qi," bisik Mo Ya, rasa takut bercampur dengan kegembiraan ilmuwan yang menemukan anomali. "Ia tidak hanya menetralkan; ia membatalkan hukum alam."

Lian mengambil napas dalam-dalam, merasakan Inti Gioknya berdenyut dengan kelelahan yang luar biasa. Menggunakan Giok secara ofensif adalah tindakan yang menghabiskan energi secara drastis, jauh lebih besar daripada sekadar menstabilkan Racun. Dia membersihkan sisa Qi Racun dari Mo Ya, dan mereka berdua bergerak cepat, meninggalkan bandit yang hancur.

Sementara itu, di tebing batu yang jauh, tersembunyi oleh Formasi Ilusi sederhana, Lu Chen mengawasi. Dia telah mencatat setiap detail: tujuh bandit yang dikalahkan oleh kekuatan fisik Giok yang defensif, dan Pedang Lin yang hancur oleh pukulan ofensif Giok.

Lu Chen mencatat temuan-temuannya dalam gulungan gioknya dengan gerakan yang cekatan, matanya yang tajam menganalisis fenomena yang mustahil.

Pukulan Ofensif (Kepadatan Murni): Kecepatan luar biasa, kekuatan melampaui Inti Emas Puncak. Efek samping: Giok Inti terkuras secara drastis.

Blok Defensif (Pemurnian Kepadatan): Hampir tanpa biaya Qi. Giok Inti secara pasif menyerap Qi Pedang saat bersentuhan, mengubahnya menjadi ketiadaan. Efek samping: tidak ada.

Kesimpulan Taktis: Inti Giok Li Feng tidak dapat dikalahkan oleh energi (Qi Murni, Racun, Api, Air). Kekuatan fisik yang dilepaskan Giok terlalu mematikan untuk pertempuran langsung. Satu-satunya kelemahan adalah kelelahan. Jika dipaksa untuk terus menggunakan Giok ofensif, atau jika Giok dipaksa untuk memurnikan anomali yang bukan Qi, ia akan mencapai batasnya dan menjadi rentan.

Lu Chen menutup gulungannya, senyumnya dingin dan penuh perhitungan. "Dia telah menguasai Kepadatan Murni. Aku tidak bisa mengalahkannya dengan kekuatan. Aku harus mengalahkannya dengan Formasi yang memanfaatkan fenomena yang tidak memiliki Qi Spiritual, atau dengan menipunya agar menghabiskan cadangan energinya."

Dia melihat ke utara, ke arah Celah Angin Hitam, tujuan Lian dan Mo Ya berikutnya. Lu Chen sudah tahu jebakan apa yang harus dia siapkan—jebakan yang secara khusus dirancang untuk memaksa Giok Lian bekerja melawan sesuatu yang tidak berenergi.

"Celah Angin Hitam," bisik Lu Chen. "Di sana, aku akan menguji batas kelelahannya."

Lian dan Mo Ya, yang kini menyadari bahwa mereka memiliki lebih dari sekadar bandit untuk dikhawatirkan, mempercepat langkah mereka, meskipun mereka tidak tahu bahwa mata paling tajam dari Sekte Pedang Tersembunyi sudah berada tiga langkah di depan mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!