Alya adinda salsabila seorang siswi pintar, cantik, dan populer di SMA prestasi jakarta.
Valen raka nugraha seorang murid terganteng, dingin, cuek, dan dia adalah musuh bebuyutan Alya sejak SMP.
keduanya tidak pernah akur selalu saja bersaing dan saling menjatuhkan secara halus.
namun siapa sangka,suatu malam orang tua mereka memberikan kabar yang mengejutkan Alya dan Valen.
"apa??, gak salah dengar, gua gak mau dijodohin sama dia apalagi kalau sampai menikah! "ucap Alya.
"emang lu pikir gua mau sama lu" ucap Valen.
namun sebanyak apapun mereka menolak permintaan orang tua mereka tidak bisa ditolak jadi terpaksa mereka berdua harus menikah secara diam-diam.
ditambah lagi aturan sekolah yang melarang untuk menikah, kalau sampai melanggar akan dikeluarkan oleh sekolah itu.
bagaimana kisah mereka selanjutnya??
yuk mampir
IG:qilla_kasychan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kasychan_A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20-!
saat ini Valen sudah sampai rumah duluan, tapi Alya belum terlihat. Ia naik ke rooftop sambil merokok untuk menenangkan kepala.
Notifikasi ponselnya berbunyi.
Dari nomor tak dikenal foto Alya dan Arkan duduk berdua di cafe miliknya.
Rahangnya mengeras.
Tiga jam kemudian, Alya akhirnya pulang. Begitu membuka pintu, Valen sudah berdiri di sana menunggunya.
Alya terkejut. “Lu ngapain di sini?”
“Abis dari mana?” suara Valen tenang tapi dingin.
“Tadi pergi sama temen-temen,” jawab Alya.
“Bener? Bukannya sama Arkan?”
Tanpa menunggu jawaban, Valen menunjukkan foto itu.
Alya terdiam. “I-itu…”
“Jelasin maksudnya,” ucap Valen, suaranya makin tegas.
Alya menunduk.
“ALYA ADINDA SALSABILA!”
“Lu salah paham! Gua nggak ada hubungan apa-apa sama Arkan!” jawab Alya terburu-buru.
“Lu bikin gua emosi…”
Dalam sekejap, Valen langsung menggendong Alya menuju kamar dan mengunci pintu.
Alya kaget.“V-Valen! Turunin!”
“Diam.”
Tatapannya tajam cemburu, terluka, takut kehilangan.
“Alya… gua nunggu lu tiga jam. Terus gua liat lu sama dia. Gimana gua nggak kebakar?”
Alya menggenggam mawar di tangannya. “Gua belum jawab apa-apa ke dia.”
Valen mendekat. “Gua benci liat lu sama dia… karena gua peduli sama lu.”
Valen masih berdiri di depan Alya, napasnya berat bukan marah lagi, tapi lebih ke takut.
Takut kehilangan.
Alya mundur sedikit sampai punggungnya menyentuh dinding.
“Valen,lu ga berhak ngatur gua, dan lu kenapa kayak gini sih aneh” ucap Alya.
Valen tersenyum miring, tapi jelas bukan senyum yang senang.
"gua suamilu dan gua berhak ngatur hidup lu"
“Lu masih nanya?”
Dia mendekat selangkah lagi.
Alya bisa merasakan aroma rokok tipis dari jaketnya.
Jarak mereka terlalu dekat.
“Semenjak kapan lu peduli?” Alya mencoba terdengar tenang, padahal jantungnya udah maraton.
Valen menatapnya tajam.
“Gue peduli dari dulu, dari dulu gua cinta sama lu aly"ucap Valen
Alya merasa terkejut dengan omongan Valen.
Valen bersandar satu tangan di dinding tepat di samping kepala Alya, membuat dirinya makin terkunci.
“Alya,” suaranya melembut.
“Gue tau gue kasar tadi… tapi gue nggak suka liat lu sama cowok lain.”
Alya memalingkan wajah, pipinya panas.
“Arkan cuma ngasih bunga. Gue nggak jawab apa-apa.”
“Terus kenapa lu terima?”
Alya terdiam, bingung harus jawab apa
Valen menunduk sedikit, wajahnya tinggal beberapa senti dari Alya.
“Gue takut, Aly.”
“Takut kalo lu beneran suka dia.”
“Takut kalo lu pergi.”
"gua sayang sama lu"
"gua cinta sama lu"
"dari dulu gua udah cinta sama lu, tapi gua ga berani ngungkapin perasaan gua"
Alya menatap mata Valen mata yang biasanya cuek, sekarang kelihatan rapuh.
“Valen…”
Alya mencoba bicara, tapi suaranya kecil.
Valen mengusap pelan ujung mata Alya dengan ibu jarinya.
“Gue nggak pernah minta banyak… tapi jangan bikin gue mikir kalo gue udah telat buat ngejagain lu.”
Dia mundur sedikit, memberi Alya ruang untuk bernapas, tapi jaraknya masih dekat.
“Gue nggak suka Arkan deket-deket sama lu.”
“Apalagi dia nembak lu.”
Alya memegang mawar putih itu.
Valen menatap mawar itu beberapa detik, lalu kembali menatap Alya.
“Terus…”
Suara Valen menurun, dalam dan jujur.
“Jawaban lu… buat gue apa?”
Alya terdiam lama.
Jantungnya kacau.
Valen menunggu untuk pertama kalinya,cowok itu nggak maksa,Hanya menunggu.
Valen masih berdiri sangat dekat dengan Alya.
Begitu dekat sampai Alya bisa merasakan napasnya.
“Alya…” suara Valen terdengar berat.
“Gue nggak bisa pura-pura cuek lagi.”
Alya menelan ludah, jantungnya kacau.
Valen menarik pergelangan tangan Alya pelan, bukan memaksa, tapi seolah memberi kesempatan kalau Alya mau mundur.
Alya tidak mundur.
Valen mendekat lebih dalam.
Detik berikutnya, dunia terasa senyap.
Hanya ada detak jantung keduanya yang saling kejar-kejaran.
Alya memejamkan mata.
Valen menunduk, lalu Valen mendorong Alya ke kasur
Dan..
p
P
pikir sendiri ya, author masih bocil, jadi ga ngerti gitu-gituan
maaf ya guys banyak typo dan cerita ga nyambung jujur aja nih aku geli bikin ginian.