NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:40.8k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Rama?

#18

“Apa yang kamu pikirkan?! Aku tak mungkin menambah panjang daftar kebohonganku pada Al,” pekik Agnes kesal, setelah mendengar ucapan Leon. 

“Ya, mungkin saja, kan? kupikir kamu pasti sangat membenciku sampai-sampai tak mengabariku bahwa kamu hamil.” 

Agnes menyandarkan kepalanya ke pintu, “Saat itu keadaanku sangat sulit, Mama masuk rumah sakit, setelah tokonya mengalami kebakaran.”

“Setidaknya jika menghubungiku, aku bisa memikul tanggung jawab itu, jadi kamu tak perlu menjalaninya seorang diri.” 

Agnes memutar pandangannya, ingin sekali ia mengatakan bahwa berbagai upaya telah ia lakukan untuk bisa memberikan kabar pada Leon, tapi setiap kali menelepon, Agnes selalu berbicara dengan Debby. Mungkin memang sedekat itulah hubungan mereka. 

Kini Agnes tak mau ambil resiko yang nantinya akan membuat hatinya semakin sakit, jika Agnes mengatakan bahwa Debby yang menerima panggilannya, apakah Leon akan percaya? Agnes menyangsikan hal itu, apalagi mereka kini mungkin sudah punya hubungan spesial. 

Jika diceritakan sekalipun, tak akan mengubah apapun di masa lalu mereka. 

Tak! 

Leon memetik jari tangan kirinya, hingga lamunan Agnes buyar. “Kenapa melamun? Bukannya menjawab pertanyaanku.” 

Agnes menyandarkan kepalanya ke pintu mobil, “Bisakah kita berhenti membicarakan masa lalu, sekarang fokus saja bagaimana mengatakan tentangmu dan keluargamu pada Al.” 

Memang benar, jika masa lalu terus diungkit, maka tak akan pernah habis rasa sesal, padahal hidup harus terus berjalan, bangkit dari keterpurukan adalah kunci utamanya. 

“Aku bersyukur sudah berhasil melewati itu semua, dan Mama kembali sehat, itu adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Apalagi Al juga tumbuh menjadi anak yang luar biasa pintar dalam segala hal.” 

Leon hanya diam, walau tak ingin menerima keputusan Agnes begitu saja, tapi ucapan Agnes ada benarnya. Sementara ini fokus pada hal utama, yakni mengatakan yang sejujurnya pada Al. Masalah lain bisa dibicarakan belakangan. 

Walau sebenarnya Leon ingin segera mengisi kekosongan figur ayah dalam hidup Al. 

Tak terasa hampir 1 jam Leon berkendara demi mengantarkan sang mantan istri ke tempat tujuan. 

“Kamu tunggu saja di sini, kalau sudah selesai aku akan mengabari.”

“Tak mau, kita harus menghemat bahan bakar, dan juga demi mengurangi polusi udara akibat emisi bahan bakar.” 

Agnes tercengang, orang kaya hanya menggunakan alasan tersebut bila ada maunya, bila tak ada maunya pasti tak akan demikian bunyi jawabannya. 

“Terserah.” 

Lagi pula modus terlanjur di gunakan, jangan disia-siakan dengan menunggu di mobil, jika bisa berjalan berdua lagi seperti dulu, kenapa tidak? 

Dan benar saja, Leon tak pernah melepaskan Agnes dari jangkauannya, selain mendorong trolley belanjaan, pria itu juga bertanya ini itu yang membuat Agnes harus menahan kesabaran. Karena tak mungkin memarahi Leon di tempat umum begini. 

Setelah menghabiskan waktu 1 jam berkeliling, mereka pun mendatangi kasir untuk membayar. 

“Wah, senangnya belanja di kawal suami,” kata ibu pemilik toko. 

Sementara hidung Leon sudah kembang kempis, Agnes masih menoleh ke sekitar, barangkali wanita itu bicara pada orang selain dirinya. “Saya, Bu?”

“Ya, iya. Mamang siapa lagi yang ada di sini?” 

“Ohh, dia bukan suami saya, dia cuma sopir taksi online yang sedang saya sewa mobilnya.” 

Jawaban Agnes sungguh di luar dugaan, membuat rasa bahagia Leon sesaat lalu, tiba-tiba hancur lebur. 

Leon memanyunkan bibirnya, “Mana ada sopir taksi online ganteng begini?” gerutunya dengan suara cukup keras untuk didengar Agnes dan ibu pemilik toko. 

Namun Agnes mengabaikannya, ia fokus melakukan pembayaran, agar bisa segera pulang dan bersiap mengolah semua bahan tersebut. 

Setelah menata barang belanjaan di bagasi, Agnes kembali duduk di kursi penumpang, rasa lelah membuat kedua matanya lengket dan mengantuk. “Kalau sudah sampai toko, tolong bengunkan aku.” 

Agnes bersedekap, dan mulai mengatur sandaran kursi, tak lama kemudian wanita itu pun terlelap. Ketika mobil berhenti di lampu merah, Leon menoleh menatap wajah damai Agnes yang sedang terlelap. Rasanya seperti mimpi yang menjadi nyata, ketika melihat wanita itu tidur tenang di dekatnya. 

Leon menyibak rambut Agnes yang berantakan menutupi pelipisnya, wanita itu jika sudah pamit ingin tidur maka tak ada bedanya dengan orang pingsan. Apapun yang terjadi di sekitarnya tak mampu membuatnya terjaga dari mimpi. 

Lima tahun yang lalu, Leon baru berani pulang ke apartemen seminggu setelah Agnes pergi dari hidupnya dan dari apartemen mereka. Wanita itu bahkan meninggalkan semua benda pemberiannya termasuk perhiasan dan cincin pernikahan mereka. 

Setelah Agnes pergi dari apartemen mereka, Leon merasa tempat tinggalnya tak ada bedanya dengan ruang hampa tanpa udara. 

Tak ada tawa yang menyambut kedatangannya, tak ada suara bawel Agnes yang mengingatkannya untuk segera pergi ke rumah sakit. “Andai waktu bisa berulang, aku tak akan pernah melepasmu, sekeras apapun kamu memintanya.” 

Leon mengusap bulir air matanya, kemudian kembali menginjak pedal gas, karena lampu sudah berganti warna. 

Hingga tiba kembali di toko, Agnes tak kunjung membuka mata. “Dasar tukang tidur,” gerutu Leon, namun, ia tetap turun dari mobil kemudian meminta bantuan pegawai toko untuk menurunkan barang-barang belanjaan Agnes. 

Pria itu juga menanyakan alamat rumah Agnes, yang ternyata tak jauh dari toko, kemudian mengantar wanita itu hingga ke depan rumah.

Rumah itu minimalis dengan taman yang mulai indah berhiaskan bunga-bunga kesayangan Mama Wina. 

Leon melihat ke sekeliling, matahari mulai terbenam,  tanpa terasa mereka sudah bersama setengah hari ini, rasanya terlalu berat bila berakhir sekarang. 

Pintu rumah tiba-tiba terbuka, Al celingukan berharap sang Mommy yang datang rupanya hanya mobil asing berhenti di depan rumah. 

Leon tersenyum lebar, ia pun turun menghampiri Al, tak sabar rasanya mengatakan bahwa dirinya adalah Daddy yang selama ini Al tunggu-tunggu kedatangannya. 

“Uncle?” sapa Al ketika melihat Leon turun dari mobil. 

Pria itu masuk ke halaman rumah dan langsung berjongkok di hadapan Al, “Hai, Jagoan—” balas Leon sambil menahan air matanya dengan susah payah. 

“Uncle kok tahu rumah Al?” 

Leon berkedip-kedip sejenak, mengusir air mata yang hendak tumpah membasahi wajahnya. “Iya, Uncle mengantar Mommy-nya Al.” 

Al menengok ke belakang Leon, namun, tak mendapati keberadaan Agnes. “Mana Mommy?” 

“Mommy masih tidur di mobil. Bolehkah Uncle peluk Al?”

Al terdiam, namun, tak lama kemudian anak itu mengangguk pelan. Leon tak membuang waktu, ia segera berdiri dengan lutut sebagai tumpuan, berusaha keras agar jeritan tangisnya tak terdengat. Tubuhnya bergetar ketika merasakan debaran rasa bahagia, seperti seorang ayah yang memeluk bayinya untuk pertama kali. 

Dari balik tirai jendela, Mama Wina ikut mengusap air matanya, haru ketika melihat dua jiwa yang saling merindukan itu berpelukan. 

Brak! 

“Mom!” seru Al ketika melihat Agnes turun dari mobil dengan wajah bantalnya yang khas, setelah bangun dari tidur. 

Al memeluk kedua kaki Agnes, bocah itu sangat merindukan ibunya, padahal pagi tadi masih bertemu. “Mom, kenapa Uncle-nya Mayra yang mengantar Mommy?”

“Emm, karena mobil Mommy mogok, sejak kita tiba di kota ini, Mommy lupa membawanya ke bengkel.” 

Al terkekeh, “Memang Mommy pernah ke bengkel? Kan biasanya Uncle Rama yang bawa mobil Mommy ke Bengkel.”

Agnes hanya tersenyum, sementara Leon memandangnya dengan tatapan tak suka manakala ia dan Al membicarakan Rama. 

“Siapa Rama?” 

1
Upi Raswan
aah sengajaaa yaaa
Upi Raswan
thoor...kamu punya kuasa untuk memperpanjang perjalanan kereta, kenapa harus berhenti sekarang hua hua
moon: 🤣🤣🤣🤣🤣

pengennya begitu, tapi othor udah di gethok satpam yang jaga kereta gantung👻👻
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ais
tp jujur ya seandainy si demit ngak ada ditengah tengah rumah tangga leon agnes mungkin agnes ngak akan dgn mudahnya menentukan pilihan hatinya kepd pria lain tp tolonglah nes sadari satu hal perasaan kamu ke rama itu hny perasaan sesaat saja karena rasa terimakasih rama yg begitu perhatian sm kamu dan al aplg ortu rama dl sempat menentang hubungan kmu sm rama dan kmu sndr msh gamang sm perasaan kamu tolong nes pikirkan lagi sblm smuany terlanjur jd penyesalan sdh cukup dulu keputusan kamu yg minta cerai dr leon berakhir slah paham wkt kmu mu ksh kbr soal kehamiln kamu smoga aja leon cpt mengetahui akar msalah sebenarny dan leon msh bs berjuang rujuk sm agnes lagi
Sh
kalau ga datang..kamu masih aman...karena udah beli tiket...siap siap demit...mau di dinamit...booommmm...gosong..the end.....apa masukin kuali aja ???lagi jalan ..ngomel ngomel...di samping ada kuali pisang goreng Pontianak yang gede itu....jahat ya aku...
moon: emang, baru nyadar ya 👻👻👻
total 1 replies
Rahmawati
ternyata al jg denger obrolan mamanya sama rama
Arieee
semoga menemukan jalan terbaik👍👍👍👍👍👍👍👍
Esther Lestari
kamu gak have fun ya Agnes....jawabanmu bikin Leon nyesek.
Al mendengar saat Agnes bilang daddy.

sudah gak naik kereta gantung tapi masih digantung thor😂
Esther Lestari
beli karcis lagi 1x putaran, biar obrolannya berlanjut🤭
moon: nah, Leon gak kepikiran itu 🤣🤣🤣
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
ya Allah di suruh nunggu 🥹🥹🥹🥹
Bu Ninin
heemmm... baby moon sukanya nggantung 🤭
Bunda Aish
senenge lah di gantung-gantung ngene 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
jujur aja Nes 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dih ada ulet bulu 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
didikan yg bagus 👍🏻
Bunda Idza
salahnya ngomong nya mbuletttt aja
DozkyCrazy
up lagi donk kak
Rahmawati
lanjuttt
Rahmawati
hayo leon, pengen liat gimana sikapmu ke Agnes setelah debby datang
Gita mujiati
👍👍bagus ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!