NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris

Kembalinya Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Dihina dan direndahkan oleh keluarga kekasihnya sendiri, Candra Wijaya benar-benar putus asa. Kekasihnya itu bahkan berselingkuh di depan matanya dan hanya memanfaatkannya saja selama ini.

Siapa sangka, orang yang direndahkan sedemikian rupa itu ternyata adalah pewaris tunggal dari salah satu orang terkaya di negara Indonesia. Sempat diasingkan ke tempat terpencil, Candra akhirnya kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada.

Fakta mengejutkan pun akhirnya terkuak, masa lalu kedua orang tuanya dan mengapa dirinya harus diasingkan membuat Candra Wijaya terpukul. Kembalinya sang pewaris ternyata bukan akhir dari segalanya. Ia harus mencari keberadaan ibu kandungnya dan melindungi wanita yang ia cintai dari manusia serakah yang ingin menguasai warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.

Harta, Tahta dan Wanita "Kembalinya sang Pewaris. "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Ta-Tante?" gumam Candra, seketika terbeku.

Sementara tubuh Bram mulai gemetar. Kembali mengingat apa yang ia dengar sebelumnya. Ia tahu betul bahwa dibalik penampilan Rosalinda yang elegan, anggun dan berkelas, tersimpan iblis yang bersemayam di dalam jiwanya. Bagaimana tidak, wanita paruh baya itu berniat mengeksekusi Erlin apabila kekasih dari atasannya itu terbukti berkhianat. Lantas, apakah dirinya pun akan bernasib sama seperti Erlin suatu saat nanti? Bram ketakutan, senyuman yang terukir di kedua sisi bibir Rosalinda seketika terlihat menakutkan bak seorang psikopat di film-film yang pernah ia tonton.

"Kalian mau ke mana malam-malam begini?" tanya Rosalinda, membuyarkan lamunan seorang Candra dan asistennya.

Candra menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal seraya tersenyum cengengesan. "Eu ... anu, Tante. Di sini gerah, kami mau cari udara segar di luar," jawab Candra, berusaha untuk bersikap santai.

"Semoga Tante Rosalinda tak sempat mendengar pembicaraan kami," batin Candra.

"Cari udara segar? Bukannya kamar ini ber-AC? Apa AC-nya rusak?"

Candra sontak menoleh ke arah belakang, di mana satu buah AC tertempel di tembok tepat di atas ranjang. "Entahlah, sepertinya begitu," jawabnya, kembali menatap wajah Rosalinda.

"Lebih baik kalian istirahat, besok kita ada pekerjaan penting," ucap Rosalinda, menatap wajah Candra sejenak lalu mengalihkan pandangan mata kepada Bram yang berdiri tepat di belakang pria itu. "Kamu tidur di kamar ini juga, Bram? Sejak kapan supir tidur sekamar sama majikannya?"

Bram tersentak. "Hah? I-iya, Nyonya. Saya gak tau lagi harus tidur di mana," jawabnya dengan gugup.

"Ada kamar khusus untuk pegawai di rumah ini. Kamu boleh pilih salah satu kamar yang ada di paviliun belakang. Gak etis banget kalian tidur sekamar, kesannya agak gimana gitu," tegur Rosalinda seraya mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding, membayangkan hubungan tidak lazim antara Candra dan juga Bram.

"Ba-baik, Nyonya," jawab Bram dengan terbata-bata.

"Ayo, Tante antar kamu ke paviliun," pinta Rosalinda dengan ramah.

"Hah? Gak usah, Tan. Saya bisa sendiri ko."

"Emangnya kamu tau kamar kamu di mana?"

Bram menggaruk kepalanya sendiri dengan gugup. "Ya, nggak sih, tapi--"

"Udah, jangan banyak bicara. Biarkan Candra istirahat, ikut Tante sekarang," pinta Rosalinda seraya berbalik lalu melangkah meninggalkan kamar.

Candra menoleh dan menatap wajah Bram seraya menganggukkan kepala seolah tengah memberinya isyarat. Bram sontak melakukan hal yang sama sebelum akhirnya mengikuti wanita paruh baya itu. Sementara Candra hanya bisa menatap kepergian mereka dengan perasaan gelisah, kembali menutup lalu berdiri di belakang pintu seraya mengusap wajahnya kasar dengan mata terpejam.

"Syukurlah, Tante Rosalinda tak mendengar pembicaraan kami," gumamnya, kembali membuka kedua mata lalu melangkah menuju ranjang kemudian duduk termenung. "Pokoknya, malam ini juga saya harus menemukan Ibu, kalau tidak, mungkin saya akan kehilangan dia selamanya," gumamnya lagi.

***

Satu jam kemudian, tepatnya pukul 21.30, Candra membuka pintu kamar dengan pelan dan sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun, keluar dari dalam kamar dan pintu pun kembali ditutup secara perlahan. Pria itu berdiri tepat di depan pintu, mengedarkan pandangan mata, menatap sekeliling rumah mewah dengan minim pencahayaan karena lampu utama sudah dimatikan.

Sepi dan hening, hanya terdengar suara jarum jam saja yang terdengar samar-samar, beraturan dan berputar pada porosnya. Rumah tersebut tidak ada bedanya dengan kuburan, tidak terlihat tanda-tanda kehidupan karena penghuninya sudah beristirahat di kamar masing-masing.

"Mudah-mudahan saya belum terlambat," gumamnya, melangkah dengan mengendap-endap menuju area belakang.

Pria itu bahkan menyempatkan membuka satu-persatu ruangan yang ia lintasi, berharap menemukan sang ibu, tapi hasilnya sia-sia. Setiap ruangan yang ia periksa hanya berupa kamar kosong tidak berpenghuni.

"Ya Tuhan, hamba mohon berilah hamba petunjuk-mu, di mana sebenarnya Ibu saya?" batin Candra, menutup pintu terakhir yang baru saja ia buka.

Pria itu melanjutkan langkahnya di tengah-tengah ruangan minim cahaya, hingga akhirnya ia melihat sosok Bram di halaman belakang rumah tersebut, berjalan di kegelapan dan belum menyadari kehadirannya.

"Bram," gumam Candra, mempercepat langkahnya, melambaikan tangan saat jarak mereka sudah lumayan dekat.

"Gimana, Pak Bos. Anda dapet petunjuk tentang keberadaan Ibu Anda?" tanya Bram, menghentikan langkah tepat di depan Candra.

"Kamarmu di mana?"

Bram menoleh ke arah belakang seraya menunjuk pintu yang tertutup rapat. "Kamar saya yang itu, Pak Bos," jawabnya.

"Kalau kamar Erlin?"

"Saya kurang tau, Pak Bos, tapi kayaknya ada di paviliun yang sama seperti saya."

"Dia aman, 'kan?"

"Sepertinya begitu."

"Baiklah, kita cari Ibu sekarang. Pokoknya, jangan sampai ada ruangan yang terlewat dan segera hubungi saya kalau kamu melihat sesuatu yang mencurigakan. Kita berpencar."

Bram menganggukkan kepala, berbalik dan hendak melangkah. Namun, langkah seorang Bram seketika terhenti, segera berbalik dan meminta Candra bersembunyi di suatu tempat.

"Sembunyi, Pak Bos. Ada orang," pintanya, menggenggam pergelangan tangan Candra dan membawanya bersembunyi dengan berjongkok belakang pilar besar.

"Ada apa, Bram?" tanya Candra dengan bingung.

Bram meletakan jari telunjuknya di antara bibir, meminta Candra untuk tidak mengeluarkan suara, lalu menunjuk pintu keluar yang berada di halaman belakang yang tengah ditutup oleh beberapa orang berpakaian serba hitam. Ada sekitar lima orang pria bertubuh besar dengan satu orang pria yang berjalan tepat di depan mereka. Wajah mereka sendiri terlihat samar-samar karena berjalan di tengah-tengah kegelapan, di bawah Sinar rembulan.

"Siapa mereka?" bisik Candra, keningnya seketika mengerut, memandang kelima pria tersebut.

"Sepertinya, mereka orang yang akan memindahkan Ibu Anda, Pak Bos."

"Pucuk dicinta bulan pun tiba, kita gak perlu capek-capek mencari Ibu. Kita ikuti saja mereka," ucap Candra dengan pelan, akhirnya doanya didengar oleh Tuhan.

Bram mengangguk, keduanya mulai berdiri secara perlahan, berjalan mengikuti mereka dengan mengendap-endap di tengah suasana yang minim pencahayaan, sesekali bersembunyi saat mereka menghentikan langkah dan menatap ke belakang. Takut, seperti itulah perasaan mereka berdua saat ini. Keduanya merasa berada di tepi jurang, hidup mereka pun seakan dipertaruhkan di sini. Bagaimana jika orang-orang tersebut menyadari kehadiran mereka?

"Ya Tuhan, lindungilah kami," batin Bram, berdiri tepat belakang tembok bersama Candra.

Sementara mereka berlima mulai membuka salah satu pintu kamar yang berada di paviliun paling belakang. Kamar tersebut bahkan terlihat gelap tanpa pencahayaan di bagian depan. Penampakan luarnya saja terlihat seperti gudang tempat penyimpanan barang-barang yang tidak terpakai.

"Ya Tuhan, jadi Ibu saya disekap di tempat seperti itu?" gumam Candra, kedua tangannya seketika mengepal dengan rahang mengeras, marah.

Candra tiba-tiba berdiri tegak dan hendak melangkah.

"Tunggu, Pak Bos. Anda mau ke mana?" tanya Bram, mencengkram pergelangan tangan Candra, menahan kepergiannya.

"Mau ke mana? Kamu gak liat di sana? Ibu saya disekap di tempat seperti itu, Bram!" jawab Candra dengan penuh penekanan, tapi dengan nada suara yang sedikit ditahan.

"Anda jangan gegabah, Pak Bos. Kita kalah jumlah, mereka berlima dan kita hanya berdua."

"Saya gak peduli," jawab Candra, melepaskan genggaman tangan Bram dan kembali melangkah.

Akan tetapi, langkahnya seketika terhenti saat seorang wanita tiba-tiba menarik telapak tangannya dengan kasar.

"Dasar bodoh!" serunya, membuat Candra terkejut.

Bersambung ....

1
Kimo Miko
sepertinya candra akan dibuat bonekanya rosalinda. kalau memang candra pewarisnya pasti dipertemukan denfan orang tuanya
Yulia Dhanty
bagus dan menarik
Reni: Terima kasih, Kakak❤️❤️❤️
total 1 replies
Kimo Miko
bener candra mengapa bukan rosalinda malah febriana putri. ada hubungan apa rosalinda dan febriana putri?
Kimo Miko
jangan utamakan balas dendam can... biarkan mereka dengan tingkahnya jika bertemu denganmu di sapa dengan baik mereka akam sungkan dan malu sendiri
Kimo Miko
mengspa gak pulang ke rumahmu aja dulu erlin . Emang rumahmu teramat jauh y. pindah cari hotel lain aja
Kimo Miko
lah... candra punya tabungan 4jt yg dikasih ke viona mosok iyo gak bisa bayar. jangan jangan uang kontrakan di embat viona
Kimo Miko
semoga saja candra wijaya anaknya rosalinda yang hilang. pertanyaannya kenapa candra bisa hilang? apakah waktu itu di culik dan dibuang
Sunaryati
Langsung yo the point
Kimo Miko
lanjut kak..,. lihat judulnya jadi tergoda kak...
Reni: Terima kasih, Kakak. Selamat membaca❤️😍
total 1 replies
Kimo Miko
waduhhhhh.... candra kamu kena tipu ... uangmu melayang... tinggalin aja cewek seperti itu bikin strok kalau diterusin. itu ibu derektur baik amat . apalah mungkin yang di cari selama ini si candra? mungkinkah candra anaknya? terus kenapa bisa terpisah?
@Arliey🌪️🌪️
tiba tiba g diakui dong..parah si viona abis dapet duit juga😩
Kar Genjreng
😁 satu kamar extra baht saja ga apa apa
lh
Kar Genjreng
aduhhh Mak Lampir bukan ga mau bayar uangnya di tipu 4 jt duhh niat melamar gatot.ga tau demit cinta sama si menejejer prettt 🤣🤣
Kar Genjreng
shukur ketemu orang tua nya jadi kehidupan nya berbaring terbalik dengan
sekarang ohhh ada yang sengaja niat
jahat menculik Candra jadi tukang sapu jadi viral bertemu orang tua nya yang
tajir melintir setelah hilang 29 th lalu
👍👍
Kar Genjreng
jangan jangan ada hubungan nya ini dengan Nyonya Rosalinda 👍
Kar Genjreng
jahat sekali viona ternyata wanita ga benar pasti Candra pria yang di cari oleh Rosalinda kah ,,,nah Chan apa bila nanti bertemu orang tua nya atau keluarga
jangan mendekati viona itu wanita
ga benar tapi kejam uang melayang
empat jt ga taunya menipumu Chan..😭
Kar Genjreng
mampir ini semoga tambah bagus dan belum TAMAT 👍😂
Reni: Terima kasih banyak, Kakak. 😍❤️
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
kok sepertinya nyonya rosalinda ga tukus sama candra wijaya, dugqqnku dia mau memanfaatin aja sampe dia dpt harta warisan ayahnya candra
knovitriana
kasih iklan buat mu
knovitriana
up Thor jangan lupa mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!