"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 Memarahi Lily
Baru jam 3 sore Robert sudah memutuskan untuk pulang kerumah nya karena merasa begitu lelah bahkan kepala nya sudah mumet .
" Hahhhh, Om udah pulang aja ?" tanya Lily bersalam pada Robert yang berpapasan dengan nya didekat pintu keluar saat Robert akan masuk .
" Mau kemana kamu?" pertanyaan Robert menatap Lily yang tumben sekali memakai celana panjang dan jaket .
" Mau main , bosen aku dirumah " kata Lily tersenyum lebar selain minta izin dia juga minta uang pada Robert.
" Tidak lihat aku sedang capek " ucap Robert menatap Lily sambil geleng kepala .
" Ya gimana nggak capek Om setiap hari kerja mulu nggak ada istirahat nya " kata Lily .
" Ya gimana nggak kerja kalau punya istri kayak kamu lagi capek aja tetap dimintain uang " kata Robert mengeluarkan dompetnya dan memberikan Lily sejumlah uang cash.
" Ehhhh, nggak boleh komplen itu kewajiban kalau aku laki-laki maka Aku yang kasih Om uang " ucap Lily menyatakan tuntutan laki-laki yang kuadrat nya memang menafkahi .
" yasudah pergilah, tapi ingat Lily jangan pulang malam " tegas Robert memberikan aturan.
" Mmmm, jam 9 ya Om " tawar Lily .
" Bodyguard tutup pintu utama " perintah Robert mendengar Lily yang berani membantah iya .
" Enggak, enggak , Om , iya , pulang jelang malam " kata Lily langsung berlari cepat keluar namun juga berlari lagi mengejar Robert kedalam rumah yang baru berjalan beberapa langkah.
" Om , makan dulu aku masak tadi " ucap Lily baru setelah nya pergi .
Robert yang memang sedang lapar langsung menuju ruang makan , sebenarnya lelah tapi juga lapar karena saking sibuknya Robert melewatkan makan siang tadi .
" Apa yang dimasak Lily?" pertanyaan Robert menatap hidangan diatas meja cukup banyak ragam nya .
" Nona Lily memasak telur ceplok " ucap pelayan yang tengah mengisi piring Robert dengan nasi sambil mengulum senyum .
" Gadis nakal itu " geleng kepala Robert menatap 7 tumpukan telur ceplok di piring saji sambil menahan tawa .
" Berikan aku hidangan yang lain " ucap Robert mulai makan dengan tenang .
" Roy , jika lapar ikutlah makan " ucap Robert memanggil Roy yang kebetulan lewat tak jauh dari ruang makan .
" Terimakasih pak Robert" ucap Roy akhirnya ikutan makan karena memang lapar juga .
Awalnya Robert hanya terdiam menatap Roy yang makan disebelah nya malah memilih menu telur ceplok yang Lily masak namun Robert langsung mengambil piring saja itu ketika Roy ingin menambah lagi .
" Makan hidangan yang lain , mengapa kau lebih memilih telur ceplok?" heran Robert masih memegang piring saji yang berisi 6 tumpukan telur ceplok.
" Pak Robert telur ceplok nya enak di makan dengan sambal matah , boleh aku meminta satu lagi " ucap Roy yang suka .
" Tidak , makan hidangan yang lain " ucap Robert bahkan memindahkan lauk di piring nya ke piring lain .
Robert mulai makan hanya dengan telur ceplok serta sambal matah yang dibuat Lily dan walaupun awalnya tidak yakin tapi akhirnya tanpa Robert sadari dia sudah menghabiskan 6 telur ceplok itu sampai Roy heran melihatnya.
" Sejak kapan pak Robert suka telur ceplok?" pertanyaan Roy .
............
3 hari kemudian.
Robert yang tengah berjalan di mall bersama Jessica rekan bisnisnya selesai meeting kaget melihat Lily yang tiba-tiba berdiri didepan menghalangi jalan mereka.
Roy yang melihat itu dari kejauhan langsung berlari menghampiri bersama beberapa staf tidak ingin Lily sampai berpikir kalau Robert sedang jalan bersama seorang wanita di Mall.
Lily hanya tersenyum kecut memandang Robert dari ujung kaki sampai ujung rambut lalu pergi tanpa berkata sepatah katapun.
" Pak Robert mengapa tidak menjelaskan pada Nona Lily nanti kalau dia salah paham bagaimana?" ucap Roy pada Robert yang malah membiarkan saja Lily pergi .
" Apa yang harus aku jelaskan padanya , aku dan Jesicca hanya rekan kerja " ucap Robert cuek bahkan tidak peduli dengan penilaian Lily lagian dia juga tidak merasa melakukan kesalahan.
" Iya pak Robert, lagian kita hanya rekan kerja dan tidak membicarakan hal yang spesial juga " ucap Jesicca tersenyum lalu mereka kembali berjalan diikuti para staf untuk keluar dari Mall karena agenda mereka juga sudah selesai .
Selang beberapa waktu ketika Robert menuruni eskalator dia melihat Lily yang berjalan dan mengobrol bersama seorang pria dengan begitu akrab sambil makan es krim.
Robert tidak bisa menahan diri untuk menghampiri nya !.
" Lily ikut aku " ucap Robert memegang tangan Lily .
" Dave , aku pulang dulu ya " kata Lily tetap melambaikan tangan walaupun Robert sudah menarik tangan nya sambil berjalan .
" Apa sih Om jalan menyeret begini " kata Lily tetap menjilati es krim nya yang sudah meleleh .
" Apa yang kamu lakukan disini , bukannya kuliah malah jalan sama pria lain " ucap Robert memarahi Lily tidak peduli banyak staf nya yang berjalan dibelakang mereka.
" Om juga ngapain, bukannya kerja malah jalan sama cewek lain " ucap Lily membalikkan ucapan Robert.
" Aku bekerja, kamu tidak lihat asisten dan beberapa staf ku ikut . Kami memang ada jadwal meeting di salah satu ruangan di mall ini untuk perencanaan investasi" ucap Robert melirik beberapa orang yang berjalan dibelakang mereka.
" Aku juga lihat selingkuhan Om , mana dia udah pulang ke apartemen kalian " kata Lily dengan wajah sewotnya.
" Terserah kamu mau mikir apa yang jelas , Jesicca itu rekan kerja aku " ucap Robert berjalan dengan wajah dingin nya .
" Dove , juga teman aku, baik lagi, beliin aku es krim " kata Lily menjilat dan memakan es krim di tangan nya sampai habis .
" Beliin es krim doang di bilang baik" ketus Robert tersenyum kecut .
" Emang baik, Dove sangat baik, lebih baik dari ,"
" Dari siapa ?" pertanyaan Robert menyandarkan Lily kepintu mobil yang belum dibuka .
" Mmmmh, nggak tau " kata Lily tersenyum lebar melihat wajah tidak suka Robert yang sepertinya masuk perangkap Lily.
" Pak Robert kita mau kemana?" pertanyaan Roy yang akan menyetir begitu Robert dan Lily duduk dibelakang kemudi.
" Kerestoran Om, aku lapar " kata Lily mengelus perutnya yang terasa lapar .
" Balik keperusahaan" perintah Robert seperti tidak menghiraukan keinginan Lily .
" Mmmm, kalau Om nggak kerestoran aku lempar ponsel Om kejalan sampai pecah " Lily mengambil ponsel Roy di diatas tempat tisu lalu mengancam.
" Lily jika kamu nakal lagi , aku yang akan memecah kepala kamu " ucap Robert menatap Lily yang duduk disampingnya lalu merebut ponsel Roy yang dipegang Lily .
" Wleeeee" cibir Lily memasukkan ponsel Roy kedalam bajunya yang tentunya tidak akan berani Robert mengambil nya apalagi didalam bra .
" Mana ada aku nakal, cuma mau makan kok " cemberut Lily .
" Lily kamu bisa makan diruangan ku nanti " ucap Robert mencoba sabar .
" Mau direstoran, tadi aku mau pergi sendiri salah Om kenapa bawa aku " ucap Lily keras kepala .
Kapan lagi makan direstoran romantis bersama suami tercinta!.
Itulah yang Lily rencanakan.
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny