NovelToon NovelToon
Gadis Simpanan Mas Dewan

Gadis Simpanan Mas Dewan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Trauma masa lalu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Elsheva selalu percaya keluarga adalah tempat paling aman.
Sampai malam itu, ketika ia menjadi saksi perselingkuhan terbesar ayahnya—dan tak seorang pun berdiri di pihaknya.

Pacar yang diharapkan jadi sandaran justru menusuk dari belakang.
Sahabat ikut mengkhianati.

Di tengah hidup yang runtuh, hadir seorang pria dewasa, anggota dewan berwajah karismatik, bersuara menenangkan… dan sudah beristri.
Janji perlindungan darinya berubah jadi ikatan yang tak pernah Elsheva bayangkan—nikah siri dalam bayang-bayang kekuasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir ketahuan

.

.

.

Di parkiran, Bella masih penasaran. “Gila Beb! Cowok seganteng dan sekeren itu ngajakin makan bareng! Lo tolak, sehat nggak sih?”

Els hanya terdiam sesaat, lalu menghela napas panjang. “Justru karena sehat, makanya gue nolak, Bel. Cowok kayak dia tuh… bisa bikin hidup kita ribet kalau terlalu deket. Lo nggak lupa, kan, kalau gue udah nikah?”

Tapi jauh di lubuk hati, Els sadar kalau ada sesuatu di tatapan pria itu yang membuat dadanya bergetar pelan. Bukan sekadar rasa kagum, tapi semacam… peringatan yang sulit ia abaikan.

Samudera masih berdiri tegap di lobi hotel, tatapannya mengikuti langkah Els yang menjauh. Senyumnya tipis, nyaris tak terbaca. Di sampingnya, sang asisten justru tampak tak percaya kalau ada perempuan yang menolak ajakan boss-nya.

“Boss… beneran ditolak barusan? Otaknya nggak geser, kan?” ujarnya, berdecak antara kagum dan heran.

Pria itu buru-buru meraih ponsel, menunjukan sesuatu cepat. “Namanya Elsheva Maharani. Dua puluh tahun. Prestasinya banyak, masuk FK dapat beasiswa, dan dia mahasiswa kedokteran paling populer, most wanted di kampus. Banyak cowok yang ngejar, tapi nggak ada gosip pacaran sama sekali. Keluarganya biasa aja, dan dia udah lama hidup sendirian di kota ini.” jelas sang asssisten lengkap. Dia menelan ludah sebelum menambahkan, “Oh, iya. Kursi VIP tadi… dia dapat langsung dari Pak Heksa.”

Samudera mengangkat alis, separuh tak percaya. “Cuma itu?”

“Iya, Boss. Kayak ada yang nutup akses informasinya. Data mentok semua.”

Samudera menyipitkan mata. “Retas!”

“Udah gue coba. Tapi ada satu jaringan yang belum bisa ditembus.”

"Om Heksa ada hubunganya sama mereka?"

"IYaa, salah satu di antara mereka pasti. Karena kursi VIP yang pak Heksa pesan ada tiga."

Samudera mengangguk pelan, kemunculan Els sejak awal memang sudah memantik sesuatu dalam dadanya. Tatapannya kembali pada arah pintu keluar hotel.

Sementara itu, Els baru saja memarkir mobil di depan kafe miliknya. Dari luar, Kafe itu tampak modern dengan kaca bening yang memantulkan cahaya sore. Logo simpel tapi estetik terpampang jelas di atas pintu. Sebelum besar dan terkenal seperti itu dulunya hanya iseng—sekadar coba jualan online. Tapi sekarang, siapa sangka? Sudah tumbuh jadi tempat yang jadi favoritnya para  mahasiswa dan anak-anak Gen Z. Els sengaja tidak memasang harga tinggi untuk menu-menu di kafenya, semua ia sesuaikan dengan kantong para pelajar.

Begitu melangkah masuk, beberapa pegawai langsung menyapanya dengan antusias.

“Sore, mbak Els!” seru mereka hampir bersamaan.

Els tersenyum hangat. Tidak ada jarak di wajahnya, ia bukan tipe atasan yang merasa tinggi.

“Soreee. Gimana, Nggi?” tanyanya pada Anggi, orang kepercayaan yang selama ini setia mengelola operasional kafe.

“Udah aku kirim ke email, Mbak. Laporan hari ini aman, pemasukan naik. Tenang aja, kita kerja dengan baik, kok.” Anggi terkekeh, berusaha mencairkan suasana.

Rubby ikut tertawa kecil. “Percaya gue. Eh, order makanan gih. Gue laper. Pesanin gimbap, tapi jangan cuma buat gue. Sekalian buat semuanya, anak-anak gudang juga ya.”

“Siap, boss!” Anggi berlari kecil sambil mengeluarkan ponsel.

ELs menuju ruangannya, menaruh tas brandednya di meja kerja, lalu menarik kursi dengan gerakan ringan. Blazer yang tadi ia kenakan di seminar kini dilepas, menyisakan dress ivory yang membuatnya tampak lebih santai. Ia membuka laptop, jari-jarinya mulai menari di atas keyboard. Sesekali ia merapikan poni dengan gerakan cepat, fokus penuh pada laporan yang hampir rampung. Ia ingin segera menyelesaikannya biar sampai rumah tinggal tidur.

Di luar ruangan, cahaya sore menembus ruangan Els, memantul pada rambutnya yang berkilau halus. Sementara pegawai sibuk melayani pelanggan dan menyiapkan menu, Els justru larut di dunia kecilnya—menggabungkan peran sebagai mahasiswa kedokteran sekaligus entrepreneur muda.

***

Hari-hari seperti ini memang melelahkan. Kuliah di fakultas kedokteran sudah cukup menyita waktu, dari pagi sampai sore penuh dengan kuliah teori, praktikum, hingga tumpukan buku yang terasa tak ada habisnya. Itu sebabnya Els, Helza, dan Bella sering memilih menghabiskan waktu di perpustakaan ketimbang nongkrong. lebih tepatnya mereka tidak diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu untuk hura-hura.

Namun, sore tadi Bella benar-benar tidak tahan. Keluar dari perpustakaan, ia mengacak rambutnya sendiri, matanya hampir bengkak setelah menuntaskan untuk menguliti buku setebal tango yang ada ratusan lapis, haha.

“Gue pindah jurusan aja kali yaaa? Otak gue rasanya mau jebol, sumpah!”

Helza langsung ngakak, sementara Els menepuk bahunya dengan wajah setengah nyolot. “Lo udah dua tahun di sini, Bell. Dan masih aja ngeluh hal yang sama. Ngapain dulu lo pilih jurusan ini kalau nggak kuat?”

Bella manyun. “Gue pikir jadi dokter tuh keren, elegan gitu. Tapi ternyata… tugas sama matkulnya bikin pengen guling-guling di jalan raya!”

Els dan Helza kompak tertawa. “Ya udah, abis ini kita ke salon aja. Biar kepala lo adem. Gue juga pengen treatment. Kata Oppa, kantung mata gue udah kayak panda karena begadang mulu,” ujar Els.

Refleks, Helza dan Bella langsung merogoh cermin kecil dari tas mereka, memeriksa wajah masing-masing. Dan, tentu saja, setuju untuk langsung meluncur ke salon langganan mereka. "That's sound great beb, udah paling bener emang kita threatment, manjain tubuh biar otak juga nggak ngbebul terus."

Tidak mau membuang waktu, mereka lantas tancap gas menuju salon langganan mereka.

Namun langkah Rubby terhenti begitu sampai di depan salon. Matanya terpaku pada sebuah mobil merah menyala yang sangat ia kenal terparkir di sana. Hatinya sempat goyah. Ia ingin putar balik, tapi kakinya terus menolak. Salon itu sudah terlalu nyaman, pelayanan stafnya tak tergantikan.

Ia menarik napas pelan, berusaha mengusir degup tak nyaman dan rasa takut yang tiba-tiba menyerang.

“Kenapa, beb?” Helza menghentikan langkahnya, keningnya ikut berkerut melihat Els yang mendadak membeku.

Els menelan ludah. Jemarinya meremas erat tali tas, wajahnya berubah pias. “Itu... mobil istrinya Heksa, Za. Dia pasti di dalam.” cicit Els, hampir seperti bisikan yang ingin ditelan udara.

Helza refleks ikut menoleh ke arah sedan merah yang terparkir asal di depan salon. Logo mewah di bagian kap mobil itu terasa seperti kilatan alarm di mata mereka.

“Hei, chill, babe...” Helza menepuk pelan lengan Els. “Dia nggak tahu apa-apa soal lo, ya kan?”

Elsheva menggeleng samar, napasnya pendek-pendek. “Kalau tiba-tiba tahu, gimana?”

Bella langsung menyambar, nada bicaranya terdengar lebih mantap daripada ekspresinya yang sebenarnya sama cemas. “Suami lo nggak mungkin membiarkan lo ketahuan gitu aja, beb. Lagian Kak Gwen cerdas banget. Dia pasti udah siapin cara buat nyembunyiin lo.”

Sejenak, Els mulai sedikit tenang. Dia menarik napas panjang, mencoba menenggelamkan rasa takutnya. Ia percaya kalau heksa tak mungkin membiarkanya ketahuan “Iya juga sih... hufh. Ya udah, yuk.”

Namun, sebelum mereka melangkah masuk, pintu salon terbuka perlahan. Suara denting bel pintu terdengar begitu nyaring di telinga Els membuat jantungnya hampir meloncat keluar.

.

.

.

1
Rahmat
Mungkin samudra bisa mundur klau tau els udah nikah dgn heksa bukan simpan
Rahmat
astaga aku yg puyeng hubungan mrk
RanumAksara: jangan puyeng2 kak, biar aku aja yang puyeng mikirin alurnya🤣
total 1 replies
Rahmat
Mending jujur klau kalian udah nikah pebinor pergi
Rahmat
Mungkin heksa tau apa yg samudra lakukan pd elsjd lebih amanklau sementara di cafe dulu tinggal biar gak ketemu dgn pebinor
Rahmat
els jujur aja tentang samudra biar heksax gak salah faham dan biar samudrax menjauh
Rahmat
ini nih aku gak suka klau ada pebinor gimana carax menghalau pebinor😠😠
Rahmat
Ada sesuatu yg di sembunyikan davina ckckck padahal menguras harta heksa dan pura"jd istri yg tak tersentuh
Rahmat
Els sllu bener jangan kasih ruang pria lain nanti dlm masalah
Rahmat
jangan"an davina dgn pria lain alias selingkuh jd gak butuh heksa tapi cuman butuh duitx sj bongkar thor
Rahmat
Apa samudera seorg mafia y dan thor jangan mpai elsv berpaling cintax ke lelaki lain maux pk dewan✌️🥰
RanumAksara: Nah, hampir bener tuh🤭
total 1 replies
Rahmat
ngebanyangi aja berdarah hadeh ngeri smangat author😁
RanumAksara: 💙 trimakasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
good job els...biar oppa g salah faham yee kannn 🤗
Sri Wahyuni Abuzar
cerita nya bagus..aku suka
semangat kakak 🤗🤗
RanumAksara: 💙 trimakasih kak
total 1 replies
Rahmat
udah like dan ni komenx smangat thor👍❤️
Rahmat
Komenx sepi likex juga padahal ceritax bagus sllu smangat thor
Rahmat
sukses ritualx thor🤭
Rahmat
Berani mandi berani basah elsv
Rahmat
perkenalan ceritax bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!