NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:111.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 13~ Hobby yang sama

Amar

Hari ini ia akan mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk skripsinya. Sengaja ia lakukan, agar nantinya ia tak heboh dan harus berebut dengan orang lain. Selain belajar dari tugas-tugas skripsi para angkatan sebelumnya, ia juga harus mempelajari dan mencocokkan tema yang akan ia ambil dengan data-data valid dari buku.

Maka siang ini, selepas pulang dari kampus, Amar menolak ajakan para anggota BEM untuk berkumpul mengadakan rapat.

Sudah cukup, waktunya terganggu oleh beberapa catatan kasus pengaduan kasepuhan akhir-akhir ini, membantu ayahanda mengurus bisnis dan tata kelola keraton bersama dengan Bahureksa yang selalu beradu argumen dengannya.

Lebih baik jadi Somantri, yang ayahanda beri tugas mengurus salah satu bisnis keluarga dan sudah, itu saja.

Oke, mari sejenak kita kesampingkan urusan keraton yang tak ada habisnya, acara-acara kebesaran kasepuhan yang telah terjadwal dan bisa membuatnya lelah. Mulai dari seren taun, acara muludan (Maulid nabi) seperti Panjang Jimat, Apeman, siraman panjang.

"Bah," sapanya pada pemilik toko turunan Tiongkok itu.dan sekedar bertanya kabar pun bisa jadi panjang urusan ya dengan beliau. Sampai Amar memutuskan untuk melangkah ke dalam dan obrolan dengan Babah berhenti.

Seperti biasa, ia begitu senang dengan sastra, meskipun memiliki perpustakaan sendiri di keraton, tetap saja....dahaganya akan sastra tetap meronta-ronta mencari buku yang belum terlengkapi.

Amar cukup memuji keberuntungannya, atau kebetulan yang memang sengaja disiapkan Tuhan untuknya. Sebab, sosok gadis yang belakangan berurusan dengannya, beberapa hari mencuri waktu senggang Amar untuk melamunkannya mendadak hadir diantara lorong rak buku.

Apakah bisa ia katakan itu jodoh? Dia, gadis ronggeng yang menurutnya----semakin menarik untuk dahaga rasa penasarannya. Oke, untuk kemarin-kemarin akan ia anggap itu hanya kebetulan semata. Pertemuan mereka di pabrik. Di jalan. Yah! Itu kebetulan, tapi sekarang....apakah ia harus bilang kebetulan yang berlipat ganda, saat Sekar, nama gadis itu. Sedang asik melihat berbagai judul buku, karya sastrawan bangsa.

Disaat gadis ronggeng lain, akan menghabiskan waktunya diantara lipatan baju baru, selendang dan make up, ia justru terdampar diantara tumpukan buku sastra---yang bagi sebagian orang memusingkan. Apa dengan ini, Amar bisa menyimpulkan bahwa kesukaan mereka sama?

"Senang sastra?" tanya nya begitu saja membuat Sekar terperanjat dan meredupkan senyum manisnya. Oh ya ampun! Ia nampak berbeda dalam balutan pakaian casualnya kali ini, ia nampak....cantik sekali. Oh damn! Otaknya memang me sum dan genit! Tapi wajar kan?

Jakunnya naik turun ketika wajah Sekar berubah keruh, tanpa berucap apapun gadis itu mencari celah untuk pergi. Namun sayang, posisinya yang berada di pojok membuatnya harus berpapasan dan melewati Amar terlebih dahulu.

Sekar segera menyudahi pencariannya dan hendak membayar apa yang ada di tangannya.

Wajahnya itu judes judes pengen cium. Oh Amarrrr!

"Eh tunggu. Sekar...benar kan kamu Sekar? Sekar yang itu?"

Kini Sekar berani mendongak menatapnya, "iya. Sekar si gadis ronggeng, yang sudah menghibur kalangan keturunan priyai di pabrik kerupuk." Jawabnya tanpa ampun, judes, galak, tak ada senyum yang terulas seperti awal ia melenggok menari.

Apakah begitu sikapnya bertemu menak?

Amar mengangguk, "bisa saya bicara sebentar Sekar?"

Namun Sekar kini menatap lurus tak tergoyahkan, "maaf Aden. Jika Aden bagus mau menyewa penari ronggeng, Aden bisa mengabari amih Mayang saja, datang ke sanggar Mayang, dimana den bagus Bahureksa sudah tau alamatnya."

Sekar menjaga jaraknya dari Amar, "kalau tidak ada yang akan raden bagus sampaikan lagi, saya ijin undur diri. Takut jika lorong ini terlalu sempit untuk menak seperti den bagus."

Amar mendengus justru menahan pergelangan tangan Sekar, yang praktis membuatnya menepis itu, dan Amar mengangkat kedua tangannya tanda tidak akan macam-macam.

"Oke. Saya tidak akan sentuh." Ia mengambil bangku kayu saat melihat gelagat Sekar yang diam.

"Begini saja, kita ambil jarak aman...agar kamu percaya saya punya etikad baik."

Sekar mengeratkan tangannya di buku-buku yang dipegangnya. Dan Amar melirik itu.

Matahari di batas Cakrawala, Mira W 1980. Bacanya.

"Sesungguhnya, matahari hidup kami memang masih di batas cakrawala. Tapi bukan matahari yang hampir terbenam, melainkan fajar yang hampir menyingsing...Matahari di batas Cakrawala, karya Mira W." Lirih Amar membuat Sekar melirik buku di tangannya lalu menyembunyikan itu di belakang badannya. Amar tertawa kecil, lucu sekali. Telat yayi....

"Tapi saya bukan mau mengulas karyanya hari ini. Eh, tapi...kalau kamu mau, kita bisa berdiskusi tentang---"

"Langsung ke intinya saja, den bagus. Saya tidak punya banyak waktu, teman saya menunggu di kedai."

Amar mengangguk-angguk, teman? Alisnya mengernyit, lelaki atau perempuan?

"Begini. Saya...atas nama kakang Bahureksa, kasepuhan dan diri pribadi...meminta maaf atas kejadian di pabrik kemarin. Saya tau dan saya merasa, jika untuk kali ini saya harus meminta maaf."

Namun Sekar tak goyah, ia tetap menajamkan pandangan dengan wajah kaku, "den bagus tidak perlu meminta maaf. Hal itu memang sudah wajar, kan? Mungkin saya saja yang terlalu kaget dan syok sebab pengalaman pertama kali menjadi ronggeng di acara. Maaf, lain kali saya tidak akan sekaku itu untuk menjadi seorang penghibur."

Amar memandang wajah Sekar yang baginya----entah menyimpan beban apa atau mungkin kegelisahan tersendiri.

"Oke terimakasih, Sekar. Apakah sekarang saya bisa meminta sesuatu?"

Sekar langsung mendaratkan sorot mata tajam bak ularnya, namun Amar justru terkekeh, "gini...gini, bisakah kamu memanggil saya dengan panggilan nama saja? Tanpa embel-embel den bagus jika di luar urusan kasepuhan, seperti sekarang? Kalau besok-besok kita bertemu lagi disini, mungkin."

"Besok-besok?" tanya Sekar sumbang.

"Besok-besok saya sudah menandai jika saya tidak akan kesini lagi. Kalaupun saya ada rejeki untuk membeli buku, saya akan pastikan memilih toko lain..."

"Biar tidak bertemu dengan saya?" Amar tertawa renyah, yang benar saja! Sekar!!! Kamu membuat jiwa lelakiku merasa tercolek.

Dan dengan polosnya, Sekar mengangguk, "saya akan menghindari situasi seperti ini. Jika besok lusa kita bertemu, anggap saja, den bagus tidak mengenal saya. Saya tak ubahnya salah satu butiran debu dari sekian banyaknya polusi jalanan yang hanya sekedar lewat lalu den bagus bersihkan dari kaca mobil."

Amar menggeleng, "apakah bertemu dan berurusan dengan saya adalah kutukan buatmu?" tanya nya kini sudah berdiri dari bangkunya menghampiri Sekar dengan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, Sekar terpundur memastikan jaraknya masih berada di titik aman.

"Karena saya lihat sepertinya kamu merasa begitu?" lanjut Amar.

Sekar menggeleng, namun tak menjawab, "den bagus, maaf. Saya harus segera pergi..." ia menunduk tak berani menatap Amar.

"Amar...hanya Amar, nama saya Amar, jika kamu belum tau."

"Maaf den bagus, saya tidak berani."

Hari ini, Amar bisa memuaskan dahaganya memandangi wajah cantik Sekar yang ada di balik riasan kemarin, dan tebak...ia candu. Apakah gadis ini memasang susuk? Semacam pelet?

"Maaf aden, saya benar-benar harus pergi..." ia sudah memohon dengan sorot wajah ketakutannya seperti waktu lalu, dan Amar....tak bisa untuk membiarkannya.

Ia menggeser posisinya, memberikan celah untuk Sekar melewatinya begitu saja.

Sekar, gadis yang tak pernah berbalik untuk sekedar menoleh, Amar harus kembali melihat punggung kecil itu pergi menjauh dengan rambut panjang, hitam dan bergelombang di ujungnya.

.

.

.

.

.

1
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
Fitria Syafei
Yang sabar ya Sekar 🥹 Amar kejar terus ambil hatinya 👌 Kk cantik terimakasih 😘
Attaya Zahro
Meski anda membuat rencana indah tapi kalo Alllah tidak meridhoi,semua tak akan terwujud.Ingat..manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Allah yang menentukan,cam kan itu kanjeng.Kalo anda ingin dihormati maka jangan berlaku semena-mena kepada orang lain
'Nchie
sombong amat dah bunda ini🤭🤭
Maria Kibtiyah
emang kasian yg jd mantu sekar contoh ya alvaro
Attaya Zahro
Katanya orang berpendidikan tapi mulutnya bak sampah,asal jeplak aja.Kalo berpendidikan harusnya tau etika dan tata krama 👊👊
𝐙⃝🦜ᵏᵉʳᵃᵏ_🆂🆄🅻🆃🅸🅽
nenek lampir, hanya karena Menak jadi bisa menghina orang lain sebegitu nya, menganggap orang lain sebagai tikus
Attaya Zahro
Seharusnya sebagai Raden Ayu bersikaplah yang bijak dan jangan merendahkan seseorang hanya karena derajat yang berbeda karena pada sejatinya dimata Tuhan semua sama.Jangan mentang² punya kekuasaan lantas bersifat angkuh dan sombong.Ingatlah didunia ini tak ada yang kekal abadi,roda kehidupan pasti berputar.Selagi berada diatas bertindaklah yang bijaksana karena suatu saat pasti akan dibawah juga.
isni afif
🥰🥰😻😻☺️🤭🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh sin....
Helmi Yulianto
bagus banget👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!