NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:67.6M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Godaan dari Syaiton yang Terkutuk

Juno POV

Sejak dua hari kemarin Bulan pulang ke Bandung, kenapa ia tidak pernah mengirimkan pesan. “Hmmm...Anehh…”

Biasanya minimal satu kali dalam sehari dia mengirimkan pesan, sekedar menanyakan apa kabar atau menanyakan ini itu yang sebetulnya tidak penting. Sekarang sudah hampir tiga hari dia sama sekali tidak mengabari apapun, tumben.

Sampai sekarang aku masih memikirkan perasaanku pada dia, terkadang merasa menyesal mengapa menyerah mengikuti keinginan Mama untuk mencari pasangan hidup. Seharusnya aku tidak menyeret dia dalam lingkaran setan permasalah pribadiku, hanya menambah masalah dan pikiran saja pada akhirnya.

Awalnya aku pikir dengan menyetujui keinginan Mama untuk melamar Bulan, akan menyelesaikan masalah soal keinginan Mama akan kekhawatiran pasangan hidup. Tapi ternyata selesai satu masalah malah menimbulkan masalah yang lain.

Mama memang sekarang sudah tidak lagi menjodoh-jodohkan aku dengan anak temannya,  mengomel soal aku yang tidak pernah mau membawa teman wanita, atau mendengar keluh kesahnya soal ingin melihatku punya pasangan. Sekarang Mama terlihat tenang dan bahagia setelah aku bertunangan dengan Bulan.

Tapi masalah lain yang muncul adalah Bulan yang membutuhkan perhatian dan kerap mengirimkan pesan, yah wajar sebetulnya kalau sekarang dia menuntut perhatian. Posisinya sudah berubah dari asalnya fang girl menjadi tunangan. Aku masih ingat dulu saat dia dan Afi masih kuliah, terlihat malu-malu dan gugup kalau melihatku. Cenderung kelihatan bodoh malah, melirik diam-diam dan kelihatan malu-malu. Jauh berbeda dengan … shitss kenapa jadi memikirkan perempuan itu.

Hufftt… apa aku yang harus mengirimkan pesan lebih dulu?, mungkin dia sudah mulai merasakan kalau aku seperti tidak peduli. Afi selalu menyumpahi kalau nanti aku akan menyesal memperlakukan Bulan seperti itu. Ok.. bisa mengerti kalau dia membela sahabatnya. Tapi butuh waktu untuk bisa menerima dan memandang dia sebagai calon pasangan hidup. Sulit untuk mengembangkan imaginasi dan memandang dia sebagai perempuan bukan sebagai adik.

Ting---Ting

Hahahaha… ternyata dia juga memikirkan aku. Hampir saja aku mengirimkan pesan duluan padanya.

“Kang Juno… Maaf aku baru kasih kabar. Kemarin selama di Bandung sibuk nemenin Bapak sama Ade. Hmmm ada sedikit oleh-oleh kemarin beli Batagor sama Baso Tahu, kalau ada waktu bisa ketemu?”

Kang Juno… hahaha sejak kapan aku berubah panggilan menjadi akang. Rupanya dia ingin merubah panggilan supaya berbeda dari Afi. Hahahaha menarik….

“Sejak kapan aku jadi Akang?” hahahaha pengen tau reaksi anak itu kalau di introgasi kaya gini pasti panik. Lumayan ada hiburan, habis rapat desain rumah empat jam bikin kepala pusing. Mainin anak kecil bisa jadi bikin otak encer lagi.

 “Ehh… emang gak boleh? Hmm pengen aja manggil akang.. Boleh yah?” hahaha gak percaya diri dia.

“Aku gak suka… kedengeran kampungan… keliatan orang daerahnya” hahahaha…. Lama dia gak jawab.

“Iya deh.. Aku balik lagi manggilnya Kakak” hahahah… kan anak itu cemen, gak bisa bersikeras kalau punya keinginan… bener-bener beda sama dia.

Hufft… susah, kenapa selalu membandingkan semua perempuan dengan dia. Aku harus benar-benar menghapus semua memori tentang dia. Bisa-bisa jadi perjaka tua kalau memikirkan dia terus.

Author POV

Bulan memandang handphone nya dengan lemas dan tidak bersemangat. Dia sudah mengumpulkan semua keberanian untuk mencoba memanggil Juno dengan panggilan yang berbeda, tapi baru saja melakukan percobaan pertama langsung mental. Juno tidak suka dipanggil Akang, padahal kan dia selama hampir 5 tahun tinggal di Bandung kenapa tidak suka dipanggil dengan nama panggilan itu, trus nanti dia akan menikah dengan orang Bandung apa salahnya dipanggil dengan panggilan Akang, pikir Bulan

“Kenapa loe… kaya baru kehilangan duit saham” Afi duduk di sampingnya sambil membawa semangkuk bakso yang tampak panas mengepul.

“Kamu kok bisa cepet dapat baksonya… punya aku mana?” Bulan langsung mengedarkan pandangan ke stand baso, ia juga memesan menu makan siang yang sama dengan Afi.

“Datangin langsung, trus tungguin. Pas ada yang udah jadi bumbuin sendiri gak usah nunggu antrian... langsung embat….wgwgwggwgwgw” tertawa Afi seperti terdengar seperti suara mesin fotocopy yang suka macet di lantai dua.

“Sekalian kek bawain juga buat aku…” Bulan cemberut, karena ia juga sudah sangat lapar.

“Ogah… kalau ngambil dua mangkuk ntar disabet sama si Bapaknya, salah sendiri gak ngikutin gw tadi” Afi meniup-niup baso yang masih panas dan tampak semakin gurih dengan hanya dipandang saja.

“Aku kan pengen ngasih kabar kakakmu kalau aku bawain dia Batagor sama Baso Tahu… tapi kayanya dia gak pengen deh” Bulan menunduk, Afi tersenyum kecut.

“Gengsi aja dia …. Kalau ngaku suka makanan yang kamu kirim, dia bakalan merasa harga dirinya runtuh. Buktinya kalau aku bawain schotel yang kamu bikin, yang ngabisin selalu dia” Afi ingat saat dia membawa schotel buatan Bulan ke rumah, saat pagi-pagi ia cek di meja makan, tinggal tersisa ¼ loyang. Ternyata ada mahluk nocturnal yang diam-diam menikmati makanan  buatan temannya itu.

“Mana coba aku liat jawaban dia” Afi langsung mengambil hp di tangan Bulan, diantara mereka berdua memang sudah seperti tidak ada rahasia.

“Whats…. Hahahhahah Kang Juno… geli aku dengernya...hhahahhahahahahha” Afi tertawa terbahak-bahak membaca pesan dari Bulan kepada kakaknya. Bulan langsung merengut, dia menyangka kalau Afi akan membela seperti biasa bukan mentertawakannya.

“Apaan sihhh malah ngetawain, aku kan pengen keliatan beda… gak manggil dia sama kaya kamu… ntar dia susah ngebedain aku sebagai temen adiknya atau tunangannya… kamu tuh gimana sih bukannya ngedukung…” Bulan merengut kesal

“Hahaha… maap cuma aneh aja… ya udah panggil aja Beb atau Sayang kalau pengen keliatan beda dari aku… kan lebih mesra gituuuu” Afi cengar cengir membayangkan Bulan mengucapkan kata itu pada kakaknya, pasti mustahil.

“Diiihh itu lebih rehe… apaan bebeb … sayang… kaya perempuan penggoda. Aku gak suka” Bulan semakin merengut, untung saja Bakso pesanannya datang kalau tidak dijamin mereka malah akan meributkan hal itu sepanjang makan siang.

“Aku suka manggil Niko .. sayanggg…. Babyyy… dia bakalan langsung klejer-klejer gitu… apalagi kalau manggil gitunya di telinga dia…. Trus bisik-bisik… shayaaaanggg…. Aku mauuuu…..” Afi dengan tidak malunya membisikkan pada telinga Bulan yang langsung melotot dan tersedak…. “Uhuuuuuukkkk…. Najisss manehhhh ...uhuuuuuk….uhuuuukkk”

Afi tertawa-tawa puas melihat Bulan yang tersedak mendengar panggilan mesra di telinganya. Mana air minum belum sempat beli, air bakso yang dituangi sambal oleh Bulan membuat tenggorokannya terasa terbakar.

“Aeer…. Airr…… uhuuuuuk…..” Bulan terlihat berusaha mengendalikan dirinya. Tapi air bakso yang pedas telah salah masuk ke tenggorokannya. Terasa panas dan terbakar.

Afi yang melihat Bulan seperti sulit bernafas jadi kaget sendiri, keisengannya membuat Bulan terlihat merah dan susah menghentikan batuknya.

“Niiih minum…” tiba-tiba di depan muka Bulan ada botol air mineral yang teracung dan sudah habis setengah, Bulan melihat laki-laki di depannya, ia tidak kenal tapi tahu kalau masih satu kantor. Masa dia minum air dari bekas orang sih, ia menggelengkan kepalanya.

“Uhuuuuk….uhuuuk…. Arghh… “

“Minummmm mau mati karena gak bisa nafas kamu… tenang aja aku gak punya penyakit ABC dan menular lain” ia kembali mengacungkan botol air mineralnya. Bulan segera mengambilnya , ditegaknya air mineral itu.

“Pelan-pelan…. Minum dikit-dikit….” kembali dia memberikan instruksi, akhirnya Bulan menuruti perintahnya. Akhirnya batuknya reda dan ia bisa kembali bernafas normal.

“Kamu sadar gak…. Kamu sama aku tuh udah ciuman gak langsung…. Hahahahha” dia melangkah pergi sambil tertawa-tawa bahagia.

“Ewww…. Najis deh…. Siapa sih dia… pede banget” Bulan cemberut, bayangan berciuman tidak langsung lewat botol mineral merusak imaginasinya.

“Anak Konsultan Bisnis… anak baru …. Newbie… tapi banyak yang suka… hati-hati loe…. Ntar kepincut lagi…” Afi tampak tidak peduli.

“Kamuuu sih… suka iseng jadi aja aku keselek..” Bulan menatap lagi kearah laki-laki itu, dia tampak asyik berbicara dengan staf perempuan yang lain. Ganteng emang gayanya cool… ah peduli amat…

“Jangan diliatin terus… ntar loe lama-lama suka lagi… apalagi udah merasakan air liurnya.. Slurppsss….” Afi menirukan gaya amatiran seorang perempuan penggoda.

“Astagfirullah…. “ Bulan langsung menyumpal mulut Afi dengan bakso. Sudahlah jangan dipikirkan, untung tadi ditolong dikasih air minum. Bulan melanjutkan makan siangnya dengan tenang, harus segera dimakan kalau tidak bisa-bisa perempuan mesum disebelahnya akan menyikat jatah makan siangnya.

Diliriknya lagi laki-laki tadi, ehhhh dia ngeliat lagi… ewww… pake lambai-lambai segala.. Najis… Ya Allah lindungilah hambaMu ini… dari godaan syaiton yang terkutuk.

1
Enok Mutmainah
jangkan teteh bulan aku juga enek sama Juned ya belanja aja Jung pergi gegeten aku
Fatimah
sudah bolak balik baca ..tp klo di bab ini pasti mewek/Cry/
IROH ROHAYATI
sudah baca yg keberapa kali ini,ttp aza nangis,bu shanti bikin lagi dong cerita nya,suka pisan karya nya
Umi Fauzan
th shanti kangen ama cerita baru dr th shanti.... sampai baca ny di ulang ulang /Sob//Sob//Sob/
Yuni Santoso
masih berharap lihat episode bulan lahiran😭masih blm bisa move on dri sini😭😭berharap masih ada lnjutan
Atik Atim
hari ini 26 mei 2025 ke empat kalinya saya tamat baca ulang novel ini.... terimakasih teh shanty... setiap kata yang tertulis mengalir dengan. senyum...berkaca kaca Haru dan derai air mata yang mengalir tapi tak pernah bisabosan bener bener penulis yang hebat......sekamat ya mbak di tunggu selalu novel lainnya dsini.... love you sekebon👌❤
Mulyati Mulyati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Tish Yulis
aku sudah baca novel ini berpuluh2 kali ga bosan 2 🥰🥰🥰
erlina mardiyanti
bagus, sederhana, runtut...
valent
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
walaupun udah baca berulang ,tetap saja masih ngakak
astaganaga wkwkwkwkwkwkwkwk
pacarnya Habil😍😜
wowww junedd nakal jg yaaa😅😅
valent
baca untuk yg ke sekian kali , tau dah udah berapa kali saking di ulang mulu /Drool//Drool//Drool/, ditengah kegabutan krn nyari2 novel ngga ada yg cocok , semakin lama knp di aplikasi ini ceritanya aneh2 & hampir sama semua cetitanya ya , apa aku aja ya yg ngerasa begitu ?
Dewi Indriyani
belum bisa move on dari novel yang seperti ini... keren bangetttt rekomendasi dong novel yang begini lagi
Rina Suryati
kalau bagian sini pasti aku nangis teross 😭😭
Fatimah
betul..saya udah baca ber x x ga bosen
Rina Suryati
ini aku baca udah ada kali ke lima kalinya hayu atuh teh iraha novel nu anyar na dongkap di antos pisan ku urang Bogor 🥰🥰🥰
Tuti Rusnadi
Padahal sudah baca ke-3 kalinya, tapi masih bisa ketawa-tawa, senyum-senyum, sedih sampai ikut nangis....Kak Shanty memang luar biasa.
Tetap terus berkarya ya Kak... ditunggu karya berikutnya..../Kiss/
Piliyanti
bagus saya suka sekali
Your Medicine
anjar BESTie bangetttt
Ulil Baba
mungkin gk ya kita dapat kejutan surprise notif dari bunda shanty,,ini looohh ada karya baru ada cerita baru yang baru keluar dari oven masih anget anget nya,,ini udah baca 4x Sampek apal 😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!