Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Menjengkelkan
Dirumah yang megah, mewah, besar bak istana, luas, Mansion namanya.
Cila duduk termenung dibangku taman halaman rumah sendirian. Dihari minggu yang libur ini biasanya teman temannya pergi jalan jalan atau liburan-- sedangkan dia cuma berdiam diri saja disekitar rumah.
Bosan sekali rasanya menjadi nolep, apalagi dia seorang cewek. Cila pusing memikirkan hidupnya ini. Sudah cuma anak satu satunya, ibunya sudah lama tiada.
"Duh, bosan sekali kalau begini terus?"
Keluhnya merutuki papanya yang tidak ada dirumah.
Meskipun dirumah yang besar itu mempunyai banyak sekali pelayan dan penjaga. Mereka semua sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri.
Tak heran gadis itu diacuhkan oleh para pelayan karena memang mereka juga sibuk. Tidak ada waktu mengobrol bersamanya.
Karena bosan, Cila memutuskan kembali saja ke sarangnya yang tidak lain kamarnya yang membosankan.
"Prak"
Cila mengunci pintunya, dia tidak mau aktivitas belajarnya diganggu oleh siapapun.
"Tidak apalah, aku bisa belajar hari ini daripada memikirkan liburan?"
Cila duduk dikursi belajarnya, lalu mulai membuka banyak buku.
Dia mulai belajar dengan teliti. Nilainya harus tetap baik agar papanya tidak marah marah lagi karena anaknya tidak begitu pintar.
--
Dikantor Klirat Moon.
David sibuk mengotak atik komputernya. Dia sangat fokus bekerja hingga kopi yang disediakan oleh pelayan tidak dia minum.
Namun tidak lama terdengar suara ketukan pintu.
"Tok, Tok"
David tidak memedulikan suara ketukan pintu, dia hanya berucap singkat.
"Masuk"
Pintu terbuka lalu masuklah seorang wanita cantik nan anggun, namanya Viona yang bekerja sebagai sekretaris di kantor ini.
Dengan penuh hormat Viona menyampaikan kedatangannya hingga mengacau pekerjaan tuan Davud.
"Maaf menganggu tuan, saya kesini cuma menyampaikan jika di aula ada tuan muda Norman menunggu anda"
David berhenti dari komputernya. Wajahnya terlihat kesal mendengar tuan muda dari keluarga Black Rose itu datang menemuinya.
Dengan malas David berkata.
"Antar saya menemuinya"
Viona mengangguk, lalu dia membawa tuan David menemui tuan muda Norman di aula utama kantor.
Setibanya di aula. David nampak geram melihat tuan muda Norman yang seenaknya saja bertindak kasar kepada pelayan pelayan kantornya.
"Pergi sana kau"
Norman melempar salah satu pelayan wanita yang ingin dia cicipi, tetapi karena David muncul jadinya dia tidak selera lagi.
"Ba- baik tuan muda"
Pelayan wanita berlari lega karena tubuhnya tidak dimainkan oleh tuan muda yang terhormat itu.
David duduk diseberang sofa, sedangkan Viona bersama pegawai kantor lainnya berdiri siaga dibelakang bos mereka.
David berucap.
"Ada apa tuan muda Norman repot repot menemui saya?"
Tanyanya sinis memandang pemuda tidak sopan itu.
David tahu jika tuan muda Norman terbilang pemuda tampan namun angkuh. Dia sangat gemar sekali mempermainkan wanita, dan David tidak mau putrinya harus melihat pemuda sialan itu.
"Haha, kau bertambah tua saja David Ramburo"
Norman mengejek David yang mungkin tua beberapa tahun saja darinya.
Mereka sama sama berasal dari dunia bawah tanah... namun bedanya adalah David menjadi bos di kantor ini untuk mengawasi pergerakan musuh yang ingin menghancurkan Blood Moon didunia bawah tanah.
"Cepat katakan, aku tidak punya waktu berurusan dengan bocah nakal sepertimu."
David menggertakan giginya. Bocah kemarin sore yang dikalahkannya itu rupanya tidak kapok kapok juga. Kalau saja tuan muda Norman bukan berasal dari 9 keluarga Flower, sudah lama dia penggal kepalanya.
Norman hanya tersenyum mengejek.
"Lihatlah dia marah? Aku sangat ketakutan, HAHAHA"
Norman bersama anak buahnya tertawa keras melihat ekspresi David yang dia ejek.
Viona mengeram marah melihat tuannya itu diledek. Pegawai lainnya juga sama, mereka ingin sekali menampol pemuda itu.
Mereka semua bukanlah pegawai biasa. Mereka memiliki kesaktian meski tidak sekuat orang bawah tanah.
"Whuss"
David mengeluarkan auranya.
Dia mengambil katana miliknya yang selalu dia bawa jika orang bawah tanah mengincarnya. David adalah seorang pendekar pedang yang menguasai tebasan mematikan.
David mempelajarinya di Jepang. Tempat mengasah ilmunya dalam berpedang sebelum harus tunduk kepada Mafia Blood Moon.
"Errrgh"
Norman berusaha sekuat tenaga menahan aura yang mengintimidasinya.
"Whussh"
David menghilangkan auranya.
"Katakan, apa maumu dan jangan membuatku menebas satu tanganmu sebagai peringatan."
Dengan kesal Norman berusaha tetap tenang, lalu dia berkata.
"Kedatanganku cuma menyampaikan satu hal bahwa orang orang dari dunia bawah tanah bergerak ke kota ini."
Lalu Norman menambahkan.
"Jati Wiraya berhenti bekerja sebagai Mafia Blood Moon, dan itu kesempatan besar bagi orang orang bawah tanah untuk membunuhnya."
David mengangkat satu alisnya mendengar rumor mengenai mantan Mafia itu.
"Aku hanya memperingatkan saja jika saat ini ada sekelompok orang dari dunia bawah tanah berencana melemahkan kekuatan Blood Moon, dan bukan tidak mungkin baik kau maupun putrimu akan menjadi incaran mereka."
Norman hanya menyampaikan rumor itu saja dan berharap David dia waspada karena bisnis Blood Moon bisa kacau jika diserang diberbagai arah.
"Jadi begitu ya? Mereka bisa saja mengincar keluargaku kapan saja karena orang orang bawah tanah sudah bergerak?"
David cemas memikirkan putrinya yang bisa saja menjadi korban karena kesalahannya yang berada dipihak Blood Moon.
Musuh musuh sudah mengincar Jati sebagai target, dan itu berarti kekuatan Blood Moon menjadi ancaman besar jika banyak organisasi bawah tanah bersatu padu.
Melihat kecemasan David seperti itu... Norman tersenyum menyeringai lalu dia berkata.
"Oh ya maksud kedatanganku kesini bukan cuma menyampaikan rumor itu saja-- aku ingin putrimu menjadi milikku sebagai bentuk kerja sama kita?"
David menatap dengan tatapan tajam kearah pemuda itu.
"Dengar baik baik... aku menghormati 9 keluarga Flower termasuk keluarga Black Rose"
David berucap dengan tegas.
"Itu berarti aku akan membunuhmu jika kau bukan dari bagian Blood Moon"
Norman tertawa saja menanggapinya.
"Santailah, aku cuma bercanda lagipula aku tidak memaksamu menyerahkan putrimu itu juga, benar bukan?"
Norman hanya tersenyum kecut saja melihat David yang tidak mau memberikan putrinya kepadanya.
Tapi itu tidak masalah, toh dia bisa menyewa banyak wanita yang cantik dan seksi menggunakan uangnya yang Unlimited.
"Kalau begitu aku pergi, dan ingat satu hal, aku akan mengincar putrimu jika bisnis yang kau kelola merugikan Blood Moon"
Setelah berucap seperti itu Norman bersama anak buahnya bergegas pergi.
David menghela nafas kasarnya.
"Bisnis gelap kalian jauh lebih penting dibandingkan nyawa banyak orang"
Di Blood Moon yang utama ialah bisnis dan nyawa tidak begitu berharga. Dikota A ini banyak sekali perusahaan berkaitan dengan Mafia Blood Moon termasuk kantornya ini.
Tetapi beruntungnya David bekerja diluar dunia bawah tanah. Dia tidak perlu membunuh nyawa yang tidak berdosa hanya karena tidak mau bisnis gelap mereka dihancurkan.