ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18.
" Yang datang laki laki" Ucap pak edo.
membuat anissa terhenyak karena kaget, aldo yang mendengar itu menggoda adik nya. " cie cie di apelin sama ayang." gurau nya. membuat anissa memicingkan mata nya. " diem deh abang masuk aja sana." usir anissa. membuat aldo semakin meledek dirinya.
Sedangkan pak edo hanya menatap dengan sungkan.
" Sepertinya pemuda itu temen kampus non deh, soalnya dia juga tahu nama non anissa kan." interupsi nya sukses membuat debang itu saling lirik.
" hayo siapa tuh!... pacar ya haha " kembali aldo menggoda adiknya. anissa mengerling malas.
" ya udah pak, makasih info nya." Sahut anissa tanpa menggubris ucapan abang nya.
Setelah Libur panjang usai, kini aktifitas kembali normal, anissa dan fitri kembali bersama terus, begitu juga thoriq dan rio. karena mereka menjalani semester 2. maka mereka jauh lebih sibuk.
Langkah nya tergesa, rambut nya acak acakan, bahkan ia tak peduli dengan teman teman kampus yang memandangi dirinya.
"Haii thoriq sayang. "
suara itu membuat thoriq mencebik kesal, padahal ia sedang buru buru. namun saskia malah menghambat pergerakan nya. " minggir kia gue sibuk." Ucap thoriq dengan nada tegas. Namun bukan nya minggir saskia malah menggandeng tangan nya. " ayok aku anter, mau ketemu dosen menyebalkan kan." tebak nya. ingin nya menolak, tapi ia juga di buru oleh waktu, " ngak pp thoriq sabar dulu sementara" Batin nya.
Entah takdir atau bagaimana, di saat ia sedang bersama saskia. muncul anissa dan fitri yang lewat. Saskia memegang tangan thoriq dengan manja, sengaja ia ingin menegaskan pada anissa. " Thoriq milik gue." gerakan bibir tanpa suara. bukan anissa yang kesal justru malah sahabatnya.
" ayok sayang!" Ajak nya menarik thoriq. ngak rela dia thoriq selalu menatap anissa.
Setelah keduanya menghilang,barulah fitri berkomentar" so kecakepan banget si kia, cantik juga karena dempul " rutuk fitri menahan jengkel nya.
" udah biarin aja, bagus malah di jaga sama saskia, biar ga tebar pesona sana sini." Ujar anissa ada nada kesal saat ia berucap begitu. " cie cie ada yang perhatian nih" ledek fitri. namun annissa abai saja. ia pun berjalan meninggalkan sahabat nya itu. sontak saja fitri langsung ngejar. " woii!! tungguin, iya sorry ga lagi lagi deh ngeledekin kamu" Tutur nya.
Namun anissa hanya diam, sedang malas berucap jadi ia diam saja.
Sedangkan thoriq dan saskia sudah tiba di ruang dosen, ya. ia selalu telat jika yang mengajar nya si dosen bawel itu.
" Permisi bu dea." Sapa thoriq sambil memberikan senyuman paling manis. saskia cemberut melihat itu, padanya saja thoriq tak pernah bersikap semanis itu.
" Iya" dea menoleh sekilas.setelah melihat yang datang adalah thoriq, ia kembali fokus pada laptop nya.
" Silahkan duduk dulu, dan..." ucapan nya menggantung. ia melirik saskia yang ikut masuk. " ngapain kamu keruangan saya, apa tugas mu sudah siap juga." todong dea melirik gadis yang selalu nempel di sebelah thoriq.
Saskia berdehem," saya cuma menemani pacar saya kok bu." Ucap nya tanpa persetujuan dari thoriq. Dea melirik thoriq, terlihat thoriq hanya tersenyum masam, namun ia tak peduli dengan percintaan di kampus nya tempat mengajar. sudah biasa ia temui orang modelan saskia.
" Tapi kamu pasti tahu, untuk apa thoriq kesini kan" Ucap nya yang mengernyitkan alis.
" tahu karena ibu kan" jawab nya enteng.
Dan begitulah seterusnya bu dea hanya berdebat kecil dengan saskia, membuat thoriq pelan pelan mundur ke belakang.
" Mau kemana!!' sentak dua wanita itu dengan kompak. membuat thoriq nyengir kuda.
" Enggak kemana mana kok, kalian udah selesai ngobrol nya? kalo udah, ini tugas saya bu, saya taruh di sini ya."
Thoriq menaruh makalah nya di atas meja, dea hanya melirik sekilas lalu mengangguk. " ya sudah kalian boleh keluar sekarang!" titah nya setengah mengusir. ia bukan bermaksud tidak sopan, namun ia jengah pada saskia.
" ngapain juga lama lama disini, yuk sayang." saskia kembali memegang tangan thoriq dengan tanpa dosa. " Lepas kia, ngak enak dilihat sama dosen kita" Ucap thoriq dengan nada penuh penekanan.
Namun saskia pura pura tak mendengar, membuat thoriq jengkel saja.
Di Ruang perpustakaan kampus, Anissa sedang sibuk membaca buku tentang fashion, kadang ia berimajinasi dengan kanvas dan cat minyak. merancang gaun impian nya sendiri.
" Boleh duduk disini?"
Suara berat berhasil membuat anissa menolehkan kepala nya dari buku yang ia baca. Setelah melihat orang yang menyapa nya adalah pak doni dosen fashion tempat nya mencari ilmu.
" Silahkan saja pak, perpustakaan ini bukan milik saya kok" Canda nya. doni terkekeh mendengar nya.
" Perpustakaan memang bukan milik kita, kalau perpus adalah milik kita, kita pasti suka keluar masuk tanpa harus isi daftar pinjam buku." Ucap nya melirik anissa. Anissa mangut mangut mendengar nya.
" bapak kesini bukan untuk ngasih materi kan" Ucap anissa setengah memicing. doni mengulas senyum tipis. " bukan saya kesini karena ada yang ingin saya cari, tapi tak sengaja ketemu mahasiswi disini sedang menunduk." Ucap nya berseloroh.
" saya bukan nunduk pak, tapi sedang baca buku" anissa menunjukkan buku yang ia baca di depan muka pak doni.
Uhuk.. uhuk..uhuk!!!...
Di luar dugaan, bukan nya mengaduh malah batuk reaksi nya. " Kamu ngambil buku dimana sih nis, kok berdebu. " tanya nya yang berusaha meredakan batuk nya. anissa menjawab enteng. " Bagian gudang."
Sontak saja membuat doni menganga, " Ngapain cari buku sampai ke gudang." tanya doni polos.
" Karena di perpustakaan buku nya ada di rak paling tinggi pak, saya ngak kesampaian. "
" Kalau gitu saya permisi dulu, gengsi kan pas bapak masuk saya masih disini." Ucap nya panjang lebar. doni hanya menganga. Hanya anissa lah mahasiswi yang tidak takut di hukum oleh dirinya.
Sedangkan anissa keluar begitu saja, ia bahkan cuek ketika dosen bingung akan sikap nya.
Doni pun kembali keruangan nya, karena tujuan nya ke perpus adalah untuk mencari buku yang akan ia jadikan sebuah materi.
Beberapa jam kemudian, Terlihat semua mahasiswa keluar dari kampus, dan seperti biasa, anissa akan pulang dengan fitri. karena mereka selalu pergi dan pulang bersama.
Thoriq yang memang menunggu anissa, segera menarik lengan nya, jelas saja membuat anissa kaget.
" ngapain tarik tarik gue sih, gue mau pulang sama fitri." Ucap nya ketus. namun thoriq tak peduli, " naik aja jangan bawel duluan." Ucap nya.
"Fitri biar di anter sama rio, gue ada perlu sama lo, dan ini penting." Ujar nya.
anissa hanya ternganga, bisa bisa nya cowok di depan nya itu begitu pemaksa. namun karena ia melihat keseriusan di wajah thoriq maka ia menurut saja. " eh terus mobil gue? masa iya tinggal disini sih."
Anissa hendak kembali turun, namun thoriq mencegah nya," mobil lo biar di anter sama orang gue. lo duduk manis aja napa, ribet bener." cibir nya lalu memasang kan helm untuk anissa. Sedangkan anissa hanya bisa ngedumel dalam hati.