Malam itu Rifanza baru saja menutup bagasi mobilnya sehabis berbelanja di sebuah minimarket. Dia dikejutlan oleh seseorang yang masuk ke dalam mobilnya.
Bersamaan dengan itu tampak banyak laki laki kekar yang berlari ke arahnya. Yang membuat Rifanza kaget mereka membawa pistol.
"Dia tidak ada di sini!" ucap salah seorang diantaranya dengan bahasa asing yang cukup Rifanza pahami. Dia memang aedang berada di negara orang.
Dengan tubuh gemetar, Rifanza memasuki mobil. Di sampingnya, seorang laki laki yang wajahnya tertutup rambut berbaring di jok kursinya. Tangannya memegang perutnya yang mengeluarkan darah.
"Antar aku ke apartemen xxx. Cepat!" perintahnya sambil menahan sakit.
Dia bukan orang asing? batin Rifanza kaget.
"Kenapa kita ngga ke rumah sakit aja?" Rifanza panik, takut laki laki itu mati di dalam mobilnya. Akan panjang urusannya.
"Ikuti saja apa kata kataku," ucapnya sambil berpaling pada Rifanza. Mereka saling bertatapan. Wajahnya sangat tampan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diinterogasi
Rifanza mendorong pelan dada Shaka ketika ciuman pemuda itu terasa lebih dalam menuntut.
Shaka mengerti. Dia terlalu cepat melakukan kontak fisk lagi. Padahal dia sudah berniat akan perlahan lahan saja saat mendekati gadis itu.
"Kapan kamu akan menemui mamamu?"
"Nanti sore."
Shaka tersenyum samar.
Mereka masih punya banyak waktu bersama.
"Temani aku tidur, ya. Kepalaku masih pusing."
Belum sempat Rifanza menolak, Shaka sudah menggendongnya ala brydal
"Aku janji, kita hanya akan tidur saja."
*
*
*
Sambil mengawasi putrinya yang sedang bermain bersama mamanya-Cassie, Malik mengamati hasil rekaman kamera cctv yang memang sengaja dia minta pada pengawalnya agar disembunyikan di sana. Pengawalnya juga yang mengirimkan file rekaman itu untuknya.
"Mereka sudah kenal lama?" gumamnya sambil memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Dia kemudian menelpon sepupu jauhnya, Rajata yang tinggalnya satu negara dengan bang Shaka.
"Ada apa?" suara Rajata terdengar heran. Wajar, karena interaksi mereka sangat jarang terjadi.
"Kamu pernah lihat pacar Bang Shaka?" Malik langsung bertanya pada inti pokoknya.
Terdengar suara tawa Rajata.
"Pacarnya banyak."
"Yang spesial?" tanya Malik serius
"Kenapa kamu ingin tau? Dia itu ngga ada yang serius. Nanti juga mau dijodohkan."
Malik terdiam. Dia melihat lagi rekaman kamera cctvnya. Anak sahabat daddynya belum juga keluar dari kamar Rifanza.
Mereka ngapain aja? Nyengirnya dalam hati.
"Emm.... Beberapa hari yang lalu ada perempuan yang menolaknya."
"Serius?" Malik jadi tertarik.
Terdengar lagi suara tawa berderai Rajata.
'Perempuan yang menolongnya. Karena hampir saja MD gara gara Robert cemburu. Eh...."
Malik terkejut.
Pengawal bang Shaka memangnya kemana?
Rajata batuk batuk sebentar.
"Harusnya aku rahasiakan. Jadi Sekarang tolong kamu juga rahasiakan." Nadanya terdengar memerintah.
Malik mendengus.
"Siapa yang mau membuat Bang Shaka MD?"
"Pacarnya, si kimberly itu."
"Oooh." Malik menyimpan perasan gusarnya. Dia tau kalo pacar Kimberly cemburuan.
"Siapa namanya?" Malik kembali pada mode awal.
"Yang mama?" Suara Rajata terdengar bingung
"Yang menolong jomblo parah itu."
"Oooh itu," nyengir Rajata.
"Aku ngga tau. Tapi dia cantik tanpa lipstik. Pakaiannya biasa saja Rambutnya juga diikat asal asalan. Gayanya, sih, beda jauh dengan kak Sheila," komentar Rajata panjang lebar mendeskripsikan gadis itu.
Malik teringat dengan penampilan gadis tadi.
Jadi dia Rifanza Arthalea....
"Raja, kamu tau perempuan yang dijodohkan dengan Bang Shaka."
"Enggak. Masih dirahasiakan tante Edna."
"Oooh...."
"Ada apa?"
Malik ngga menjawab. Dia masih sibuk dengan pikirannya
"Kamu tau sesuatu tentang Bang Shaka?"
"Sesuatu apa? Aku udah beberapa hari ngga mampir ke apartemen dia."
"Bang Shaka sekarang di Belanda."
"Pantasan dia seperti hilang di perut bumi. Dasar jomblo matang, liburan sama perempuan atau perjalanan bisnisnya.....," decak Rajata kesal.
"Sama perempuan yang kamu bilang itu."
"Haahh?"
"Bang Shaka di apartemennya."
Hening, tapi nggak lama kemudian terdengar suara tawa Rajata.
"Berhasil ditaklukkan juga rupanya."
Malik hanya nyengir tipis
Memangnya ada perempuan yang bisa menolak pesona cassanova matang itu?
Malik memutuskan sambungan telponnya.
Nasib perjodohannya bakal kandas?
*
*
*
Terdengar bunyi bel.
Shaka yang sudah terjaga mencium lembut kening Rifanza yang membuka matanya perlahan. Wajahnya tampak gugup.
"Ada yang datang."
"Pengawalku."
"Ooh...." Wajah Rifanza terlhat lega.
'Aku butuh pakaian ganti." Shaka melonggarkan pelukannya dan bangun dari posisi tidurnya.
Rifanza masih tertegun menatapnya.
"Aku keluar dulu."
Rifanza hanya mengangguk. Perasaan malu masih menyelimutinya.
Tadi mereka memang hanya tidur dengan saling berpelukan.
Harum parfum laki laki itu masih bisa dihidunya.
Nggak lama kemudian laki laki itu sudah kembali ke kamar.
"Maaf, aku belum bisa menjenguk mamamu sekarang. Ada klien yang harus aku temui. Atau kamu mau ikut aku ketemu klien? Setelah itu kita menjenguk mami kamu."
Rifanza spontan menggelengkan kepalanya.
"Aku udah janji mau jenguk mama," tolaknya
"Iya, sih. Kapan kapan, ya, sayang, aku ikut jenguk mama kamu," ucap Shaka penuh sesal
DEG DEG DEG
Rifanza harusnya tidak terlalu berharap tinggi.dengan panggilan sayang dari Shaka. Tapi jantungnya terlalu terang terangan berdetak keras dan kencang hingga rona merah menjalari pipinya.
Shaka tersenyum melihat Rifanza tersipu.
"Aku numpang mandi, ya."
Eh?
"Kok, ngga di kamarmu aja?" larang Rifanza spontan
Laki laki itu hanya tertawa tanpa mempedulikan tatapan protes dan kalimat penolakannya, Shaka membawa paper bag yang berisi perlengkapan mandi dan baju gantinya ke kamar.
Jantung Rifanza semakin berdetak kencang.
Bagaimana kalo ada yang memergoki mereka?.Papa misalnya. Hati Rifanza agak ketar ketir jadinya.
Tadi saja da sudah sangat takut ketika mendengar bunyi bel. Untung saja pengawal Shaka, bukan supir papanya. Atau papanya......
Papanya pasti akan marah besar kalo tau dirinya sudah memasukkan laki laki asing ke kamarnya. Bahkan dua kali terlelap bersamanya .
Kenapa dia lemah begini? Status dia apa, sih, di mata Shaka.
Tadi dia juga belum menjawab permintaan Shaka. Tapi kenapa. Shaka ngga mengulanginya lagi permintaan manisnya.....?
Detak jantungnya tambah cepat.
Cukup lama juga menunggu Shaka mandi. Sekarang laki laki itu sudah berada di depannya dengan stelan santainya.
Rambutnya yang masih agak basah membuat dia malah terlihat gentle.
Matanya sudah kabur rupanya. Otaknya juga sudah ngga positive thinking lagi.
"Supirmu sudah datang?" tanya Shaka lembut.
"Mungkin bentar lagi."
Shaka tersenyum sambil menggosok rambutnya perlahan dengan handuk kecil agar cepat kering.
Rifanza perlahan bangun dan duduk sambil menjuntaikan kedua kakinya.
Dia mau mengatakan pada Shaka kalo akan dijodohkan. Tapi lidahnya terasa kaku.
Rifanza ngga mau memberikan Shaka harapan kosong.
Mungkin pengakuannya nanti dapat membuat Shaka down sebentar.
Bukan hanya Shaka saja yang sedih. dia juga pasti nanti akan merasa patah jati.
fix ya rifa emg gadis yg mau di jodohin sm shaka
Gimana reaksi mereka y'jadi penasaran.
sehat selalu thorrr