Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitting Gaun Pengantin
Setelah mengatakan berjanji menikahi Lilia, pikiran Sky semakin kacau. Ia juga semakin gundah karena ketambahan beban baru dalam hidupnya. Lilia kini terus mengikuti kemanapun Sky pergi, termasuk ke perusahaan. Ini sebagai bukti pada ibunya jika Sky tidak berbohong dengan ucapannya.
Seperti sekarang, Sky bekerja dengan di awasi Lilia. Wanita ini memang diam, sibuk dengan buku dan telepon ditangannya. Tapi entah menatap perasaan Sky tetap tidak nyaman. Jika boleh memilih, ia lebih baik berkeliling melihat proyek di lapangan atau melihat gudang produksi di kantor cabang daripada bersama Lilia seperti sekarang.
Semua pekerjaan terasa lebih berat, Sky sampai pusing sendiri karena masih banyak berkas yang harus ia cek kembali. Sudah 2 gelas kopi ia habiskan untuk meningkatkan semangat, namun sepertinya tidak berpengaruh sama sekali.
"Lilia... " panggil Sky, membuat wanita itu menolah padanya.
"Kamu pindah ke ruangan lain ya? Aku tidak nyaman ada orang lain disini seakan mengawasi cara kerjaku." pinta Sky segera bertindak agar tidak membuang jam kerjanya.
Lilia segera mendekati Sky, menulis beberapa kata lalu menunjukkan padanya.
"Tidak mau, kak. Kata ibu aku haru selalu ada di dekatmu."
Sky mengusap wajahnya, mencoba tersenyum menahan diri agar tidak terpancing emosi.
"Sekarang tidak ada ibu, kamu hanya tinggal menurut saja padaku. Jujur saja, aku tidak terbiasa memasukkan siapapun ke dalam ruangan ku, kecuali ada urusan pekerjaan. Tolong mengertilah, Lilia." pinta Sky, dia berharap wanita ini bisa mengerti. "Lagi pula kamu sudah dewasa, harus punya pendirian sendiri. Jangn terus menurut apa kata ibu. Bisa tidak?"
Dengan wajah memelas, akhirnya Lilia mengangguk tanda setuju.
"Baik, ayo ikut aku ke ruangan sebelah." Sky terlihat lega lalu membawanya keluar ruangan.
"Tom, bantu aku jaga Lilia. Dia aku minta tunggu di dalam sembari aku bekerja. Minta OB membawakan makanan dan minuman ke ruangan ini." kata Sky menghampiri Tom yang tengah menyusun berkas di mejanya.
"Baik, bos." jawab Tom dengan singkat.
"Nah, Lilia, masuk lah. Ruangan itu biasa aku menerima tamu. Ada ruang istirahat juga di sebelahnya. Jadi jika ingin tidur, kamu bisa memakainya. Nanti akan ada OB mengantar cemilan untukmu. Dan aku akan memanggilmu ketika jam makan siang tiba. Mengerti kan?" Jelas Sky cukup singkat karena dia malas basa basi dengan Lilia.
Beruntung wanita ini langsung mengangguk paham sehingga Sky bisa langsung kembali ke ruangannya.
Benar saja setelah tidak ada Lilia, Sky bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Bahkan dia terlihat lebih santai dari sebelumnya.
"Oh ya, aku harus menghubungi Anne untuk menanyakan jadwal periksa kandungan."
Segera ia mengirimkan pesan ke nomor Anne setelah sekian lama hanya berani menyimpan tanpa berani mengirim pesan.
"Semoga Anne memberikan ku kesempatan untuk bisa ikut."
Tidak lama akhirnya pesan Sky dibalas oleh Anne.
"Hari rabu, pukul 10 pagi di RS Medika."
Senyum menghiasi wajah pria itu saat membaca balasan. Namun teringat mereka tidak bisa bersama menjadi satu keluarga utuh, wajahnya kembali murung.
"Padahal yang ingin aku nikahi itu Anne. Tapi kenapa malah Lilia yang kini menjadi calon istriku?"
Jika bukan karena ancaman ibunya, Sky tetap akan mengejar Anne. Jika perlu menculik wanita itu agar mau. menikah dengannya. Tapi janji telah terucap, pantang bagi Sky untuk tidak menepati. Apalagi itu janji pada ibunya sendiri.
Dalam hati kecil Sky berharap, ada keajaiban untuknya agar bisa lepas dari ketidaknyamanan ini. Tapi rasanya benar tidak mungkin.
Jam makan siang tiba, Sky mengajak Lilia makan diluar. Karena setelah makan siang, mereka harus pergi ke butik untuk fitting baju pengantin.
"Pesan apapun yang kamu suka tapi secukupnya." ucap Sky membuat Lilia mengangguk senang.
Wanita itu mulai tidak sungkan lagi dengan Sky. Berani memesan beberapa jenis makanan dengan harga mahal.
"Harus kamu habiskan, karena aku tidak suka buang makanan." Pinta Sky dengan tegas. Meskipun tumbuh dalam keluarga yang punya segalanya, Sky tidak pernah suka membuang-buang makanan karena tahu cara mendapatkan uang itu susah dan masih banyak orang kelaparan di luar sana.
Makan siang terlihat tenang, keduanya memilih diam dalam pikiran masing-masing. Sky hanya memesan satu jenis makanan, yaitu ayam pada hitam. Sehingga lebih dulu selesai makan.
Hampir satu jam menunggu, Lilia belum juga selesai makan. Semakin ditunggu gerakan makan wanita ini semakin lambat, jelas membuat Sky kesal.
"Berapa lama lagi aku harus menunggu mu, Lilia? Ini sudah pukul 1 siang. Kita harus ke butik, belum lagi pukul 3 aku ada rapat darurat dengan divisi pemasaran." tegur Sky masih secara halus.
Lilia menggeleng, sambil menunjuk perutnya sudah penuh.
"Sudah aku katakan tadi, pesan secukupnya. Jika begini kamu membuang-buang makanan." Sudah Sky duga, pasti tidak akan habis.
Dengan perasaan dongkol, segera ia membayar makan siang mereka lalu pergi. Lilia hanya bisa mengikuti Sky dengan wajah ditekuk.
Perjalanan ke butik untuk tidak macet, sehingga dalam waktu kurang dari 15 menit sudah sampai.
"Selamat siang, aku Sky. Sudah membuat janji untuk fitting gaun pengantin yang telah dipesan sebelumnya. Bawa dia pergi, aku akan menunggunya disini." kata Sky meminta 2 orang pegawai butik membawa Lilia masuk.
"Tidak ikut?"
Tulis Lilia di buku miliknya.
"Tidak perlu, kamu saja. Bagi pria terpenting pas di pakai dan serasi, itu lebih dari cukup. Sudah sana masuk, jangan buang-buang waktu." jawab Sky terdengar ketus, tidak bersahabat.
Mendengar itu Lilia hanya bisa menurut, tidak mau membuat Sky semakin kesal padanya.
"Itu calon istrinya?" sapa seorang wanita pada Sky dengan ramah.
"Ah, iya." Sky menjawab dengan canggung.
"Oh kalian terlihat sangat cocok sekali. Semoga bahagia, ya." ucap wanita itu membuat Sky tersenyum mengangguk.
"Kan, mau pulang sekarang?" tanya seorang wanita lain yang baru keluar dari ruangan sebelahnya.
"Iya, aku sudah ada janji dengan Ello untuk mengajaknya pergi membeli mainan." jawab wanita yang tadi menanyai Sky.
"Baiklah, hati-hati."
"Aku pergi dulu, tuan." sapa Kania berpamitan pada Sky.
Lagi-lagi Sky hanya mengangguk sambil mengulas senyum. Tidak terlalu berminat meladeninya, tanpa Sky sadari wanita ini kelak akan ia temui lagi.
Setelah Kania keluar dari butik, ia segera menghubungi seseorang lewat sambungan telepon.
"Halo sayang, Sky benar akan menikah. Aku baru saja bertemu dengannya di butik milik Kak Rosa."