NovelToon NovelToon
ELEORA (Elio Aurora)

ELEORA (Elio Aurora)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hanswii

kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Hari libur ini dihabiskan Calista dengan malas malasan, pertengkaran semalam masih membuat moodnya berantakan.

setelah sarapan rumah mewah itu kembali sepi. Seperti biasa mama dan saudara tirinya shopping menghabiskan uang yang diberikan papanya dari pagi sampai malam.

Biasanya akan ada Geovano yang menjemputnya untuk sekedar jalan jalan atau diajak main kerumahnya, setidaknya dirumah Geovano kedua orang tuanya begitu baik dan menyayanginya.

tapi hari ini Geovano masih belum kembali dari Jakarta, kemungkinan masih nanti sore baru kembali.

Jalan jalan dengan temannya, kegiatan itu bahkan hampir tidak pernah dia lakukan, alasannya, apalagi, dilarang nenek dan mama tirinya karena takut Calista nekat pergi mencari ibunya dijakarta.

Hanya pergi dengan Geovano saja Calista akan diizinkan, disamping takut ketahuan kalau mereka tidak memperlakukan Calista dengan baik, mereka yakin geovano tidak akan mau diajak Calista menemui sang ibu.

Tidak tahu saja mereka kalau sebenarnya Geovano bahkan sering menawarkan diri untuk mengantar Calista mencari ibunya.

setelah kebosanan akhirnya Calista nekat keluar sekarang diri, entah kemana tujuannya yang penting dia bisa menjernihkan pikiran yang sedang suntuk.

selesai bersiap calista keluar kamar, menuruni anak tangga dengan langkah ringan seolah tidak terjadi apapun dan dia baik baik saja.

Rumah dalam keadaan sepi, hanya ada beberapa pembantu saja yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"mau kemana kamu?", suara sang nenek tiba tiba mengehentikan langkahnya,

"ada urusan sebentar", jawab malas Calista,

"kemana, sama siapa, sama geovano?", tanya neneknya lagi,

"ke toko buku dan sendiri", jawab Calista lagi, dia hendak beranjak tapi...

"berhenti kamu, siapa yang mengizinkan kamu keluar anak kurang ajar", hardik sang nenek,

"saya gak perlu izin siapapun dari untuk keluar, saya sudah besar dan saya tahu apa yang saya lakukan, stop mengatur hidup saya, dan pikirkan saja bagaimana caranya agar anda bisa kembali berdiri nyonya Kamila", ejek Calista, dia sudah sangat muak dengan orang yang dia panggil nenek itu,

"dasar anak kurang ajar, tidak tahu sopan santun, wajar sih kan anak dari perempuan murahan jadi hasilnya juga gak jauh jauh", ucap sang nenek,

"berhenti menghina ibu saya, jangan kira saya tidak tahu apa apa tentang hidup anda nyonya, dulu bukannya anda juga perempuan murahan, sampai papa saja tidak diakui oleh ayahnya sendiri karena anda ketahuan selingkuh sama teman suami anda sendiri", ucap menohok Calista, sudah waktunya si nenek lampir ini perlu di tampar Dengan kenyataan agar mulutnya tidak selalu seenaknya,

"KAMU...", tunjuk sang nenek dengan mata melotot,

"kenapa, kaget ya saya bisa tahu semuanya, saya bukan anak kecil lagi nyonya, dan anda jangan lagi semena mena sama saya karena anda sekarang saja sudah Tidak bisa apa apa, dan anda juga harus berhati hati sama menantu dan cucu kesayangan anda itu, karena kapan pun mereka juga bisa menyingkirkan anda", ucap Calista lagi,

Mata Kamila sudah melotot tajam nyaris keluar, nafasnya memburu, dia tidak menyangka Calista bisa berbicara padanya seperti itu, biasnya Calista akan selalu menurut dan takut padanya, tapi kali ini dia bahkan berani membantah ucapannya,

"satu lagi, kalau Memang ibu saya bukan orang yang anda sukai dan saya bukan anak kandung papa, seharusnya anda bisa menyuruh anak anda untuk mengembalikan saya pada ibu saya, agar kalian tidak perlu lagi mengurus saya yang kata anda selalu menghabiskan uang anak anda ini",

Calista meninggalkan sang nenek yang masih diliputi emosi, mulutnya mengucapkan sumpah serapah tapi tidak di hiraukan sama sekali oleh Calista, dia tetap pergi.

para pembantu yang melihat dan mendengar bagiamana Calista melawan sang nenek pun puas, mereka sama sekali tidak melerai karena jujur mereka selama ini kasihan pada Calista, tapi mereka diancam jadi mereka hanya bisa diam.

Calista keluar dari rumah Dengan nafas memburu, jantungnya berdetak tak beraturan karena emosi, air matanya lolos begitu saja, dia yang terbiasa diam dan pasrah kali ini berniat berontak, dan itu cukup membuat badannya gemetar.

Dia terus berjalan keluar komplek, terus menyusuri jalanan trotoar tanpa berniat memanggil taksi atau yang lainnya, dia pun tak tahu mau kemana, dia hanya ingin keluar dari rumah itu.

Tit...tit...tit...

"Calista hai...", panggil seseorang dari dalam mobil yang membuat Calista menoleh,

"bunda",

Mobil berhenti, perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik turun menyambutnya.

"hai sayang, kamu mau kemana, kok sendirian?", tanya orang yang dipanggil bunda itu, bukannya menjawab tangis Calista malah pecah,

"hai sayang, kenapa nak, apa yang terjadi, apa ada yang menyakiti kamu, ya tuhan, ini pipi kamu kenapa bengkak dan bibir kamu lebam seperti ini?", panik sang bunda, Calista makin terusak,

"ikut bunda".

Calista dibawa kerumah sang bunda, melihat keadaan Calista orang yang di panggil bunda yang tak lain orang tuanya geovano itupun menjadi sangat cemas, Calista sudah seperti anaknya sendiri, dia kenal Calista sudah 10 tahun.

Setelah Sampai Calista dibawa masuk kedalam rumahnya, mereka duduk di sofa ruang keluarga,

"ceritakan sama bunda semuanya, kenapa mereka bisa main kasar sama kamu seperti ini?", tanya bunda Maya, bundanya geovano,

"lho ma, kok ada Calista?", tanya ayah Delon, ayahnya Geovano yang datang bersama opa Anton dan Theo, adik Geovano,

"kak Calista kenapa nangis ma?", tanya Theo, ketiga lelaki beda generasi itupun ikut duduk disofa, tak lama muncullah Oma Yuni.

"ini ada apa kok kumpul semua, katanya tadi joging, eeehh ada Calista juga", ucap Oma Yuni seraya bergabung dengan mereka.

"lho, calista kenapa may, kok nangis?", tanya Oma Yuni, bunda Maya memberi isyarat agar mereka tenang,

"sayang, bisa ceritakan sama bunda siapa yang Udah mukul kamu?", pertanyaan bunda Maya tentu saja membuat yang lain kaget,

"apa, di pukul, kamu dipukul sayang?", heboh Oma Yuni,

"apa Tika yang melakukan ini?", tebak bunda Maya dan calista mengangguk pelan,

"kurang ajar, berani sekali dia kasar sama kamu nak, perlu di hajar perempuan satu itu", geram Oma Yuni, para lelaki hanya menyimak ingin tahu kelanjutannya,

"apa selama ini mereka sering menyiksa kamu?", tanya bunda Maya hati hati, Calista kembali mengangguk, dia menunduk dalam, tangannya memainkan jari jarinya,

Kaget, tentu saja, mereka kita hidup Calista baik baik saja selama ini, meskipun ibu dan adik tirinya tidak menyukainya tapi mereka Tidak akan melakukan kekerasan pada Calista.

"merek jahat bunda... Hiks", tangis Calista pecah, bunda Maya segera memeluknya,

"ceritakan semuanya pada kami sayang, kamu adalah keluarga kamu juga", ucap bunda Maya,

"mereka selalu menyalahkan aku atas apa yang Tidak aku lakukan, mereka selalu semena mena sama aku bunda, aku selalu di tampar, dipukul, bahkan dikurung di gudang padahal aku Tidak melakukan tuduhan yang di katakan Hilda pada mereka, dan mereka selalu menghina ibu aku, kalau memang mereka Tidak menyukaiku, kembalikan aku pada ibu, aku capek bunda hidup di rumah seperti neraka itu", akhirnya...

Calista bisa membagikan semua yang dia alami selama ini pada orang lain, reaksi keluarga Geovano tentu saja sangat kaget, jadi selama ini Calista mengalami kekerasan seperti itu.

"kenapa kamu tidak pernah menceritakan semuanya pada kami atau Geovano nak, kenapa kamu hanya dia selama ini?", tanya nenek Yuni yang sudah ikut menangis,

"mereka ngancem aku Oma, kalau aku berani melawan atau menceritakan semuanya pada orang lain mereka akan mencelakai ibu, pernah dulu aku melawan, setelahnya mama Tika menunjukkan video ibu aku di serempet motor, dan pelakunya adalah orang suruhan mereka", jawab Calista,

"APA....", seru mereka semua.

"ya tuhan, mereka itu perempuan kenapa bisa sejahat itu?", ucap opa Anton,

"kejahatan gak Mandang laki atau perempuan, emang dasar mereka aja kayak setan", geram Oma Yuni,

Ayah Delon mengepalkan tangan erat, dia marah, dia kesal, dia tidak terima Calista diperlukan seperti itu, dia saksi bagiamana Calista kecil selalu menangis saat rindu Dengan ibunya, dia mengetahui rahasia besar tentang semua ini, tapi dia Tidak bisa jujur, karena ada hal yang tidak bisa diberitahukan pada orang lain termasuk keluarganya sendiri.

Calista masih menangis dalam pelukan bunda Maya, dan bunda Maya menenangkan Calista Dengan penuh kasih sayang, air matanya bahkan sudah ikut luruh Dengan derasnya sejak tadi, kasihan sekali nasib Calista.

"lalu luka ini karena apa nak?", tanya bunda Maya,

"Hilda ngadu katanya lihat aku ngobrol sama Vano di sekolah bunda, padahal kita hanya ngobrol biasa tapi dia marah gak terima, dan aku dimaki katanya gak boleh dekat dekat sama Vano, karena Vano adalah miliknya", ucap Calista,

"apa!!! dasar ibu sama anak sama sama murahan, salahnya dimana kalau kalian ngobrol, kalian sepasang kekasih, dan sebentar lagi akan tunangan, emang dasar anak itu sudah gila", omel Oma Yuni, kalau saja dua wanita itu ada di hadapannya pasti sudah dia cakar wajahnya.

"Bun, ajak Calista istirahat di kamar agar lebih tenang", titah ayah Delon,

"baik yah, yuk sayang".

Bunda Maya berjalan menuju kamar tamu, sedangkan yang lain masih berada di tempat semula, mereka masih shock atas apa yang dikatakan Calista.

"mereka sudah melampaui batas Delon", ucap opa Anton,

"apa Adi tidak tahu apa yang terjadi dalam rumahnya, sebenarnya dia kerja apa sih sampe gak pernah pulang, Heran kayak punya perusahaan paling sukses aja sampai sibuk gak ada waktu buat keluarga", omel Oma Yuni,

"Delon akan ngomong sama Adi, ini sudah sangat keterlaluan", ucap Delon.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!