Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
1 jam kemudian.
" Semua salah Om " ucap Lala yang sudah menggigil setelah mandi .
" Kamu yang pipis dalam celana kenapa aku yang salah " ucap Atlas yang duduk disofa masih ingin tertawa setiap kali teringat Lala pipis dalam celana .
" Gara-gara Om itu jadi nggak usah ketawa " ketus Lala yang sedang menyisir rambut melempar atlas dengan bantal .
" Udah gede masih aja pipis di celana" tawa Atlas benar-benar tidak berhenti meledek Lala sedari tadi .
" Kalau kamu mengadu pada keluarga kita maka semua orang akan tau kamu pipis dalam celana" tawa Atlas sengaja terus meledek Lala agar tidak mengadu pada orang tua mereka.
" Mmmm, Om jahat " kata Lala yang tidak jadi mengadu karena akan sangat malu jika orang tua mereka sampai tau .
" Ehhhh, mau kemana hukuman kamu belum selesai " ucap Atlas pada Lala yang akan keluar kamar .
" Om udah dong, Lala janji nggak bakal ngelakuin nya lagi " kata Lala mendekat lalu membujuk Atlas .
Tok
Tok
" Buka pintunya" kata Atlas yang diangguki Lala .
" Permisi Nyonya , dibawah ada kedua orang tua Nyonya " kata pelayan memberitahu dengan sopan .
" Om ada Papi sama Mami Lala datang " ucap Lala mengatakan pada Atlas .
" Yaudah ayo kita turun " ucap Atlas meletakkan ponselnya lalu turun bersama Lala menuju ruang tamu .
" Lala " Mami dan Papi langsung memeluk Lala penuh kerinduan begitu Lala sampai .
Muachhh
" Mami kenapa menangis?" tanya Lala menatap wajah sendu kedua orang tuanya.
" Nggak Mami nggak sedih , cuma kangen Lala aja " ucap Mami mengusap air matanya.
" Sini anak Papi " Papi yang duduk itu memegang tangan Lala agar duduk disampingnya lalu memeluk lebih lama .
" Sepertinya setelah Lala pergi dari rumah mereka baru menyadari betapa berartinya Lala " batin Atlas menatap pemandangan itu .
" Kami sangat merindukan Lala makanya kami datang " ucap Mami lagi dan lagi mengecup kening Lala .
" Lala kan baru disini seminggu kok Mami dan Papi udah rindu , biasanya ninggalin Lala sampai berbulan-bulan" kata Lala menunduk sedih jika teringat dulu kedua orang tuanya selalu mengabaikan bahkan tidak peduli dengan kerinduan Lala hingga akhirnya Lala terbiasa sendiri .
" Lala nggak boleh ngomong begitu " tegur Atlas sebagai seorang suami menasehati istri kecilnya karena bagaimana pun itu Lala harus berkata sopan pada orang tua .
" Lala maafkan kami selama ini , kesibukan telah membuat kami mengabaikan kamu yang butuh perhatian" ucap Mami yang menyadari kesalahannya setelah Lala pergi .
Sekarang mereka cuma punya Lala setelah kepergian Dafy namun seperti nya selama ini mereka tidak sadar kalau tindakan mereka membuat Lala merasa kalau mereka tidak menyayangi Lala .
" Mami nggak perlu minta maaf, Lala sadar kok kalau Lala memang tidak sehebat kak Dafy dan juga tidak ada yang bisa kalian banggakan dari Lala" ucap Lala yang sadar kenapa orang tuanya tidak begitu menyayanginya
" Lala cukup, kamu anak Papi tidak ada bedanya antara kalian " ucap Papi yang sangat menyayangi Lala , hanya saja selama ini dia menganggap dengan memberikan apapun yang Lala butuhkan itu sudah lebih dari cukup .
Tapi ternyata Lala lebih butuh perhatian dan kasih sayang ketimbang uang dan segala fasilitas.
" Papi dan Mami salah , jadi mulai kedepannya kami akan menyayangi Lala sepenuhnya" ucap Papi tidak banyak bicara namun mengakui kesalahannya.
" Kamu akan mendapatkan kasih sayang sama seperti anak lain , kami akan memprioritaskan kamu diatas pekerjaan" ucap Mami memeluk Lala yang sudah mewek .
" Maaf ya nak " ucap Mami yang benar-benar merasa salah dan berdosa pada Lala selama ini .
Setelah pernikahan dan Lala pindah kerumah Atlas disitulah Papi dan Mami merasa kesepian dan sadar betapa berartinya Lala didalam rumah .
Kepergian Lala menyadarkan kedua orang tuanya bahwa mereka telah mengabaikan Lala yang selama ini selalu mengemis perhatian.
Lala selalu berdiri menunggu didepan pintu mereka pulang namun kadang tidak mereka hiraukan bahkan kadang mereka tak pulang hanya karena sibuk bekerja.
Ternyata putri mereka nakal bukan karena tidak mau diatur namun sebagai bentuk pemberontak atas perlakuan yang dia terima selama ini .
" Atlas kamu sering-sering ya ajak Lala main kerumah " ucap Mami menatap Atlas yang hanya mengangguk sambil tersenyum.
Atlas ikutan senang melihat Lala bahagia karena akhirnya orang tuanya menyadari kalau mereka selama ini sering mengabaikan Lala.
" Atlas , Papi sekalian izin ingin membawa Lala jalan-jalan" ucap Papi karena bagaimana pun Lala sudah menikah .
" Apa kamu ingin ikut nak?" tanya Mami .
" Lain kali saja , aku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan " ucap Atlas ingin memberikan mereka ruang untuk bersama walaupun sebenarnya dia bisa saja ikut .
" Tapi Lala boleh pergi kan Om?" tanya dengan semangat karena sudah lama sekali Lala ingin jalan-jalan bareng keluarga nya .
" Boleh, pergilah ganti baju " ucap Atlas .
" Papi sama Mami tunggu disini sebentar " kata Lala dengan excited berlari menaiki tangga.
" Silahkan diminum Pi, Mi " kata Atlas membersihkan mereka minum .
" Atlas apa Lala ada berbuat nakal selama tinggal dengan kamu" tanya Mami setelah minum beberapa teguk air .
" Sedikit Mi " kata Atlas mengulum senyum ketika teringat lagi Lala pipis didalam celana.
" Diluar semua yang terjadi belakangan ini Lala itu memang sudah nakal dari kecil jadi butuh kesabaran menghadapi nya " ucap Papi yang dari tatapan nya saja terlihat sangat menyayangi Lala .
" Maaf sebelumnya Pi, Mi kalau Atlas lancang bertanya namun karena dirasa perlu Atlas butuh penjelasan" ucap Atlas .
" Kenapa , tanyakan saja " ucap Papi .
" Apa karena Lala nakal sehingga, " belum selesai Atlas bertanya Papi yang sudah tau ujung pertanyaan Atlas langsung menjawab .
" Sebenarnya sedari kecil tidak ada perbedaan antara kakaknya dan Lala sekalipun dia nakal hanya saja beberapa tahun belakangan ini kesibukan membuat kami tanpa sadar telah mengabaikan Lala" ucap Papi mengakui kesalahan mereka.
" Kematian putra sulung telah membuat jiwa kami berguncang dan larut dalam kesedihan sehingga tanpa sadar hal itu semakin membuat Lala jauh dari kasih sayang " sambung Papi .
" Jadi salah satu alasan kalian menjodohkan Lala agar bisa melepaskan tanggung jawab " ucap Atlas yang sebenarnya merasa ada yang ganjal dengan pemikiran kedua orang tua Lala yang memilih menikahkan putri mereka yang masih usia sekolah .
" Tidak Atlas , walaupun aku sudah menikahkan putriku dengan mu bukan berarti aku merasa tanggung jawab ku terlepas karena putriku adalah tanggung jawab aku seumur hidup " pernyataan Papi .
" Lalu apa alasan nya ?" pertanyaan Atlas .
" Selain menyambung tali silaturahmi Papi merasa kamu adalah sosok laki-laki yang tepat dan baik untuk Lala " pernyataan Papi .
" Tapi bagaimana jika aku tidak sebaik yang kalian pikirkan?" ucap Atlas