NovelToon NovelToon
Dunia Larashati

Dunia Larashati

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata Batin / Pihak Ketiga / Tumbal / Kutukan / Spiritual / Iblis
Popularitas:787
Nilai: 5
Nama Author: Adiwibowo Zhen

perjalanan wanita tangguh yang sejak dalam kandunganya sudah harus melawan takdirnya untuk bertahan hidup

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adiwibowo Zhen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 tahun kemudian

Suasana di balai desa terasa tegang. Puluhan warga berkumpul dengan wajah cemas, suara tuduhan saling tolak menyesakkan udara. Tiba-tiba, Kayim Azali muncul dengan langkah tenang. Sepi seketika menyergap mereka.

"Kalian jangan asal menuduh."Kayim Azali dengan suara berat dan tenang .

Ia berjalan ke tengah kerumunan, tatapannya menyapu setiap wajah yang hadir.

"Jika Mbok Yam pelaku persugihan, lihatlah rumahnya. Apa usahanya? Jika dia sudah bersekutu dengan makhluk halus dan telah sepuh, masih pantaskah ia berjualan keliling? Apa ada orang yang mau datang untuk mempersugihkan diri dalam hidup seperti itu?"Kayim Azali memberi penjelasan.

Dari kerumunan, seorang pria paruh baya memberanikan diri.

"Tapi, Pak Kayim, kemarin saat seratus hari, semua undangan menyaksikan sendiri. Saat bayi Yati diangkat dari buaian, seekor ular putih melingkar di bawahnya! Kami semua mengejarnya, tapi tak ada yang berhasil menangkapnya! Bukan hanya saya yang melihat!"Sunar dengan suara bergetar.

Kayim Azali menghela napas dalam, kedua tangannya tergabung di depan.

"Justru itulah yang menunjukkan Mbok Yam bukan pelakunya. Andaikan itu bukan hari pemberian nama—andaikan tak ada berkah yang melindungi,bisa jadi malam itu ular itu sudah melahap bayi malang itu sampai habis."Kayim Azali dengan wajah serius menjelaskan.

Para warga saling memandang, bisik-bisik mulai terdengar.

"Eh... benar juga, Yah. Lalu, karena gagal mengambil anak Yati, anak Pak Ateng besok malamnya meninggal..."Tohirin dengan wajah tertekan.

"Oh iya! Benar juga! Berarti bukan Mbok Yam!"Siwir sambil memukul pahanya.

"Ah... untung kita belum membakar rumahnya. Kalau Pak Kayim Azali tidak mengingatkan, kita sudah mendzolimi orang yang tidak bersalah. Wah, besar sekali dosanya..."Ocan dengan wajah malu dan menunduk.

Kayim Azali mengangguk pelan, matanya menerawang ke langit..

"Lalu... siapa sebenarnya?"Kayim Azali bergumam sendiri dalm hati.

Para warga mulai bubar satu per satu, masih terus bergumam dan saling berbisik.

"Kalau bukan Mbok Yam, lalu siapa yang punya nyali dan ilmu sekuat itu?"Roto berkata pada temanya.

"Dan siapa yang memiliki alasan untuk membenci keluarga itu..."Tarman dengan bisik bisik dengan orang di sekitarnya.

Sadran mendengus seperti tak senang lalu pergi.

Suasana di ruang tamu sederhana terasa hangat oleh kehadiran keluarga. Lampu minyak menerangi sudut-sudut ruangan dengan cahaya berkedip. Mbok Yam, Mbah Rotib, dan Manto duduk bersantai di lantai beralas tikar, menikmati ketenangan setelah seharian beraktivitas.

"Assalamu'alaikum..." suara berat Kayim Azali terdengar dari balik pintu.

Manto segera bangun dan membuka pintu. "Wa'alaikumsalam... Oh, Pak Kayim! Silakan masuk, Pak! Silakan duduk!"

Kayim Azali masuk dengan langkah tenang, duduk bersila di atas tikar. Mbok Yam dan Mbah Rotib mendekat, wajah mereka penuh tanda tanya.

"Eh, Pak Kayim... ada perlu apa malam-malam begini? Tidak biasanya Bapak datang..."Mbok yam ,dengan tersenyum ramah.

"Iya, Mbok. Begini... tadi warga desa berkumpul ramai-ramai mau datang ke sini."Kayim Azali menghela nafas berat.

Mbok Yam langsung meneguk, tangan tanpa sadar mengepal.

"Karena Pak Sadran bilang saya melakukan persugihan? Masya Allah... tega sekali Pak Sadran! Apa salahku padanya?"mbok yam dengan suara bergetar tak percaya.

Air mata mulai menggenang di matanya. Manto mendekat, memegangi pundak ibunya.

"Tenang, Mbok. Pak Sadran... setelah bayinya mati misterius, dia pergi ke orang pintar, dan orang pintar itu bilang bayinya mati untuk tumbal. Ciri-ciri yang disebutkan... mirip dengan Mbok Yam."Kayim Azali dengan suara tenang.

Kayim Azali memandang mereka satu per satu.

"Jadi Sadran yang sedang emosi, tanpa berpikir panjang, langsung mengumpulkan warga. Tapi tenang, Mbok... sudah saya jelaskan dan warga sudah bubar."Kayim Azali menjelaskan.

"Oh... terima kasih atas bantuannya, Pak Kayim. Sebenarnya, Larasati juga pernah mengalami hal itu. Tengah malam tiba-tiba membiru, menggigil... untung masih bisa tertolong berkat resep dari Ko Acun."Mbok yam sambil mengusap air matanya.

Manto mengangguk, ikut menambahkan.

"Ko Acun juga pernah berpesan kepada kami... jika ada kelinci abu-abu datang, harus segera diusir, kalau bisa dibunuh. Karena waktu itu, sebelum anak Aminah mati, pagi harinya ada kelinci abu-abu masuk ke halaman rumahnya."

Kayim Azali menyipitkan mata, mendengarkan dengan seksama. Wajahnya tampak serius.

"Zaman semakin edan... orang semakin berani dan tak takut dosa. Melakukan apa saja demi harta..."Kayim Azali dengan nafas berat.

"Iya, benar, Pak Kayim. Sekali lagi terima kasih banyak atas pembelaannya di depan warga."Mbok yam sambil menjabat tangan pak kayim Azali.

Matanya kembali berkaca-kaca, namun kali ini karena haru.

"Iya, Mbok. Tak apa... sudah tugas saya melindungi warga yang tak bersalah."Kayim Azali dengan suara rendah yang menenangkan.

Ia berdiri perlahan, bersiap untuk pergi.

"Yaa sudah, Mbok. Cuma itu. Saya pamit."Kayim Azali berkata dengan lembut.

"Oh iya, Pak Kayim..."Mbok yam menjawab dengan raut wajah penuh terimakasih.

Kayim Azali melangkah keluar, meninggalkan keluarga itu dengan perasaan lega namun jugawas-was. Manto menutup pintu perlahan, sementara Mbok Yam masih duduk termenung, tangannya tak henti memilin ujung selendangnya.

"Kelinci abu-abu... ular putih... ini semua ada kaitannya, Rotib."Mbok yam berbisik

"Benar, kenapa kampung kita menjadi menyeramkan begini," gumam Mbah Rotib sambil memandang jauh keluar. Mungkin benar kata ramalan leluhur, kita sudah memasuki jaman edan. Kita harus eling dan waspada.

Malam berlalu dengan kelam dalam hati semua warga desa Kedung Dadap. Setiap desisan angin seolah membawa sabit kematian, desa semakin sunyi, banyak orang tak mau keluar, apalagi yang memiliki anak kecil, takut anaknya akan jadi korban berikutnya.

Matahari pagi menyinari jalan berdebu menuju sekolah dasar. Delapan tahun telah berlalu, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Larasati, yang dulu nyaris meregang nyawa, kini tumbuh menjadi gadis kecil berusia delapan tahun. Seragam merah putihnya terlihat kontras dengan kulitnya yang pucat bersih. Tas sekolah digantungkan di pundaknya yang kecil, sementara rambutnya yang hitam terjuntai rapi dalam kepangan.

Kehidupan keluarga mereka telah berubah. Yati dan Manto kini menempati rumah sendiri, sebuah bangunan sederhana namun nyaman di ujung desa. Di teras depan, Yati mengelola warung sembako yang tak pernah sepi pembeli. Di zaman di mana warung masih menjadi pemandangan langka, keberadaan toko Yati bak oasis di tengah gurun. Setiap pagi, setelah mengantar Larasati ke sekolah, Manto yang tetap setia menjadi supir tangki bagi keluarga Suharti, menyempatkan diri ke pasar untuk menambah stok barang. Kedekatannya dengan pusat perniagaan dan kepercayaan yang diberikan oleh Suharti membuat warung itu semakin berkembang.

Namun, di balik kemapanan yang tampak, tersembunyi bahaya yang tak mereka sadari. Manto hanya tahu bahwa Suharti adalah adik dari Mbok Yam,seorang wanita baik hati yang sukses dengan berbagai bisnisnya. Ia tak pernah menyangka bahwa setiap pagi, ketika mobil mewah Suharti mengantar Larasati ke sekolah, ada niat terselubung di baliknya.

Larasati tumbuh menjadi gadis kecil yang menawan. Kulitnya putih sempurna, mata sipitnya yang eksotis, dan raut wajahnya yang halus membuatnya tampak seperti boneka porselen. Namun, kecantikannya yang tak biasa justru menjadi kutukan baginya. Di sekolah, bisik-bisik iri dan cibiran tak pernah berhenti mengikutinya.

"Hei, anak Cina!" teriak salah seorang teman sekelasnya suatu siang, sambil menepuk punggung Larasati dengan kasar.

"Bapaknya cuma supir, tapi sok-sokan diantar mobil mewah," sindir yang lain.

Larasati hanya menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang mulai menggenang. Ia tak mengerti mengapa penampilannya yang berbeda harus membuatnya menjadi bulan-bulanan. Sementara anak-anak desa lain berkulit sawo matang dengan rambut ikal, ia hadir dengan pesona seolah bukan bagian dari mereka.

Pukul tiga sore, seperti biasa, mobil hitam Suharti sudah menunggu di gerbang sekolah. Sopir pribadi itu tersenyum lembut pada Larasati, membukakan pintu untuknya. Namun, senyum itu tak pernah sampai ke matanya. Dalam diam, ia memperhatikan gadis kecil itu melalui kaca spion, mencatat setiap perkembangan Larasati untuk majikannya.

Sementara itu, di rumah mereka yang sederhana, Yati sibuk melayani pembeli sambil mengasuh kelima adik Larasati yang masih balita. Ia sama sekali tak menyadari bahwa kemurahan hati Suharti selama ini adalah bagian dari rencana besar yang suatu hari nanti akan mengancam nyawa putri sulungnya. Bagi Yati, Suharti adalah penyelamat keluarga mereka,sumber rezeki yang tak terduga.

Larasati menatap keluar jendela mobil, melihat anak-anak seusianya berjalan kaki pulang dengan riang. Dalam hati kecilnya, ia berharap bisa seperti mereka,biasa saja, tak mencolok, dan bebas dari pandangan sinis. Namun, takdir ternyata punya rencana lain baginya.

1
Aura Angle
wuih ad hot hotnya
Ninik Listiyani
/Sweat//Sweat//Sweat/
Ninik Listiyani
ad y orang kaya Suharti kejam
Ninik Listiyani
kisahnya kya beneran terjadi
Ninik Listiyani
lanjutkan menulisnya
Ninik Listiyani
penasaran untuk cerita selanjutnya
penguasa univers
tak menyangka ,tapi masuk akal 🤭
penguasa univers
💪
cakrawala
terimakasih suportnya/Pray/
penguasa univers
sedih kisahnya
Ninik Listiyani
makin seru sepertinya. akan jadi wanita tangguh👍
Ninik Listiyani
semangat nulisnya kk aku akan jadi pembaca setiamu please jangan berhenti di tengah jalan
Ninik Listiyani
sungguh tragis💪
Ninik Listiyani
berkaca kaca
Ninik Listiyani
kisah yg bagus sepertinya mengerikan penderitaanya
Ninik Listiyani
kasihan sekali 🤣
Ninik Listiyani
semangat aku suka 🤣kisahnya
Ninik Listiyani
membuat terharu kisahnya🤣
Ninik Listiyani
mengharukan🤣
IRINA SHINING STAR
saya juga mampir kak... pas aku baca ceritanya nggak tau kenapa pengen nangis.. 🙏 semangat terus ya kak
cakrawala: ea tentu pemula harus saling suport 💪👍
total 6 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!