NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Transmigrasi / Dan budidaya abadi / Sistem / Harem
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AYN02

Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi? Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem?

(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...)

Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri. Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-

"Aku tidak bisa." Jawaban Melati bagaikan sambaran petir bagi Sora.

Sora terpaku dengan wajah syok. "Ke - Kenapa?" Suara Sora begitu rentan seperti kaca yang sudah retak.

Melati menunduk sedih. "Bukan, aku sangat menyukaimu."

Sora sedikit membaik. "Kalau gitu kenapa menolak?"

Melati menghela napas lalu menjawab jujur. "Aku pikir tidak pantas bersanding bersamamu. Kamu kultivator sedangkan aku orang biasa. Kita hidup di dunia yang sama tapi berada di dimensi berbeda." Melati mengatakan ini dengan mata berkaca - kaca.

Seketika Sora bergerak menggenggam tangan Melati. "Jangan khawatir, kita bisa hidup bersama selamanya."

"Tidak mungkin, harapan hidup orang biasa dan kultivator berbeda jauh. Sebelum seratus tahun, mungkin aku sudah harus meninggalkanmu sendirian di dunia ini." Melati sangat melankolis dengan air mata mengalir melalui pipi.

"Memang, harapan hidup orang biasa dan kultivator tidak bisa disamakan. Tapi di sini kita memiliki pilihan, untuk menghilangkan perbedaan harapan hidup, kamu tinggal jadi kultivator." Sora tersenyum sambil menatap serius.

Melati terpana sebentar kemudian tersenyum lembut. "Kamu mengatakannya seolah jadi kultivator adalah perkara mudah. Kalau memang semudah itu, kenapa di desa tidak ada kultivator lain kecuali kamu?"

"Aku paham maksudmu, tapi percayalah, aku bisa membuatmu menjadi kultivator sepertiku." Ekspresi Sora sangat serius.

Melati yang awalnya skeptis perlahan mulai menumbuhkan rasa percaya kepada Sora. "Apa kamu serius?"

"Apa kamu percaya?" tanya balik Sora.

Melati merenung sebentar kemudian menganggukkan kepala. "Aku percaya."

Sora mengangguk puas sambil memajukan wajah lalu berbisik tepat di samping telinga Melati. "Mulai sekarang, kamu jadi milikku. Aku tidak akan melepasmu sampai kapan pun."

Pipi Melati merona, jantungnya berdebar kencang usai mencium aroma maskulin yang terpancar dari tubuh Sora. Mata Melati berkabut, tatapannya buyar seperti orang mabuk. "Hei..."

"Apa?"

"Miliki aku sekarang."

Deg - deg!

Jantung Sora berdebar kencang sampai mengeluarkan suara keras seperti suara beduk yang dipukul dua kali dengan sangat cepat.

Sora mulai terengah - engah karena nafsu. "Kamu yakin?"

Melati mengangguk lembut. "Aku ingin segera jadi milikmu."

Wush!

Aroma harum yang manis tercium oleh Sora. Gairah yang telah lama ditekan akhirnya membobol segel dan mengambil alih kesadaran Sora.

Sora mencium Melati, mendorongnya hingga jatuh di kasur lalu mulai melepas pakaiannya.

Tak butuh waktu lama, tubuh sempurna dan seindah giok muncul di depan Sora. Melati dengan malu - malu menutupi bagian paling intim tubuhnya sambil mengangkat tangan memberi kode keras untuk Sora.

Zzzt!

Seperti sebuah sengatan listrik, Sora kehilangan akal sehatnya dan mulai membabi buta menyerang Melati.

Dari luar, tetua desa datang dengan keinginan untuk melihat keadaan Melati dan Sora. Namun saat tiba di depan pintu, dia mendengar suara - suara ambigu dari dalam.

Seketika tetua desa tahu apa yang terjadi. Senyum nakal muncul di wajah tuanya tapi dia memilih tidak mengganggu mereka yang sedang sibuk di dalam.

"Dasar anak muda! Padahal baru bangun tapi sudah sangat bersemangat." Tetua desa menghela napas dan pergi meninggalkan lokasi.

Tetua desa berjaga di depan untuk menghentikan siapa saja yang bermaksud menjenguk Sora. Jangan bercanda, mana mungkin dia membiarkan orang lain melihat putrinya yang sedang berhubungan intim dengan Sora. Karena alasan itu, tetua desa memilih berjaga di depan hingga mereka selesai melakukannya.

Pada malam hari, Sora berjalan keluar dalam keadaan segar dan bugar. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah tetua desa yang berjaga di depan sambil memejamkan mata.

Seketika Sora merasa bersalah karena sudah merenggut keperawanan putrinya. Baru mau menyapa, Sora dikejutkan dengan tatapan tajam tetua desa.

"Nak, lain kali lihat waktu dan tempat saat melakukannya!" Tetua desa menekan suaranya.

Sora tersenyum canggung. "Paman tahu?"

Tetua desa mengangguk serius. "Kamu beruntung karena aku yang menemukan kalian sedang melakukannya. Kalau orang lain, mereka bisa saja mencuri kesempatan untuk mengintip kalian. Kamu tidak mau pria lain melihat tubuh Melati, kan?"

Sora dengan tegas menganggukkan kepala. "Tentu saja! Tubuh Melati hanya untukku!"

"... Kamu berani juga bilang begitu pada ayah dari gadis yang kau sakiti." Tetua desa tersenyum namun tubuhnya memancarkan aura berbahaya.

Seketika Sora melangkah mundur tanpa sadar. Meskipun dia lebih kuat dari tetua desa, entah mengapa dia merasa tidak bisa menang melawannya.

Apakah ini karena koneksi hubungan antara mertua dan menantu? Cuma ini alasan yang masuk akal.

"Aku bercanda. Lagipula aku tidak akan menang melawanmu." Tetua desa tersenyum lembut seperti pria paruh baya biasa.

Sora menghela napas lega sambil sedikit mengendurkan ketegangan di hatinya.

"Tetapi kalau kau menyakiti putriku dengan cara apa pun, aku tidak akan memaafkanmu!" Suara serta aura tetua desa berubah drastis saat mengatakan ini.

Seketika Sora membeku dan mengangguk berulang kali seperti robot rusak.

Tetua desa merasa puas dengan reaksi Sora.

"Di mana Melati sekarang?"

"Sedang tidur, sepertinya dia kelelahan."

"Hmm, lalu apa yang kamu lakukan?" tanya tetua desa dengan tatapan tajam.

"Aku ingin membuat sesuatu untuk Melati."

Tetua desa terdiam sebentar kemudian mengangguk dengan senyum lembut di wajahnya.

"Bagus, sekarang aku serahkan putriku padamu." Tetua desa pergi sambil melambaikan tangan.

Sora menghela napas lega lalu bergegas menuju dapur desa dan membuat hidangan bergizi untuk Melati.

Sora ingat resep bubur sehat dari bumi, jadi dia mau membuat satu di sini untuk berikan kepada Melati.

Kebetulan dapur desa sedang sibuk dengan para wanita dewasa yang sedang memasak. Mereka kaget melihat kemunculan Sora, lalu mulai mengerumuninya seperti semut yang berkerumun di sekitar gula.

"Hmm? Hari ini aromamu sedikit beda ya."

"Eh? Benarkah?" Sora berlagak polos menanggapi pernyataan istri orang di depannya.

Endus... Endus...

"Kamu benar, aroma ini, rasanya aku sering menciumnya di suatu tempat."

"Kamu benar, aku selalu mencium aroma seperti ini dari suamiku setelah kita berhubungan!"

"Benar, aku juga sama."

Tatapan wanita dewasa dan istri orang di dapur desa berubah. Sora tersenyum canggung sambil terus memasak sampai buburnya siap.

"Kamu memasak untuk siapa?"

"Melati." Sora menjawab lalu meninggalkan dapur desa dengan tergesa - gesa.

Jawaban Sora langsung menjelaskan semuanya. Wanita dewasa yang belum punya suami merasa iri kepada Melati, sementara beberapa istri orang yang di sini memiliki pemikiran absurd di benak mereka.

Contoh pemikiran absurd mereka adalah rencana berselingkuh dengan Sora. Sebelumnya mereka ragu karena Sora masih perjaka, tapi sekarang mereka tidak perlu memikirkannya lagi.

Dan begitulah niat jahat beberapa istri orang terbentuk, tidak ada yang tahu apakah mereka berhasil melancarkan aksinya, yang pasti niat mereka sangat buruk dan tidak boleh dicontoh.

...

Sora menyuapi Melati yang belum bisa bergerak bebas. Melati seperti pasien yang bertingkah manja pada dokter yang merawatnya.

Sora tidak memikirkan hal ini dan terus merawatnya hingga dia kembali tidur. Setelah Melati tertidur, Sora mulai mengamati panel atributnya yang telah diperbarui.

---

Nama : Sora Langi

Ranah Kultivasi : 2 Pembentukan Dasar (10 K untuk naik tingkat)

Fisik : Sembilan Yang Kuno

Teknik Kultivasi : Sutra Sembilan Yang

Kemampuan :

-

Poin Harem : 350K

---

"Dalam sekali aktivitas, aku langsung memperoleh lebih dari tiga ratus ribu poin harem. Sistem memang mesum seperti namanya."

(Jangan menjelekkan sistem, Tuan juga suka dengan sistem yang seperti ini, kan?)

'He he.' Tawa kecil Sora sudah membenarkan pertanyaan Luna.

(Ngomong-ngomong Tuan punya hadiah penaklukan, mau dibuka sekarang atau nanti?)

...

..

.

Bersambung...

1
Nino Ndut
aneh bener mc nya..bener2 g paham hidup didunia apa...hadehh
Nino Ndut
masih kebawa dirinya yg hidup didunia modern..padahal katanya sering baca cerita kultivasi tp kayak masih g paham hakekatnya..masih blom paham ma mc nih
AgamYupi02: Bantu jawab sedikit ya. Ibarat kata yang dipahami Sora cuma teori sementara prakteknya lebih gelap daripada yang dipikirkan.
total 2 replies
Nino Ndut
sejauh ini cm 2 kata buat mc, bodoh n naif
Nino Ndut
masih bingung ma karakter mc nya nih
AgamYupi02
Kontraknya lama, kagak sat - set kek pf sebelah 🤣
Ofu Madu
lanjut
AgamYupi02
Tes, butuh dukungan! Kasih poin vote dll biar tambah semangat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!