Cassandra, terpaksa menjadi wanita simpanan untuk laki-laki yang bahkan belum dia ketahui hingga saat ini.
Demi pengobatan anaknya, dia rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang. Termasuk menjual dirinya demi putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Bik Munah terus memperhatikan Cassandra. Bagaimana cara dia mempertanyakan tentang wanita ini? Kenapa bisa ada di apartemen Romano?
Merasa ada yang memperhatikannya sejak tadi membuat Cassandra melihat ke arah bik Munah yang langsung mengalihkan pandangannya.
"Kenapa, bik?" tanya Cassandra yang tau jika sejak tadi dia terus di perhatikan.
"Gak apa-apa, mbak. Buburnya enak gak?" tanya buk Munah mencoba mengalihkan perhatian Cassandra.
"Enak, bik." jawab Cassandra sambil menganggukkan kepalanya. Bubur yang sedang dinikmatinya memang enak.
"Syukurlah kalau memang, enak." jawab nik Munah membuat Cassandra tersenyum kecil sambil kembali menikmati makanannya.
Berat sekali untuk memulai semuanya lagi. Dia masih teringat hari mengerikan kemarin. Tiba-tiba saja dia teringat Jason yang suka sekali dengan bubur ayam buatannya.
Mengingat hal itu membuat Cassandra kembali meneteskan air matanya kala mengingat setiap kenangan bersama dengan putranya.
"Loh, mbak kenapa nangis?" tanya bik Munah panik melihat wanita itu tiba-tiba saja menangis.
Sungguh, bik Munah benar-benar panik melihat Cassandra menangis hingga membuatnya memberanikan diri untuk memeluknya.
Mendapatkan pelukan dari bik Munah membuat tangisan yang sejak kemarin di tahannya bisa keluar.
"Hiks...hiks...hiks..." tangisan yang terdengar begitu menyakitkan pada setiap orang yang mendengarnya.
"Sabar, mbak. Apapun cobaannya, semua pasti ada jalannya." ucap bik Munah berusaha untuk menenangkan Cassandra.
Namun, hingga saat ini tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Cassandra. Hanya ada tangisan dan air mata yang menemani pagi yang sunyi ini.
Romano yang baru mengetahui tentang kematian putranya Cassandra ikut merasa kasihan dengan wanita lemah itu.
"Cerita sama bibik, mbak. Kamu kenapa?" tanya bik Munah yang berusaha bicara dengan Cassandra.
Tapi tidak ada jawaban apapun dari Cassandra, dan Romano tau betul bagaimana rasa sakitnya kehilangan.
Mendengar ponselnya berdering membuat Romano langsung menjauh dari pintu kamar Cassandra dan membiarkan kedua wanita itu saling menguatkan.
"Ya, halo?" sapa Romano ketika sambungan telepon mereka terhubung.
"Saya sudah mengirimkan informasinya, Pak. Semua ada di email anda." ucap seseorang di balik ponsel Romano.
Tidak menunggu waktu lama lagi, Romano langsung menuju ruangan kerjanya dan membuka iPad tempat dimana orang suruhannya sudah mengirimkan semua informasi penting tentang Cassandra.
"Cassandra Wiratama." gumam Romano saat pertama kali membaca informasi tentang wanita itu.
Semua di bacanya dengan detail, hingga dia menemukan sebuah kejanggalan dalam informasi yang dia dapatkan saat ini.
"Cari tahu lebih detail lagi. Aku merasa ada yang janggal dengan tempat tanggal lahirnya, serta tahun kelahirannya. Pastikan semua itu dengan cepat!" titahnya yang kembali menghubungi orang suruhannya.
"Baik, Pak. Saya akan segera kirimkan." balas orang tadi.
Romano kembali merenguni semua informasi tentang Cassandra. Dia terus berusaha mengingat tempat tanggal lahir wanita itu. Tapi ketika dia kembali mencoba untuk mengingat tempat itu kepalanya terasa sakit.
"Ahk..." Romano mengerang kesakitan saat memegangi kepalanya.
Dia bahkan sampai menjambak rambutnya sekuat tenaga, berharap rasa sakit itu akan hilang.
"Tolong...Tolong...Tolong..." suara itu kembali berputar di kepalanya hingga membuat Romano semakin merasa kesakitan.
"Argh...." rasa sakit itu semakin menjadi-jadi kala dia merasa ada seseorang yang berteriak di dalam kepalanya.
"Tolong...Tolong...Tolong..."
"Argh..."
Prang!!!
"Pergi..." Romano berteriak, bahkan dia terus melemparkan barang-barang yang ada di dalam kamarnya hingga hancur berantakan.
"Pergi dari hidupku, pergi!!!" usirnya entah pada siapa.
Romano langsung pergi ke kamar mandi dan menenggelamkan dirinya dalam bathub, berharap suara-suara itu bisa hilang dari ingatannya.
***
dan kau tak sadr kh dr mu gmn...
mmm gmn klo casa tau.... kau simpnan shbt ny🤣🤣🤣
di pangil mas
rasanya kok gimana gitu ya
🤭🙏🙏🙏