NovelToon NovelToon
Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Asila Angelica, merutuki kebodohannya setelah berurusan dengan pemuda asing yang ditemuinya malam itu. Siapa sangka, niatnya ingin menolong malah membuatnya terjebak dalam cinta satu malam hingga membuatnya mengandung bayi kembar.

Akankah Asila mencari pemuda itu dan meminta pertanggungjawabannya? Atau sebaliknya, dia putuskan untuk merawat bayinya secara diam-diam tanpa status?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk, simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Tak Mendapat Restu

"Dirga ada tugas untukmu! Cari tahu tentang bocah kembar itu!"

Semenjak mengetahui cerita dari Wijaya mengenai putrinya, Edgar tak bisa tidur dengan nyenyak. Meskipun urusannya sudah kelar  dan tak memiliki masalah lagi tapi hatinya masih tak tenang, selalu ingin mencaritahu apa yang dialami Asila selama ini. Kalau memang Asila pergi dari rumah enam tahun yang lalu, itu berarti setelah menghabiskan malam bersamanya, dan tak selang waktu yang lama Asila hamil dan langsung meninggalkan "Dirga ada tugas untukmu! Cari tahu tentang bocah kembar itu!"

Semenjak mengetahui cerita dari Wijaya mengenai putrinya, Edgar tak bisa tidur dengan nyenyak. Meskipun urusannya sudah kelar  dan tak memiliki masalah lagi tapi hatinya masih tak tenang, selalu ingin mencaritahu apa yang dialami Asila selama ini. Kalau memang Asila pergi dari rumah enam tahun yang lalu, itu berarti setelah menghabiskan malam bersamanya, dan tak selang waktu yang lama Asila hamil dan langsung meninggalkan keluarganya. Tapi masalahnya ia hanya memakainya semalam saja, tidak berkali-kali disentuhnya, masa iya semalam bisa menghasilkan bayi? Atau jangan-jangan Asila hamil anaknya orang lain? Ia harus segera bertindak untuk mencari tahu lebih detail lagi.

"Kenapa Tuan tiba-tiba perhatian sama bocah kecil itu? Jelas-jelas  Tuan habis berurusan dengan mereka? Bukannya Tuan sangat membencinya?"

Edgar tak seperti biasanya. Semenjak kejadian itu selalu saja mendesaknya untuk mencaritahu tentang bocah itu. Dia memintanya untuk mencaritahu di mana mereka sekolah, bahkan meminta pendapatnya mengenai makanan kesukaan anak kecil. Aneh bukan?

"Apa kau ingin berhenti dari pekerjaanmu?" Edgar melayangkan tatapan dingin nan tajam. Sebagai asisten ia sering dibuat tak nyaman ketika bersamanya, selalu saja memerintah, bukan hanya itu saja, ancaman selalu didapatkannya setiap saat.

"Tentu saja tidak Tuan. Selama ini saya sudah setia menemani Tuan, masa Tuan tega memecat saya. Sangat sulit mencari orang yang benar-benar tulus membantu. Belum tentu juga orang lain bisa bekerja seperti saya," bantah Dirga.

"Nggak  usah terlalu berbangga hati. Siapa bilang aku tidak bisa mencari orang yang mau bekerja untukku. Untuk mencari penggantimu tidak lah sulit bagiku!"

Dirga menyengir kuda. "Jangan begitu Tuan, kalau saya dipecat keluarga saya bagaimana? Saya cuma bercanda kok, tolong jangan masukkan ke dalam hati."

Edgar menaikkan ujung bibirnya menyeringai. "Aku kalau lagi mode serius jangan coba-coba membuatku jengkel Dir, aku bahkan bisa memecatmu sekarang juga! Kalau kau masih ingin bekerja denganku, turuti saja perintahku, jangan banyak omong!"

Tak ingin menambah masalah, Dirga itu terpaksa menuruti keinginannya. Ia tak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh bosnya, tapi kalau dilihat-lihat bosnya memiliki kepedulian terhadap bocah kembar itu.

"Baik Tuan, sesuai dengan perintah Tuan, saya akan mencari informasinya sampai detail, kalau perlu saya akan bertanya langsung pada nyonya Asila."

"Terserah, yang penting aku mau hasilnya!"

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi."

Dirga langsung bergegas keluar dari ruangan ceo dan menutup pintunya. Di luar dia masih menggerutu. "Tuan ini benar-benar aneh. Kemarin saja marah-marah dan memaki-maki bocah kecil itu, sekarang malah sok-sokan peduli dan ingin mencari tahu tentang identitasnya. Dasar payah!"

Saat hendak menuju ruang kerjanya, Dirga berpapasan dengan Diah, orang tua dari bosnya, dia langsung memberikan salam hormat kepada beliau.

"Selamat siang nyonya besar? Ada  yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang Dirga, apakah Edgar ada di ruangannya?"

"Iya benar nyonya, perlu diantarkan?"

"Oh..., tidak perlu, terimakasih. Aku bisa sendiri. Ya sudah lanjutkan pekerjaanmu."

"Baik nyonya."

Mereka pun berpisah. Diah menuju ruangan Edgar sedangkan Dirga langsung keluar menjalankan tugas yang diperintahkan oleh atasannya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam salam. Eh... Mama, ayo masuk ma! Tumben Mama datang ke sini?"

Tidak biasanya Diah datang ke kantor, ia yakin pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan.

"Memangnya Mama nggak boleh datang menemuimu di sini? Sebenarnya Mama cuma ingin tanya sama kamu, bagaimana menurutmu tentang putrinya pak Wijaya? Apa kau sempat bertemu dengannya saat datang ke rumahnya kemarin?" tanya Diah. Wanita tua itu selalu ngotot selalu ingin menjodohkannya dengan anak dari Wijaya Group. Padahal dia sendiri belum tahu seperti apa sosok wanita yang hendak dijodohkan dengan putranya. Mengikuti ajakan suami alih-alih alasan bisnis ia ingin segera menikahkan putranya yang sudah cukup umur untuk berumah tangga.

"Hm... Iya, dia single parents memiliki dua anak kembar tanpa suami, maksudnya dia belum pernah menikah. Satu lagi, wanita itu pernah bertemu dengan Mama di mall. Mama juga sempat membantu anaknya yang tertinggal oleh ibunya."

Diah tercengang mendengar penjelasan dari putranya. "Apa? Jadi perempuan itu anaknya pak Wijaya? Perempuan yang hendak dijodohkan denganmu? Kupikir anaknya pak Wijaya itu masih gadis? Bahkan dia belum pernah menikah, tapi sudah punya dua anak?"

Diah menghela nafas, ia cukup kecewa karena harapannya tidak sesuai dengan ekspektasi. Ia pikir  anaknya Wijaya masih kuliah atau sudah sukses dengan karirnya, ternyata dia hanyalah single parents yang sudah memiliki dua anak tanpa adanya pernikahan.

"Kupikir dia wanita baik-baik, ternyata nggak ada bedanya dengan wanita liar yang punya anak tanpa status yang jelas. Sudahlah..., nggak usah dilanjut kalau gitu! Masih banyak wanita yang lebih baik di luar sana. Kalau perlu kalian nggak usah memperpanjang kontrak kerja. Aku khawatir pak Wijaya mendesakmu untuk menikahi anaknya itu. Kalau masih gadis aku sih nggak masalah, tapi sayangnya dia sudah punya anak. Bagaimana tanggapan keluarga kita saat tahu ternyata kamu punya anak tiri yang nggak jelas siapa ayahnya. Apapun  alasannya Mama nggak mau!"

Edgar tersenyum smirk dengan menggerutu. "Kemarin aja ribet nyuruh aku kenalan sama anaknya om Wijaya, sekarang malah ngelarang buat dekati dia. Sebenarnya apa sih yang mama inginkan? Jangan buat aku pusing dengan sikap mama yang seperti ini."

"Bukannya Mama membuatmu bingung, hanya saja dia udah punya anak, Edgar! Kamu itu masih muda, haruskah kau relakan dirimu merawat anak tiri? Kamu loh bisa buat anak sendiri. Aku tahu wanita itu cantik, tapi kan dia bekas orang?"

'bekas orang? Benarkah dia bekas orang? Enam tahun yang lalu aku lah yang mengambil kesuciannya, apakah setelah aku ada pria lain yang menidurinya? Kenapa hatiku seakan-akan tak terima jika dia pernah berbagi keringat dengan pria lain? Seandainya saja cuma aku yang bersamanya, apa mungkin si kembar itu anakku?'

"Seandainya saja dia bekasku gimana? Apa mama mau menerimanya?"

Diah memelototinya. "Apa maksudmu bicara seperti itu? Jangan asal bicara kamu! Ini menyangkut masa depanmu, jangan main-main!"

Selama ini yang ia tahu anaknya tak pernah memiliki pacar atau bahkan bermain-main dengan seorang wanita. Edgar selalu fokus dengan pekerjaannya. Jadi tak mungkin kalau dia bermain-main dengan wanita, apalagi anaknya Wijaya.

"Siapa juga yang main-main? Serius dengan apa yang aku katakan. Aku memang pernah tidur dengannya, dan saat itu dia masih perawan."

"Apa kau bilang? Kau pernah tidur dengannya? Lalu kenapa dulu kau bilang tak pernah mengenali anaknya Pak Wijaya?"

"Waktu itu aku masih belum tahu kalau dia itu putrinya om Wijaya. Enam tahun yang lalu aku mabuk berat, dan dia yang menolongku, karena aku sudah dikuasai oleh air keras aku sampai lupa diri dan memaksanya untuk melayaniku."

1
tia
jangan mobil mobilan ,,,mobilx sungguhan langsung di belikan 😄
4U2C
𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹,,𝗶𝗻𝗶 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗱𝗲𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮..🤣
Ika Dw
oke... dilanjut besok ya kak😁
tia
lanjut thor
tia
belom update thor
Ika Dw
enggak kak, santai aja😁
tia
jangan bilang tamat thor
tia
kenapa gak tes dna
Ika Dw
bobok dulu kak🤣, halunya disambung nanti 😁
tia
jangan digantung thor gk bisa tidur siang
Ika Dw
oke oke, ngetik dulu kak😭
tia
semangat thor,, lanjut bab ny 🤭
tia
lanjut thor 💪
Ika Dw: siap😍
total 1 replies
tia
tambah lag up thor 🤣🤣
Ika Dw: tangannya masih linu kakak😭
total 1 replies
tia
lanjut thor
tia
cerita bagus dn menarik
tia
dobel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!