NovelToon NovelToon
Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat

Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Misteri / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Terlahir kembali sebagai Tian Feng di Desa Batu Angin yang terpencil, ia merasakan keputusasaan total.

Mantan Dewa Langit, kini terperangkap dalam tubuh lemah tanpa Dou Qi, menjadi sasaran cemoohan.

Titik baliknya adalah penemuan batu hitam misterius yang ternyata menjadi wadah bagi Yao Ling, seorang ahli Dou Zun yang disegel.

Di bawah bimbingannya, Tian Feng tidak hanya melatih Dou Qi dari nol, tetapi juga melatih kembali jiwanya untuk menerima kondisi fananya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 6

Satu tahun lagi berlalu di bawah tatapan Langit yang diam. Tian Feng kini berusia delapan tahun. Di mata penduduk desa, ia masih anak yang sama kurus, pendiam, dan aneh. Namun, di bawah permukaan, sebuah transformasi mengejutkan telah selesai.

Setiap malam selama dua tahun terakhir, ia telah menjalani baptisan api dan es. Tulang demi tulang, dari jari kaki hingga tempurung kepala, semuanya telah hancur dan ditempa kembali. Ke-206 tulangnya kini sekeras dan sepadat batu giok hitam, dihubungkan oleh otot dan tendon yang dialiri oleh Dou Qi yang murni. Tubuhnya telah menjadi wadah yang sempurna.

Dengan fondasi yang kokoh, kecepatan kultivasinya meroket. Ia dengan mudah menerobos ke Dou Zhi Qi Tingkat 4, lalu Tingkat 5—tingkat yang sama dengan Li Shen saat ini. Namun, Tian Feng tahu bahwa perbandingan tingkat di antara mereka sama sekali tidak ada artinya.

Meskipun begitu, sebuah masalah baru muncul.

Di sebuah tanah lapang tersembunyi di balik bukit, Tian Feng sedang berlatih. Ia meniru gerakan-gerakan dasar berburu yang diajarkan ayahnya—sebuah pukulan lurus, tendangan menyamping. Dengan setiap gerakan, ia bisa merasakan kekuatan mentah bergelombang di dalam tubuhnya, siap untuk dilepaskan. Namun, saat pukulannya mengenai sebatang pohon tua, hasilnya mengecewakan.

DUG!

Pohon itu hanya bergetar sedikit, beberapa daun kering jatuh. Tangannya sendiri terasa pegal. Kekuatan itu ada, tetapi ia tidak bisa menyalurkannya dengan efektif. Rasanya seperti mencoba merobohkan tembok dengan karung berisi emas—berat dan kuat, tetapi tidak fokus.

"Ini tidak berguna," keluhnya dalam benak kepada Yao Ling. "Aku punya kekuatan, tapi aku tidak punya cara untuk menggunakannya."

Suara Yao Ling terdengar, terdengar geli. "Akhirnya kau sadar juga, bocah. Punya Dou Qi tanpa Dou Ji (Teknik Dou) itu seperti punya kapak super tajam tapi kau menggunakannya untuk menggaruk punggungmu. Sebuah pemborosan."

"Ajari aku satu," tuntut Tian Feng.

"Hmph, kau pikir Dou Ji itu kacang ?" cibir Yao Ling. "Teknik yang kusimpan setidaknya berada di Tingkat Xuan atau Di. Memberimu satu sekarang sama saja dengan menyuruh bayi menelan matahari. Jiwamu mungkin bisa menahannya, tapi tubuhmu akan hancur menjadi debu sebelum kau menyelesaikan gerakan pertama."

Tian Feng terdiam. Itu adalah kebenaran yang pahit.

Yao Ling menghela napas. "Tapi... melihatmu membuang-buang fondasi yang begitu sempurna juga menyakiti mataku. Lupakan teknik-teknik mewah dengan nama-nama hebat itu. Jalanmu berbeda. Fondasimu adalah kepadatan dan kekuatan murni. Maka, teknikmu harus mencerminkan itu."

Kehadiran Yao Ling di benak Tian Feng menjadi lebih tajam saat ia mulai mentransfer sebuah konsep.

"Kita tidak akan meniru. Kita akan menciptakan. Sesuatu yang sederhana, kasar, tapi mematikan. Lupakan tentang aliran energi yang rumit. Fokus pada satu hal: getaran. Salurkan Dou Qi-mu ke satu titik, padatkan hingga batasnya, lalu lepaskan dalam satu getaran kuat. Namai saja... Tinju Getar Dalam."

Selama seminggu berikutnya, tanah lapang itu menjadi tempat latihan pribadi Tian Feng. Ia mencoba berulang kali, mengikuti instruksi Yao Ling.

"Bukan kekuatan lenganmu, bodoh!" omel Yao Ling saat pukulan Tian Feng lagi-lagi hanya menghasilkan suara tumpul. "Kekuatan sejati seorang petarung berasal dari tanah! Salurkan energi dari telapak kakimu, putar pinggangmu seperti busur yang ditarik, biarkan semua kekuatan itu meledak dari buku-buku jarimu di saat terakhir!"

Tian Feng mencoba lagi. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan koneksi antara telapak kakinya dan bumi. Ia memutar pinggangnya, dan menyalurkan aliran Dou Qi Tingkat 5 miliknya ke dalam tinjunya. Kali ini, ia tidak hanya memukul, tetapi melepaskan energi itu pada titik benturan.

Targetnya adalah sebuah batu besar seukuran kerbau kecil.

DUG!

Suara benturannya tidak lebih keras dari sebelumnya. Permukaan batu itu tampak tidak tergores sama sekali. Sebuah kegagalan lagi.

Tian Feng mengerutkan kening, hendak menarik tinjunya.

"Tunggu," kata Yao Ling, nadanya aneh. "Lihat baik-baik."

Tian Feng menatap batu itu. Tepat saat ia hendak bertanya, sebuah suara retakan yang halus terdengar.

Kriiiik...

Sebuah garis retak tipis seperti rambut muncul di permukaan batu. Lalu satu lagi, dan satu lagi. Dalam beberapa detik, seluruh permukaan batu itu dipenuhi jaring laba-laba retakan yang rumit, sebelum akhirnya...

KRAK! BRUK!

Batu besar itu pecah, bukan menjadi dua atau tiga bagian besar, tetapi hancur menjadi tumpukan kerikil seukuran kepalan tangan. Kekuatan itu tidak menghancurkannya dari luar, tetapi menghancurkannya dari dalam.

Tian Feng menatap tumpukan kerikil itu, lalu menatap tinjunya yang kecil dan tidak terluka. Angin meniup debu dari batu yang hancur, menyapu wajahnya.

Ia sekarang memiliki tiga hal yang tidak ia miliki dua tahun lalu.

Sebuah tubuh yang telah ditempa neraka.

Sebuah kekuatan yang lahir dari penderitaan.

Dan sebuah metode untuk melepaskan keduanya.

Ia bukan lagi hanya sebuah wadah yang kuat. Ia adalah sebuah senjata yang terisi.

Tian Feng berbalik dan menatap ke arah Desa Batu Angin yang tampak kecil dari kejauhan. Wajah Li Shen yang sombong terlintas di benaknya, bukan dengan kebencian, melainkan dengan tatapan dingin seorang pandai besi yang mengamati sepotong logam yang perlu dibentuk.

Masa bertahan secara pasif telah berakhir.

Pertahanan sudah cukup, pikirnya, matanya menyipit. Sekarang saatnya menguji ujung pedang.

1
kang baca
wahhhh kakek koplak ini, meninggalkan cucunya berdua duaan dengan lawan jenis 😅🤣🤣🤣
kang baca
g jelas nih ceritanya... tian feng bukan murid sekte qing Yun tapi bisa ikut..
kang baca
tian feng awalnya hanya tamu kok tiba2 bisa ikut turnamen... g ada cerita kalau dia sudah gabung sekte tersebut
Henry Ivan R
mantap Thor
Sen Liong
memang bodoh dr awal mcnya., bawa kroco yg bikin ribet. apalagi ad betina yg egois ,jd malas ksh like.
Sen Liong
sukurin, omelin aja mc bodoh bin pandir ini, tololnya gak baik" agik jd mc.
Sen Liong
kekuatan fisik dou sheng puncak gk bisa ngalahin 5 dou zhong, ckckckckck.
Sen Liong
macam polisi india mc nya.
Sen Liong
ini baru novel paling keren, gak kayak novel sebelah, kultivasi br seupil ud bucin bucinan.
Alfa Kristanti
/Heart//Heart//Heart//Heart/
kang baca
lawan guy aja yang dou zong *9 sepele aja kok... lah ini lawan dou zong *6 mati2an... g konsisten lu thor
Parwoko Solo
miskin saja banyak gaya, emas tidak diambil, padahal butuh sumber daya yang banyak
Athoillah Ibnu Tarmidi
bagus
Dieng April
blm baca bab berikutnya ya,aku yakin nanti si guisha lolos pake retakan ruang ..
Dieng April
cerita ,kalimat dan katakatanya sama dgn saat tian peng pertama ketemu lin Qinger dulu...wkwkwk otor malas nulis cuma copy paste.trus ganti bbrp kata
Parwoko Solo
ini cerita ter aneh yang aku baca, masak perang sekte yang maju muridnya, tetuanya trus pada ngapain?
Adung Riyadi
Luar biasa
kang baca
4 thor
kang baca
masa g ada peninggalan2 yang didapat ya
kang baca
memang didalam hutan air jelek ya..??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!