NovelToon NovelToon
Not My Type (Unfortunately, You Are)

Not My Type (Unfortunately, You Are)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: deborah_mae

7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.

Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.

Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.

Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LANTAI LICIN, KATANYA

Malam itu, Hanna mengunjungi sebuah laundry untuk mengambil bolero dan kemeja dr. Hendra yang dia pinjam waktu insiden di kantin.

"Totalnya lima puluh ribu ya, kak." ucap pegawai laundry itu.

Sebelum kembali ke rumah, Hanna membelikan dua porsi martabak telur untuk adik-adiknya.

Begitulah Hanna. Kemanapun ia pergi, ia selalu ingat untuk membawakan oleh-oleh kecil untuk adik-adiknya.

"Wah ini mah martabak telur megalodon, kak Han" ucap Tulus sembari membuka bungkusan martabak telur yang dibawa Hanna.

"Sesuai porsi kamu, kan? Hahaha" ledek Hanna.

"Eh, kak. Tadi papa ke sini. Katanya hari Minggu ini mau bawa kita jalan-jalan." ucap Jonathan.

"Tumben kok nggak nelpon kakak dulu ya? Biasanya juga papa ngabarin kakak kalo mau ke rumah." tanya Hanna dengan penasaran.

"Mana rutenya nggak jelas lagi" keluh Tulus

"Emang mau kemana?" tanya Hanna.

"Katanya mau ke rumah temen lamanya, kak. Lagi sakit temennya. Sebenernya singgah sebentar sekalian ke tempat jalan-jalannya." jelas Jonathan.

"Ooh.. Yaudah sih kita lihat aja nanti. Namanya juga papa lagi pengen ditemenin itu." ucap Hanna supaya adiknya tidak mengeluh.

Malam itu, Hanna menatap kedua adiknya dengan dalam. Setiap kali dia menatap kedua adik laki-lakinya dia selalu bertanya dalam hatinya bagaimana jika suatu saat dia akan menikah, akankah momen seperti ini bisa ia rasakan lagi?

Makan bersama, bercanda, berbelanja, mencoba aneka restoran baru yang viral, menikmati kopi di cafe kesayangan hanya bertiga. Hanya ada Hanna, Jonathan dan Tulus.

"Mungkin kalau saat ini aku masih sendiri, ini adalah keinginan Tuhan supaya aku lebih menikmati waktu bersama adik-adikku sebelum aku akan hidup bersama jodohku nanti.."

"Tapi.. Apakah aku akan menikah?"

Sebelum beristirahat di ranjang kesayangannya, Hanna melihat kantung laundry yang berisi kemeja milik dr. Hendra.

Dengan nafas panjang ia meniatkan esok adalah hari dimana ia harus mengembalikan kemeja itu dan artinya ia akan bertemu dr. Hendra lagi.

Hanna ingat betul bagaimana sifat dr. Hendra kepadanya yang tidak konsisten. Itulah yang membuat Hanna malas untuk berurusan lagi dengan dr. Hendra.

Namun kali ini ia pikir tidak ada salahnya bersikap baik kepada orang yang sudah membantunya saat ia dipermalukan orang di depan keramaian waktu itu.

"Besok aku balikin dan selesai..."

***

Suara mesin printer sangat mendominasi di ruang kerja Hanna pagi itu. Semua orang fokus menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.

"Selamat pagi, dengan Ibu Rosdiana? Perkenalkan, Bu. Saya Yati bagian Penagihan dari Rumah Sakit Graha Sehat. Mohon untuk konfirmasi apakah benar seminggu yang lalu ibu mengalami kecelakaan dan dirawat di Rumah Sakit Graha Sehat?"

"Baik, ibu. Untuk kelengkapan berkasnya boleh tolong dikirimkan melalui WhatsApp Keuangan Rumah Sakit Graha Sehat?"

Sementara Hanna masih termenung di depan komputernya. Tidak peduli dengan berkas-berkas menumpuk di atas mejanya yang sudah menunggu untuk diselesaikan, ia masih tenggelam dalam lamunannya.

Ia masih ragu apakah ia seharusnya mengembalikan kemeja itu hari itu juga?

Dia pikir, dia tidak cukup berani untuk melangkah ke ruangan dokter. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Adik-adikku, kakak mau ke ruangan dr. Ningsih. Ada yang mau titip dokumen atau sekalian ikut?" tanya Yati kepada mereka semua.

"Apa aku titip ke Kak Yati aja ya? Hmm.. Tapi kayaknya nggak sopan deh.."

"Kak, Hanna ikut ya.." ucap Hanna.

Dengan memberanikan diri, Hanna mengikuti Yati ke ruangan dokter. Berharap saat ia sampai disana ia tidak salah tingkah atau pun dicueki oleh dr. Hendra.

Saat lift terbuka, Hanna menarik nafas panjang agar tetap tenang. Dengan pelan dia melangkah ke ruangan dokter.

Suasana ruangan dokter siang itu tidak terlalu ramai. Ada dr. Christina, dr. Ningsih, dan dr. Ikhsan. Sesampainya disana, Hanna dan Yati pun terpisah menuju ke tempat tujuan masing-masing.

Dengan jantung yang berdebar dan rasa gugupnya, Hanna mencoba untuk menenangkan dirinya.

Bagaimana tidak gugup? Dr. Hendra terlihat sangat fokus dan siapapun yang melihatnya, di atas kepalanya seolah tertulis "JANGAN GANGGU"

"Permisi, dok.." sapa Hanna dengan hati-hati.

"Hmm..ya?" jawab dr. Hendra dengan singkat.

"Tuh kan mulai deh jadi raja iblis" gumam Hanna dalam hatinya.

"Hanna cuma mau ngembaliin kemeja dokter yang kemarin.." ucap Hanna pelan sambil menyodorkan sebuah paper bag kepada dr. Hendra.

Mendengar itu, dr. Hendra mengangkat kepalanya dan memandang Hanna lalu menunjuk ke sebuah kursi kosong yang ada di sampingnya.

"Ooh.. Taruh aja disitu." jawabnya singkat.

Hanna meletakkan paper bag itu dan langsung membalikkan badan. Tapi Hanna teringat akan laporan audit klinik kebun yang masih ada di dr. Hendra.

"Oh iya, dok. Laporan audit klinik kebun sama surat pengantar berobat pasien untuk bulan lalu udah bisa Hanna ambil belum ya?" tanya Hanna

Saat mendengar itu, dr. Hendra seperti punya ide bagus untuk iseng kepada Hanna. Dengan nada suaranya yang santai namun ada nada iseng yang samar, ia menjawab "Udah bisa sih. Tapi kayaknya ada di dalam tumpukan dokumen itu deh" tunjuknya ke arah tumpukan dokumen di atas mejanya.

Seketika itu juga Hanna sedikit cemberut "Seriusan sebanyak ini, dok?".

"Butuh dokumennya apa nggak?" tanya dr. Hendra dengan cuek.

Melihat momen itu, Yati, dr. Christina dan dr. Ningsih saling menatap geli.

"Sabar ya, Han jadi sekretaris dadakannya dr. Hendra" goda dr. Christina.

"Hehe nggak apa-apa, dok.." ucap Hanna dengan tawa yang kikuk.

Hanna pun mulai menelusuri setiap tumpukan berkas yang ada di atas meja tepat di sebelah kiri dr. Hendra.

Melihat pemandangan itu, dr. Hendra reflek bersandar di kursinya. Sesekali matanya menelusuri setiap gerak-gerik Hanna.

Ketika Hanna merunduk serius, rambut panjangnya dengan indah menutupi pipinya. Entah kenapa, bagi dr. Hendra pemandangan itu tidak ingin usai dengan cepat..

"Dia terlalu fokus.. Jangan terlalu cepat mencari ya, Han.."

dr. Hendra tak melepaskan pandangannya dari Hanna. Ia seperti terpaku ketika melihat Hanna menyibak rambutnya yang jatuh.

"Kayaknya aku udah nggak waras deh.. Ngelihat kayak gini aja bikin aku..tenang..betah.."

"Oke..udah dapet semua nih.." seru Hanna sambil menyusun dokumen-dokumen yang telah ia temukan di dalam tumpukan berkas itu.

"Hanna ambil ya, dok. Makasih.." Hanna bergegas pamit tanpa melihat dr. Hendra yang sudah termenung menatap Hanna sedari tadi.

Dia tidak merespons Hanna. Ia baru sadar ketika Hanna akan berbalik badan untuk segera beranjak pergi.

Entah kenapa dirinya memaksanya untuk menahan Hanna seolah menolak momen itu berakhir.

Tak sadar, ia menahan pergelangan tangan Hanna..

Semua orang langsung hening. Mereka semua otomatis berhenti beraktivitas.

Hanna menatap dr. Hendra dengan ekspresi terkejut. Begitu juga dr. Hendra yang juga sama terkejutnya namun ia tidak langsung melepas genggamannya..

Genggamannya seolah ingin berkata "jangan pergi dulu.. Tinggal sebentar aja. Aku mau lihat kamu lagi.."

Tapi ia malah berkata "Ehm...awas hati-hati lantainya..licin.." ucapnya dengan suara yang nyaris bergetar namun tetap samar karena nada cueknya.

"Lantai licin?" ucap Hanna dengan tatapan bingung.

Mendengar itu, dr. Christina tidak kuasa menahan tawanya, "Lantai aja disalahin"

Hanna merasa canggung dan langsung pamit untuk kembali ke ruangannya. Begitu Hanna pergi, dr. Hendra langsung menarik nafas panjang dan bersandar di kursinya.

Ia menatap telapak tangannya seperti ia masih bisa merasakan kulit Hanna tadi. Dan tanpa ia sadari, ia tersenyum tipis.

"Licin apaan, Hen" gumam dr. Ikhsan di balik komputernya disusul dengan cengiran lebarnya.

Dr. Ningsih menyahut "Jatuhnya ke hati, yang disalahin lantai ya, Hen hahaha"

Semua orang tertawa melihat pemandangan yang manis itu. Namun dibalik tawa itu, ada seseorang yang tak kuasa menahan debaran jantungnya.

Saat menuruni tangga, Hanna berhenti sejenak.

"Licin katanya.." gumamnya kecil

Jantungnya semakin berdebar. Tangannya tak sadar menepuk dadanya pelan.

"Kenapa sih harus deg-degan banget.."

Seketika ia teringat bahwa ia pernah melihat dr. Hendra bersama seorang wanita cantik. Saat itu juga dia berusaha untuk menekan perasaannya yang bahkan ia sendiri tidak tau.

Ia menghela nafas panjang dan menganggap bahwa saat ini ia seperti sedang dipermainkan dr. Hendra.

Tingkah dr. Hendra padanya hari ini bukan sebuah perlakuan yang manis, melainkan sebuah perlakuan agar Hanna bisa terjebak dalam permainan dr. Hendra, pikirnya.

"Kayaknya aku harus jaga jarak deh.. Ini udah nggak bener.."

1
kalea rizuky
ambil ver siapa yg mau ma Arga.. laki munafik aja ambil sana karungin/Sleep/ up banyak thor nanti q kasih hadiah dehh bunga atau kopi
kalea rizuky
Hendra ne munafik bgt jangan jodohin dia ma Hanna thor laki plin plan gengsi an dihh
kalea rizuky: poll ada laki mulut lemes amat banci tau
total 2 replies
Quinza Azalea
next
Quinza Azalea: siap😍
total 2 replies
kalea rizuky
siapa jodoh hana thor/Hunger/
deborah_mae: Siapa yaaah😗
total 1 replies
kalea rizuky
Arga ma Hendra beda orang kah
deborah_mae: Bedaaaa
total 1 replies
kalea rizuky
moga abis ne ketemu cogan ya han
deborah_mae: kabar baiknya udah ketemu cogan nih tapi bingung mau milih yg mana🤭
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus
Quinza Azalea
lanjut thor
deborah_mae: otw 😍
total 1 replies
Olivier Mira Armstrong
Duh, seru euy! 🥳
deborah_mae: Terimakasih😍👍
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak sabar lanjutin.
deborah_mae: waah terimakasih sudah membaca😍 ditunggu bab selanjutnya yaa🤭👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!