Raihana ayu,ibu muda berusia 25 tahun ini harus menerima kenyataan pahit.luka sayatan bekas oprasi caesarnya belum juga kering tapi harus menerima kenyataan pahit suami yg menikahinya 14 bulan lalu menjatuhkan talak 3 atas dirinya.dengan langkah gontai ia keluar bersama putri cantiknya yang baru berusia 45 hari.hana memilih menjauh,meninggalkan kota kelahirannya yang penuh dengan kenangan pait.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayra Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ini apah ulla mbun ??????
Tinggal kami berlima diruang tamu.langit sudah diantar mbak nita kekamar.sempat terjadi keheningan sejenak sampai...
" mohon maaf mbak hana,apa saya boleh tau bagaimana bisa mbak hana bertemu dengan langit ?" aku tersenyum
" lima hari lalu saya menemukan langit sedang di keroyok " terlihat empat orang tamuku terkejut.
" dimana mbak ?"
" di jembatan yang tak jauh dari islamic international school pak."
" bagaimana keadaan langit saat itu mbak,dan siapa yang mengeroyok ? "
" cukup memprihatinkan.seperti yang bapak lihat tadi,ada luka jahitan di pelipis,bahu kanan,dan paha bagian kiri. Menurut hasil pemeriksaan dokter tidak ada cidera yang berarti,tidak ada patah tulang dan tidak ada luka dalam.dan kami tadi kerumah sakit karena sejak siang atau pagi kemaren saya lupa,langit mengeluh paha kirinya sakit kalau dibuat jalan atau berdiri terlalu lama." ku ambil jeda sejenak.
" dan patut kita syukuri,nyeri yang langit rasakan itu karena luka bekas jahitannya yang belum kering benar.kalau memang sampai dua hari kedepan langit masih merasakan nyeri,harus kita bawa kembali kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjutnya."
" berarti mbak hana melihat pelakunya ?"
" melihat secara jelas tidak pak,hanya saya menyaksikan dari jauh waktu kejadian.belum sempat melihat wajahnya,meraka sudak kabur duluan karena teriakan saya."
" ada sekitar tujuh apa delapan anak berseragam sma,tapi saya rasa bukan dari sekolah yang sama dengan langit ?"
" yang mengeroyok sebanyak itu ?" aku hanya menganguk.
Suasana kembali hening dapat kulihat ada amarah dalam sorot mata keempat pria yang ada di depanku ini.
" pihak rumah sakit sudah mengambil visum jika bapak ingin mencari keadilan untuk langit."
" terima kasih mbak hana "
" sama-sama pak,silahkan sambil diminum.maaf hanya ini yang kami suguhkan."
" ini sudah cukup mbak hana."
Di tengah- tengah obrolan kami tiba-tiba....
" mbuun....."suara zura membuat kami serempak menoleh.
Zura nampak berontak dari gendongan aisyah pengasuhnya dan berjalan tertatih kearah kami.zura merengek ingin naik kearas pangkuanku.
Begitu sampai di pangkuanku dia menatap satu persatu tamu ku.
" mbun itu apa ?" aku terkejut menunjuk papanya langit.
" itu papanya kak langit ,adik turun gih salim " tanpa komando 2 kali zura langsung turun dan berjalan kearah pak mahes.
Usai menyalami papa nya langit tiba-tiba zura melontarkan satu pertanyaan yang membuatku tak enak hati.
" mbun...ini apah ula uga ?"
Deg.....
Kenapa bertanya begitu sih nak,bunda jadi bingun mau jawab apa?
Bukan kembali kepangkuanku zura malah meranggek minta dipangku papanya langit.membuatku semakin tak enak hati.
Pak mahes terlihat dengan senang hati mengangkat tumbuh gemoy zura dan membawa zura kedalam pelukannya.bahkan beliau dengan gemas beberapa kali mencium pipi zura.
" anak cantik ini siapa namanya ?
" ulla apah "
" ogh anak cantik papa ini namanya ulla ?" aku terkejut pak mahes tak melarang zura memangilnya papa.demi Allah aku semakin tak enak hati.
" is.....ullla apah...!" pak mahes terlihat bingung.
" namanya azzura pak,azzura khansa banyu biru,biasa kami panggil zura." aku mencoba menjelaskan.
" ogh....zura,maaf ya nak papa salah " 3 tamu yang lain tertawa.
" apah oleh eluk ?" lagi-lagi pak mahes nampak bingung.
" nona muda mau dipeluk tuan " lelaki yang tadi bernama febri mencoba menjelaskan.
Tanpa sungkan pak mahes memeluk zura.sementara 3 pria yang datang bersama pak mahes izin keluar.
zura nampak nyaman dalam pelukan pak mahes.matanya bahkan mulai nampak sayu.zura rindu pelukan seorang ayah sepertinya.maafkan ayahmu nak.tanpa sadar air mataku menetes.segera ku usap sebelum ada yang menyadarinya.
" mohon maaf pak,bapak tau kalau langit di tempat saya dari siapa ? "jujur aku penasaran.
" dari supir taksi " pak mahes menjawab sembari mengusap pungung zura .
" apakah beliau bernama pak sobri ?"
" betul "
kulihat zura sudah terlelap,segampang itu dia tidur,padahal biasanya akan penun dengan drama.
" sepertinya zura sudah tidur pak."
" ogh iya.."
Ku coba mengambil alih zura dari gendongan pak mahes.tapi,di luar dugaan zura memberontak padahal aku baru menyentuh lengannya.
" huaaaaaa.... Ulla tut apah,no mbun no....." aku terkejut.sementara pak mahes malah tersenyum.
Dengan tenang beliau berdiri lalu menimang zura agar kembali tidur.sepertinya beliau sangat pro dalam menenangkan balita.terbukti tak buruh waktu lama zura kembali terlelap.
" apa boleh saya yang menidurkan zura dikamarnya,bukan apa takut rewel kalau kembali dipaksa " aku hanya bisa menganguk
ku bawa beliau menuju kamar zura biasa bobok siang.Tak mungkinkan ku bawa masuk kekamarku.
Dan betapa ajaibnya bayiku satu ini.dia langsung terlelap sambil memeluk boneka little poninya,usai pak mahes menaruhnya di kasur.
" terima kasih banyak pak,maaf atas kelancangan zura memanggil anda papa." beliau tersenyum.senyumnya sama seperti langit.
" tidak apa-apa mbak hana.ehm....saya ijin menemui langit boleh ?
" silahkan pak.langit dikamar sebelah "