Lala mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya terjebak di dalam raga seorang antagonis di dalam novel dark romance, ia menjadi Clara Shamora yang akan mati di tangan seorang mafia kejam yang mencintai protagonis wanita secara diam-diam.
Untuk menghindari nasib yang sama dengan Clara di dalam novel, Lala bertekad untuk tidak mengganggu sang protagonis wanita. Namun, ternyata ia salah langkah dan membuatnya diincar oleh malaikat mautnya sendiri—Sean Verren Dominic.
“Sekalinya milik Grey, maka hanya Grey yang bisa memilikinya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian delapan belas
Gabriel tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, saat melihat sosok Sean. Tidak hanya Gabriel, tetapi Clara juga terkejut saat Sean muncul di hadapan Gabriel.
Berbeda dengan Elios yang sudah mengetahuinya, ia pun berlalu keluar dari ruangan tersebut. Sebab sudah ada Sean yang akan menanganinya.
“Tuan Sean, kenapa Anda bisa berada di sini?” Tanya Gabriel sambil menatap Sean yang berjalan ke arah Clara.
“Maafkan adikku, jika dia berbuat salah!” Mohon Gabriel yang mengira kalau sang adik sudah membuat masalah kepada Sean.
“Hentikan omong kosongmu itu,” kata Sean sambil memeluk pinggang gadis kecilnya, membuat Clara menempel kepadanya.
Mata Gabriel membelalak kaget saat melihat tindakan Sean, tenggorokannya tercekat dan tidak bisa mengeluarkan suara.
“Clara bukan lagi bagian dari Lexander, nama belakangnya akan berubah menjadi Dominic.”
Gabriel masih terdiam, ia kembali dibuat terkejut oleh pernyataan Sean. Matanya menatap ke arah sang adik yang kini menyandarkan pipinya di dada bidang Sean.
Semuanya nyata, Gabriel mencubit lengannya sendiri. Ternyata ia tidak sedang bermimpi, apa yang dilhatnya bukanlah mimpi.
“Bagaimana bisa kalian saling mengenal?” Tanya Gabriel yang merasa tidak pernah melihat adiknya dekat dengan Sean, bahkan Clara tidak pernah datang di acara penting dan Bella yang selalu dibawa.
“Itu tidak penting, sekarang kau bisa pergi dengan tenang… karena kau sudah tahu Clara bersamaku,” ucap Sean.
“Tapi ingat satu hal! Kau tidak boleh mengatakan kepada siapapun kalau pria yang bersama Clara adalah aku, termasuk keluargamu. Jika kau melanggarnya…” tatapan Sean langsung berubah.
Meskipun Gabriel tidak tahu kalau Sebenarnya Sean adalah Grey, tetap saja kekuasaan Sean sangat besar dan sangat berbahaya. Jadi, Gabriel tidak boleh bermain-main dengan Sean demi keamanan keluarganya.
Namun, Gabriel tidak akan bisa tenang. Mana mungkin ia bisa tenang kalau tahu sang adik berada digenggaman pria kejam seperti Sean. Gabriel tidak ingin Clara kenapa-napa, tetapi ia tidak memiliki apa-apa untuk melawan Sean.
“Aku mengerti, tapi tolong jaga adikku. Jaga Clara, karena kami tidak bisa menjaganya dengan baik,” suara Gabriel memelan di kalimat terakhirnya.
“Waktumu sudah lewat dari tiga menit,” hanya itu yang Sean ucapkan.
Gabriel mengangguk, sekali lagi ia menatap wajah cantik adiknya sebelum keluar dari sana.
Gabriel pergi restoran tersebut, tetapi perasaannya semakin tidak tenang. Meskipun ia sudah tahu siapa pria yang bersama Clara, tetap saja dirinya tidak bisa tenang.
Kenapa harus Sean? Pertanyaan itu terus muncul di kepalanya.
“Clara, apa kau tidak tahu seberapa bahayanya dia?” Gabriel sangat takut.
Pria itu takut adiknya akan celaka, karena bersama Sean. Jika bukan musuh Sean yang akan mencelakainya, bisa jadi Sean sendiri yang melakukannya.
“Andai Kakak bisa memutar waktu, Kakak tidak akan membiarkanmu keluar dari Mansion!” Gabriel kini menyesal, karena tidak menahan adiknya saat pergi dari Mansion Lexander.
“Aku tahu kalau sebutan Kakak tidak cocok untukku, karena selama ini aku selalu mengabaikan Clara. Tapi aku berjanji akan melindungi Clara semampuku, bahkan dengan nyawaku sendiri,” Gabriel menundukkan kepalanya, ia menutupi air matanya yang tiba-tiba terjatuh.
Satu penyesalan Gabriel, yaitu tidak menahan adiknya pergi dari Mansion.
“Maafkan Kakak, Clara.”
...***...
Aaron tidak bisa menahan kekesalannya, saat tidak menemukan Clara di kampus. Bahkan saat bertanya kepada Zelin, teman Clara itu mengatakan tidak tahu.
Zelin memang sengaja tidak memberitahu Aaron kalau Clara tidak masuk hari ini, sebab ia cukup terlihat melihat wajah frustasi Aaron yang tidak bisa menemukan Clara di manapun.
Satu lagi, Bella sudah tidak kuliah lagi. Itu semua karena Bella tidak mau dirundung dan dicaci maki oleh orang-orang, karena dikira merebut Aaron dari Clara. Tentunya keputusan Bella langsung disetujui oleh Jessica, karena wanita paruh baya itu akan memiliki teman untuk berkebun.
“Clara, kau benar-benar menguji kesabaranku!” Aaron memukul tembok di depannya, sampai punggung tangannya terluka.
Masih teringat jelas wajah pria yang bersama Clara tadi malam, pria itu memiliki tatapan yang sangat dingin, tetapi wajahnya begitu tampan… bahkan lebih tampan dari Aaron. Jadi, Aaron merasa tidak terima.
Aaron masih belum bertemu dengan Sean, mungkin saat melihat wajah Sean… Aaron akan semakin murka, karena tidak hanya wajah Sean yang sangat unggul, tetapi juga kekuasaan yang berada jauh di atas keluarga Aaron.
“Jika aku tidak bisa memilikimu dengan cara baik-baik, maka jangan salahkan aku kalau harus memakai cara yang buruk,” seringainya.
Aaron semakin mengingkan Clara, entah mengapa setelah gadis itu terlihat tidak tertarik kepadanya, ia malah dibuat tertarik oleh penolakan Clara.
“Kau akan tetap menjadi milikku, Clara,” kekeh Aaron yang penuh percaya diri.
“Dia sudah gila,” gumam Zelin yang sejak tadi menguping untuk memberikan informasi kepada kakaknya, Elios.
Zelin berlalu dari tempat persembunyiannya, karena tidak ingin ketahuan oleh Aaron. Gadis itu langsung mengirimkan informasi yang baru didapatnya, karena setiap informasi yang Zelin kirimkan akan mendapatkan imbalan.
“Beruntungnya Clara meninggalkan orang gila seperti Aaron,” Zelin sangat bersyukur Clara sudah tidak mencintai Aaron yang ternyata cukup gila.
...***...
Sean membiarkan Clara belanja di Mall yang dekat dengan restoran tempat mereka makan siang, sebab gadis itu mengatakan kalau keadaan sudah membaik dan ingin membeli es krim. Meskipun awalnya Sean menolak keras permintaan gadis kecilnya, tetapi Clara sudah memiliki cara untuk membuat Sean tidak bisa menolak keinginannya.
Namun Clara tidak sendirian, ia ditemani oleh Elios. Tetap saja gadis itu tidak bisa bebas membeli makanan yang menurut Sean kurang sehat, sebab Elios langsung memberi laporan kepada Sean.
“Aku sudah sehat, jadi tidak perlu dijaga,” kesal Clara saat Elios terus mengikutinya.
“Saya akan tetap menjaga Nona,” itulah jawaban Elios.
“Kak Sean nyebelin,” gumam gadis itu dengan pelan, tetapi Elios dapat mendengarnya.
Baru kali ini ada seorang gadis yang berani memaki atasannya, tetapi Elios yakin kalau Sean tidak akan marah, sebab Sean sudah terjatuh dalam pesona Clara.
“Kapan ulang tahun Kak Sean?” Tanya Clara saat melihat sesuatu yang cocok untuk dijadikan hadiah ulang tahun.
“Sudah lewat dua bulan, Nona,” jawaban Elios membuat gadis itu mendesah kecewa.
“Yah, sudah lewat.” Padalal Clara ingin membelikan hadiah untuk Sean.
“Nona bisa membelikan Tuan Sean hadiah, meskipun Tuan Sean tidak berulang tahun,” usulan itu membuat Clara kembali bersemangat.
“Tapi jangan bilang-bilang Kak Sean!” Gadis itu menatap Elios dengan tajam.
Elios menganggukkan kepalanya, meskipun ia tidak memberitahu Sean… tetap saja Sean akan mengetahuinya sendiri, karena kartu yang digunakan Clara untuk membayar adalah milik Sean.
“Langsung pulang ke Mansion!” Kata Clara saat Elios mengambil alih belanjaannya.
“Baik—”
“Clara?” Suara itu menghentikan ucapan Elios.
Bersambung.
up..up..up..
/Determined//Determined//Determined/