Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Munculnya Pengacau Tak Terduga
Akhirnya Kay bersama Matt dan Max beserta beberapa anak buahnya telah tiba di sebuah gedung tua yang berada di Pelabuhan Distrik Marinno—Kota Xennor. Angin laut, membawa bau asin bercampur bensin dan darah lama yang pernah mengering hingga begitu menusuk indera penciuman mereka.
“Paman, kalian sudah siap?” tanya Kay pada Matt dan Max.
“Sudah sampai di sini … siap tidak siap kita harus tetap menghadapi mereka, bukan?” Perkataan itu berasal dari Matt.
“Paman, benar! Jadi, kita masuk sekarang!” Kay siap untuk menghadapi apapun yang terjadi nantinya.
Ketiganya kembali melangkah masuk ke dalam gedung tua tersebut dengan langkah tegap dan penuh percaya diri. Dapat mereka lihat telah banyak anak buah musuh yang berjaga di area tersebut.
Namun, lagi-lagi mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah menyelinap sejak awal di mobil mereka. Begitu mereka turun, orang tersebut juga ikut turun dan terus mengikuti ketiganya secara diam-diam.
Sampai tiba ‘lah mereka di tengah ruangan yang remang, satu meja kayu panjang dipenuhi pria-pria bersetelan hitam dan abu-abu gelap, wajah mereka nyaris tak terlihat di bawah cahaya lampu gantung yang bergoyang pelan. Di antara mereka, meja dipenuhi berkas, segel merah, dan satu botol anggur Prancis tua—tanda bahwa malam ini adalah upaya untuk damai, bukan perang.
“Kita semua kehilangan terlalu banyak orang dalam beberapa hari ini, bukan?” kata Charles dengan suara parau. “Waktunya kita berhenti memainkan permainan saling berburu ini. Kota ini cukup luas untuk kita bagi satu sama lain.”
Begitu masuk Kay langsung disodorkan perkataan seperti itu, bahkan belum sempat dirinya duduk di kursi yang tersedia untuk dirinya. Sedangkan Matt dan Max memilih berdiri dibelakangnya untuk berjaga-jaga, jika mereka tiba-tiba menyerang.
Edmun mengangguk pelan, menghembuskan asap. “Begini saja … kami tidak akan menyentuh para karyawan dan juga perusahaanmu lagi. Namun, kau juga tidak boleh melibatkan diri dengan masalah dan urusan kami kedepannya. Lalu untuk karyawan yang berurusan dengan kami, jangan berani kau ikut campur ke dalamnya.”
“Charles! Edmun, dimana sopan santun kalian? Setidaknya biarkan dia duduk lebih dulu baru sampaikan apa yang ingin kalian katakan padanya.”
Angela, satu-satunya wanita di sana akhirnya buka suara terlebih setelah menyadari perubahan wajah Kay yang masih berdiri di hadapan mereka semua. Dan harus Angela serta yang lainnya akui, putra sulung Luca yang bernama Kayvaran Cano Xavier itu masih terbilang sangat muda untuk menjadi penanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan dunia bawah ini.
Terutama Angela yang pernah berhadapan langsung dengan Kay saat melakukan penyerangan terhadap salah satu club miliknya untuk menyelamatkan para karyawan itu.
“Terima kasih, sepertinya hanya Nona yang memiliki sopan santun di sini,” balas Kay lantas segera mendudukkan dirinya di sana dengan aura yang seakan ingin mendominasi situasi.
“Agnes, berikan perjanjian itu kepadanya.” Perintah Angela kepada tangan kanannya itu.
Agnes sendiri langsung menyerahkan berkas perjanjian yang sudah dipersiapkan sebelumnya kepada Max yang mewakilkan Kay menerimanya. Setelahnya Max meletakan berkas tersebut yang akan diperiksa sendiri oleh Kay di sana sebelum memutuskan untuk menyetujui perjanjian tersebut atau tidak.
Kay membaca setiap poin dari perjanjian tersebut yang jelas tidak masuk akal bagi dirinya. Dimana secara tidak langsung mereka menganggap Kay sama seperti mereka yang hanya menginginkan kekuasaan dan juga kekayaan. Seolah Kay diminta untuk tetap tutup mata dan telinga dengan apapun yang mereka lakukan. Maka mereka tidak akan menganggu perusahaannya.
“Bagaimana? Aku harap kau menyetujui perjanjian tersebut, karena jika kau menolaknya maka pertarungan diantara kita tidak akan terelakan lagi,” ujar Edmun yang terlihat tidak sabar dan menganggap remeh Kay di sana.
“Bagaimana jika aku menolak perjanjian ini? Apakah kalian semua akan membunuhku sekarang juga di sini?” Bukan jawaban ataupun tanggapan, Kay malah seolah sedang menantang mereka semua.
“Astaga, mana mungkin kami akan menyakiti salah satu keluarga Xavier, bahkan pemimpin klan BlackSky saat ini. Pertemuan ini jelas untuk berdamai, jika kau menyetujui semua poin yang tertulis dalam berkas perjanjian itu. Maka kami semua akan memastikan kau bisa berbisnis dengan aman di Kota Xennor.” Kali ini Charles yang menanggapi.
“Pertanyaannya bagaimana jika aku menolak menyetujuinya? Karena di sini tertulis jelas bahwa kalian berniat berlaku sesuka hati kepada mereka yang memilih menetap di Kota Xennor. Sementara aku harus menutup mata dan telinga dengan apa yang terjadi. Dan aku sangat yakin, kalian akan menjerat semua orang dengan mengatasnamakan hutang yang belum tentu mereka lakukan, bukan?” Kay tidak bisa berdiam diri lagi.
“Dengar, aku sudah sering berhadapan dengan orang-orang serakah seperti kalian. Saranku … lebih baik kalian yang meninggalkan dunia bawah dan jalani kehidupan normal seperti manusia pada umumnya. Karena kedatanganku jelas bukan untuk sekedar berbisnis seperti kalian, tetapi membantu mereka yang lemah yang tidak bisa melawan kalian,” sambungnya menegaskan.
“Jadi, kau memilih untuk tetap ikut campur!” Kay hampir tidak menyadari satu orang yang sejak awal berdiam diri menyimak pembicaraan, “Maka jangan salahkan kami kalau harus mengusir kalian dari Kota Xennor dengan menggunakan berbagai cara.” Lanjutnya menekankan.
Ya, orang itu adalah Nero sang wakil dari penguasa kota Xennor sebenarnya. Mendengar ucapan Nero barusan Angela, Edmun dan Charles pun bisa langsung mengambil kesimpulan bahwa mereka akan beralih pada rencana kedua.
Dan benar saja, beberapa pria mengenakan pakaian polisi dan pejabat Kota Xennor diseret masuk dalam ruangan tersebut dengan paksa. Bahkan ada kepala detective yang sebelumnya melakukan skors pada Axlyn.
“Apa kalian akan membunuh mereka dan melimpahkan kesalahan padaku sebagai pelakunya, sehingga pemerintah Negara X mengusirku secara paksa dari sini, begitu?” Kay langsung menebaknya dengan tepat.
“Bukankah itu pilihanmu sendiri, Tuan Kayvaran?” Nero menyeringai penuh arti.
“Hahahaa … Aku pikir dia bertindak implusif kepadaku karena memang takut terlibat. Namun, lihatlah sekarang? Kau malah dijadikan tumbal untuk menciptakan sebuah fitnah.”
Tawa ringan terdengar dari ujung ruangan. Seorang wanita berdiri di bayang-bayang, bersandar di pilar kayu. Rambut panjang gelapnya tergerai, bibirnya mencibir. Tak seorang pun mengenalinya, kecuali Kay dan itu seharusnya menjadi pertanda pertama bahwa sesuatu tak beres.
“Maaf, boleh saya bicara?” tanyanya, melangkah ke tengah ruangan dengan sepatu boots bergema keras.
Semua kepala menoleh. Tangannya kosong, senyum manis menghiasi wajahnya. Tapi mata-mata itu penuh badai.
“Bukankah dia detective wanita gila itu?”
Kay menebak dalam hatinya, karena wanita itu mengenakan sebuah topeng yang berhasil menyembunyikan wajahnya. Namun, Kay ingat jelas bahwa itu suara wanita yang belakangan ini terus mengganggunya tanpa henti.
Bersambung ….
karyamu keren
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...
Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏