Aurelia Aureta Jonson pemimpin sebuah organisasi mafia milik keluarga nya, Aurel gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun, seolah dirinya diciptakan tak memiliki emosi.
Dulu Aurel adalah gadis yang ceria, ramah dan baik hati, namun hingga akhirnya kejadian tragis menimpa keluarganya, kedua orang tuanya di bunuh tepat di depan matanya sendiri.
Setelah kejadian itu, Aurel berubah, tidak ada lagi wajah ceria dan senyum manis yang selalu ia tebar pada setiap orang, hidup nya seolah kosong dan hampa.
Aurel mati bunuh diri dengan meledakan bom di markasnya sendiri demi melindungi seluruh anggota nya, namun bukan nya pergi ke akhirat untuk bertemu kedua orang tuanya, Aurel malah terbangun di tubuh perempuan bernama Qiana Evelyn seorang gadis yang menyandang sebagai istri dari Duke tiran.
"Kalau dunia ini kejam, maka kita harus lebih kejam dari dunia"~ Qiana Evelyn (Aurel)
"Kau sangat menarik Dhuces, dan selama nya kau akan selalu menjadi milik ku" ~ Duke Arsenio De Atanius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGGELAPAN DANA
Qiana dan Rere kembali menelusuri lorong-lorong panjang itu, kali ini tujuan mereka berdua adalah untuk bertemu dengan Vincent, semua prajurit yang berjaga di sepanjang lorong itu menunduk kan kepala nya sopan saat melihat Qiana berjalan, mereka semua tahu bahwa wanita cantik itu adalah sang Duches.
"Rere saya boleh minta tolong?" tanya Qiana sambil berjalan menuju ruang kerja Duke Arsenio.
"Boleh Yang Mulia. Apa yang sedang Anda butuh kan? Saya akan melakukan nya untuk Anda," jawab Rere sopan.
"Saya tidak butuh apa-apa," ucap Qiana menggeleng kan kepala nya.
"Tapi boleh tolong ambilkan kertas di meja, yang ada di dalam kamar saya," lanjut Qiana.
"Akan saya ambilkan Yang Mulia," jawab Rere mengangguk kan kepala nya.
"Terimakasih. Kamu bisa ambil sekarang karena saya membutuhkan kerta itu sekarang," ucap Qiana.
"Baik Yang Mulia," jawab Rere paham.
"Tapi apa tidak apa-apa saya meningal kan Anda di sini sendirian?" tanya Rere takut majikan nya kenapa-kenapa.
"Tidak apa-apa, saya akan masuk lebih dulu untuk bertemu dengan Tuan Vincent, nanti kamu antarkan kertas itu kemari," lanjut Qiana meyakinkan pelayan pribadi nya.
Mereka berdua memang saat ini sudah sampai di depan pintu ruang kerja Duke Arsenio, kebetulan di sana tidak ada prajurit yang berjaga, jadi tidak ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Baik saya permisi dulu Yang Mulia," pamit Rere sopan.
"Hem"
Jawab Qiana mengangguk kan kepala nya pelan.
Rere pergi dari sana meninggalkan Qiana sendiri, Qiana menatap tajam pintu besar di depan nya, pintu ruang kerja Duke Arsenio.
Tok
Tok
Tok
Qiana mengetuk pintu itu meminta ijin untuk masuk ke dalam.
Tok
Tok
Tok
Ceklekk
Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sosok seorang pria tampan yang memiliki alis tebal, dia adalah Vincent, salah satu orang kepercayaan Duke Arsenio.
"Salam Yang Mulia Duches Qiana," ucap Vincent menunduk kan kepala nya sopan.
"Hem"
Jawab Qiana mengangguk kan kepala nya kecil.
"Ada yang bisa saya bantu Yang Mulia?" tanya Vincent sopan.
"Wanita tua itu menyuruh saya datang untuk menemui Anda," jawab Qiana datar.
"Wanita tua...?" gumam Vincent yang masih di dengar oleh Qiana.
"Merry," ucap Qiana singkat.
"Maaf Yang Mulia," ucap Vincent tidak enak.
"Hem"
"Mari silahkan masuk, kita bicara di dalam," ucap Vincent sopan.
"Hem"
Qiana masuk ke dalam ruang kerja Duke Arsenio di ikuti Vincent di belakang nya, Vincent tidak menyangka bahwa Nyonya nya itu akan secepat ini mau belajar mengerjakan tugas nya sebagai seorang Duches.
"Silahkan duduk Yang Mulia," ucap Vincent sopan.
"Hem"
"Jadi apa yang harus saya kerjakan hari ini?" tanya Qiana langsung pada intinya.
Vincent tersenyum canggung mendengar pertanyaan dari Qiana, dengan sopan Vincent berdiri dan berjalan ke arah meja kerja nya, mengambil beberapa berkas yang belum sempat dirinya sentuh, karena Vincent masih belum selesai mengerjakan pekerjaan milik Duke Arsenio.
"Ini ada beberapa laporan, yang maaf belum sempat saya kerjakan," ucap Vincent merasa tidak enak.
"Hem, tidak masalah, kau sudah bekerja dengan keras selama Yang Mulia Duke tidak ada di kediaman," jawab Qiana mengambil kertas laporan itu dari tangan Vincent.
"Biar saya bentu mengecek laporan ini," lanjut Qiana.
"Baik terimakasih Yang Mulia, maaf sudah merepotkan Anda," ucap Vincent benar-benar merasa tidak enak.
"Mulai saat ini saya akan mengambil alih tugas tugas Duches, kamu bisa fokus untuk mengerjakan pekerjaan Yang Mulia Duke," ucap Qiana membuat Vincent berbinar senang.
Selama beberapa hari ini Vincent cukup kerepotan mengerjakan pekerjaan seorang Duke dan Duches sekaligus.
"Baik Yang Mulia," jawab Vincent seperti mendapat kan angin segar.
Walaupun Vincent tidak tahu Nyonya nya itu bisa atau tidak mengerjakan pekerjaan seorang Duches, tapi setidaknya Nyonya nya mau belajar, itu sudah cukup membuat Vincent lega dan senang.
"Ternyata benar yang dibicarakan oleh para pelayan dan prajurit tadi, Yang Mulia Duches terlihat sangat berbanding terbalik dengan rumor yang beredar di luar sana," batin Vincent melirik Qiana yang sedang membaca laporan tadi.
Qiana membaca berkas laporan yang ternyata tentang tentang laporan keuangan kediaman De Atanius, dengan serius, sesekali Qiana mengkerut kan kening nya saat membaca isi laporan itu.
Kenapa pengeluaran bulan ini sangat besar? Di banding kan dengan dua bulan sebelum nya," batin Qiana melihat selisih pengeluaran bulan selama tiga bulan belakangan ini.
Qiana bukan orang bodoh, dia dulu sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, jadi Qiana yakin bahwa ada sesuatu yang salah dengan laporan bulan ini.
"Vincent apa biaya pernikahan saya dengan Duke Arsenio masuk ke laporan keuangan bulan ini?" tanya Qiana memastikan.
Kalau ternyata iya, berarti benar isi laporan itu, tapi kalau ternyata tidak, berarti ada orang yang sedang bermain-main di sini.
"Tidak Yang Mulia, biaya untuk pernikahan Anda dengan Yang Mulia Duke menggunakan dana pribadi Duke Arsenio dan tidak masuk ke laporan keuangan kediaman De Atanius," jawab Vincent.
"Dan semua kebutuhan Anda semua nya disiapkan dengan dana pribadi yang Mulia Duke Arsenio," lanjut Vincent.
Jadi benar di sini ada orang yang ingin bermain-main, pikir Qiana dalam hati nya.
"Ada apa Yang Mulia?" tanya Vincent yang melihat Qiana terdiam.
" Ini, kenapa laporan keuangan bulan ini sangat banyak, jauh sekali selisih nya dengan laporan keuangan dua bulan kemarin, bukan kah seharus nya tidak seperti ini," jawab Qiana menunjuk beberapa kejanggalan yang sudah dirinya coret.
"Selama tiga bulan ini tertulis bahwa tidak ada pelayan baru atau pun prajurit baru, bahan pokok yang di beli juga masih sama angkanya dengan dua bulan kemarin," lanjut ini Qiana.
"Tapi ini coba Anda lihat," ucap Qiana.
"Laporan keuangan bulan ini mencapai 195.00 koin. Maka dari itu saya bingung, sementara laporan keuangan di dua bulan terakhir ini adalah 110.900. Koin emas," ucap Qiana menjelaskan dengan singkat dan juga jelas.
Penjelasan dari Qiana membuat Vincent terlonjak kaget.
"APA! KENAPA BISA SEBANYAK ITU!" teriak Vincent tanpa sadar, saking terkejutnya.
"Makanya itu saya bingung dengan laporan bulanan ini," ucap Qiana menghela nafas nya panjang.
"Ah maaf Yang Mulia, saya terlalu terkejut," ucap Vincent saat sadar dirinya sudah berlaku tidak sopan dengan berteriak seperti itu.
"Tidak masalah," jawab Qiana mengibaskan tangannya.
"Yang Mulia saya benar-benar terkejut, bagaimana bisa pengeluaran bisa sebesar itu?" ucap Vincent menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Disini tertulis 75.000 koin emas untuk Pembelian sebuah kereta kuda, 60.000 koin emas untuk kebutuhan dapur, 10. 000 koin emas untuk pakan ternak, dan 50.000 koin emas yang tidak ditulis untuk apa," ucap Qiana membaca isi laporan keuangan bulan ini.
Udah berani menyatakan kepemilikan sekarang ini......
good paksu.....pelan pelan dekati istrimu....
Ayoooolah,..... nyatakan perasaan mu pada
sang Duches....,.🥰
ya iyalah panik.....masa ga....
istri tercinta gitu lho.......
( walau entah sadar ataupun tidak....😁)