NovelToon NovelToon
Kemelut Di Istana Juragan

Kemelut Di Istana Juragan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Harem / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Roh Supernatural / Horror Thriller-Horror / Identitas Tersembunyi
Popularitas:205.1k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Wulan Candramaya, seorang gadis belia yang terpaksa turun gunung atas permintaan bapaknya untuk menikah dengan seorang penguasa dari istana Nagari. Juragan Nataprawira, laki-laki dewasa yang berwajah tampan, tapi terkenal dengan kekejamannya.

Laki-laki berusia tiga puluh lima tahun, memiliki tiga orang istri dan satu orang anak. Wulan adalah istri keempatnya, istri tebusan hutang bapaknya.

Wulan dibuang ke gunung Munding sejak kematian sang ibu oleh bapaknya sendiri. Gunung yang tak terjamah oleh manusia dan konon dihuni oleh para demit. Wulan setuju menikah hanya untuk mengungkapkan misteri kematian sang ibunda tercinta.

Bagaimana Wulan menghadapi intrik licik dari para istri juragan di istana itu? Misteri apa saja yang Wulan temukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Eh?

Juragan menghadap Wulan sepenuhnya, menatap lekat pada wajah yang begitu manis itu. Apalagi bibir yang ranum itu begitu menantang keperkasaan sang juragan. Ah, ia meneguk saliva ingin segera mencicipi buah segar di hadapannya.

Kang Sumar menarik Bi Sumi keluar, membiarkan mereka berdua di dalam kamar.

"Terima kasih karena Juragan sudah membantu saya," ucap Wulan lirih dengan kepala tertunduk, tangannya dimainkan mengusir gugup yang datang.

Juragan tersenyum, matanya melirik tangan Wulan, semakin tak sabar hasrat di dalam dirinya.

"Hanya ucapan terima kasih? Tidak memberi saya hadiah apa-apa?" Juragan terdengar kecewa, matanya berubah sendu ketika Wulan mendongak.

Kenapa dia manis sekali? Eh, tidak! Apa yang dia inginkan? Bukankah dia punya segalanya? Apa masih kurang semua ini?

"Mmm ... saya tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai hadiah. Tunggu saya pulang nanti, saya akan membawakan hadiah untuk Juragan," ujar Wulan sambil tersenyum menampakkan lesung di pipinya.

Dia manis sekali? Tidak salah saya memilihnya sebagai istri. Saya hanya bersabar sampai ketakutannya hilang.

"Saya tidak mau hadiah dari luar," sahut juragan seraya mendekati Wulan.

Gadis itu waspada, mundur menghindar sampai terjatuh di kursi. Juragan tetap mendekat, membungkuk di hadapan Wulan hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya yang segar menggelitik kulit wajah.

Juragan mengangkat tangan, mengusap bibirnya lembut. Mata Wulan membeliak, meneguk saliva saat melihat sepasang benda berwarna merah muda milik juragan.

Eh, kenapa bibirnya merah? Bukankah laki-laki kebanyakan hitam karena merokok? Apa juragan pakai gincu?

Sempat-sempatnya berpikir seperti itu disaat bahaya sedang mengintai.

Sial! Apa yang akan dilakukan Juragan?

Wajah itu semakin mendekat, terus mendekat dan nyaris bersentuhan. Telunjuk Wulan mendarat tepat di bibir juragan, menahan pergerakannya.

"Sa-saya belum mandi, belum gosok gigi," katanya gugup.

Wulan melengos di bawah tangan juragan, dan berlari ke kamar mandi. Meninggalkan sang juragan yang tersenyum sendiri. Tidak marah karena gadis kecil itu menolak, dia hanya sedang menggodanya saja.

Sementara Wulan mengelus-elus dadanya lega setelah tiba di kamar mandi. Lalu, terdiam mengingat sesuatu yang tertinggal dari dalam diri juragan.

"Eh, tubuh juragan sangat harum. Tidak membuat mual ketika berdekatan. Apa yang digunakan juragan? Apakah itu pemikat? Ah, aku harus berhati-hati mulai sekarang. Jangan berdekatan dengannya dan kemudian lengah. Itu yang dia inginkan," gumamnya sembari bergidik ngeri membayangkan sang juragan menyiksa setelah menikmati tubuhnya.

Wulan melilitkan kain sarung di tubuh setelah mengeringkannya dengan handuk. Ia lupa membawa pakaian ganti karena terburu-buru.

"Bi Sumi! Wulan minta tolong ambilkan baju ganti," teriak Wulan mengira sang juragan telah pergi dari kamarnya.

Bi Sumi terburu-buru masuk, tapi langkahnya terhenti saat melihat juragan Nata yang tengah membawa pakaian ganti untuk Wulan.

"Biar saya!" katanya seraya melangkah mendekati kamar mandi dan mengetuk pintunya.

Wulan membuka pintu itu lebar, Juragan Nata tertegun melihatnya hanya dengan lilitan kain saja. Jakunnya bergerak ke atas ke bawah meneguk saliva yang tiba-tiba meluap.

Oh, Sanghyang Widhi! Inikah ujian?

"Argh!" Wulan yang beberapa saat hanya diam tertegun, berteriak sembari menutup pintu.

Brak!

Juragan memejamkan mata saat angin kencang menerpa wajah. Ia menghela napas panjang, menahan diri agar tidak termakan amarah.

"Ma-maaf, Juragan. Saya tidak tahu kalau yang antar baju Juragan," ucap Wulan meringis karena malu.

"Tidak apa-apa. Ini ambil pakaian gantimu, jangan sampai masuk angin," sahut sang juragan dengan suara yang tetap terdengar lembut.

Pintu terbuka sedikit, tangan Wulan terjulur keluar. Meminta pakaian yang dibawakan sang suami. Juragan tersenyum melihat tangan kecil di depan matanya. Sengaja ia raih tangan itu dan menggenggamnya, kemudian meletakkan pakaian di atasnya.

Wulan segera menarik tangannya, menutup pintu dan menguncinya. Juragan menggelengkan kepala gemas, pergi dari pintu kamar mandi dan duduk di kursi. Di mana hidangan untuk sarapan telah tersaji di atas meja.

"Apa juragan sudah pergi, ya?" Wulan ragu untuk keluar kamar mandi.

Namun, berdiam diri di dalam sana pun, tidak baik untuk kesehatan. Ia memutuskan untuk keluar meski sang juragan masih berada di sana.

"Sudah selesai? Sini, sarapan. Saya tidak tahu makanan kesukaan kamu. Jadi, meminta dapur untuk membuat beberapa menu," ucap sang juragan penuh perhatian.

Wulan berhenti di dekat meja makan, menelisik setiap hidangan yang terhampar dan menggugah selera.

Apakah di dalamnya ada racun?

Ia melirik juragan yang tengah memperhatikan sambil tersenyum.

"Makanan ini aman, tidak beracun sama sekali," ucap juragan membuat Wulan tersentak kaget.

Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian duduk di samping suaminya. Juragan mempersilahkannya untuk makan, tapi Wulan masih terlihat ragu. Lalu, ia sendiri mengambil makanan dan menyuapkannya ke mulut sendiri.

"Makanlah! Jangan sampai rumor buruk yang lainnya menyebar di masyarakat," ucap juragan sambil tersenyum dan terus menyuapkan makanan ke mulutnya.

Wulan kembali tersentak, malu sendiri. Kemudian mencicipi sedikit, dan berteriak, "Ini enak sekali! Sangat jauh berbeda dari makanan yang saya makan di gunung!"

Juragan tersenyum puas melihatnya begitu lahap menyantap setiap hidangan.

Kamu tidak akan lagi kekurangan apapun, Wulan. Aku akan membuatmu bahagia seumur hidup ini.

1
Raditya
👍👍👍
vj'z tri
🥱🥱🥱🥱🥱Sekar bobo cantik gak bisa di ganggu 🤣🤣🤣🤣
Ochyie Aguztina
kasian bangett kalian berdua selamat menikmati ya ....🤣
Arin
Kalau bisa memang Sekar gak usah datang ngelepasin Ratih dan Sarti🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
gimana suka gak kejutan nya 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
mana kesombongan kalian🤣🤣🤣🤣🤣
Ochyie Aguztina
lanjuttt
Zieya🖤
laaa jadi, gak jadi singgah ditelaga biru. kan katanya mau singgah dlm perjalanan pulang nanti, kerna apa pesan dari ibu Dewi...
Zieya🖤
itu kerna kalian dalam keadaan takut dan tidak sabar untuk sampai, jadi jalannya terasa panjang waktu terasa lama...
Quinza Azalea
lanjut
Sandisalbiah
syukur deh mereka di kawal pasukan elit.. jd sampe tujuan dgn selamat.. hah.. ikutan lega.. lanjuttt Thor.. semangat.. 😊
Memyr 67
𝗁𝗎𝗎𝗎𝖿𝗍 𝗅𝖾𝗀𝖺. 𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍 𝗍𝗁𝗈𝗋
vj'z tri
kalau cuma teori pada gak mempan kan tapi sekali nya di kasih praktek depan mata 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kaburrrr semua 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
akiii kerennnn 😭😭😭😭😭
Noor hidayati
lanjuuuuuuut
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Sandisalbiah
hadeh.. Wulan masih butu pemulihan tenaganya kalau sampai di hadang lagi di perjalan bakal berabe... semoga cepet up ya Thor... biar gak sampe bisulan yg nunggu krn penasaran..
Sandisalbiah: readers yg gak sabaran sih.. 🤭🤭 maap
total 2 replies
Sandisalbiah
hadeh.. bener-bener rasanya seperti nano nano.. alurnya bikin geregetan.. sempet meragukan Wulan yg merupakan sosok iblis yg menyamar jd dia, sempet emosi pd juragan yg pura-pura bodoh.. hah... gemazznya
Aisy Hilyah: seperti naik roller coaster
total 1 replies
Sandisalbiah
kelemahan Wulan mungkin emang berkaitan dgn sang ibu
Aisy Hilyah: betul sekali
total 1 replies
Sandisalbiah
jasad ibunya kah..
Aisy Hilyah: betul
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!