Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Lembah dinding cermin
Setelah mengisi ulang baterai Drone Varian 7 menggunakan tenaga surya kuno dari Kawah Kerajinan dan mengisi perut dengan makanan organik langka, Elara dan Kael bersiap melanjutkan perjalanan. Bunda Mater dan penduduk desa telah memberikan mereka bekal dan patch rahasia untuk Neuro-Glove Elara, membuatnya lebih kuat menahan noise memori eksternal.
"Kau sekarang punya Simbol Berkembang," Kael berkata, memeriksa ulang koordinat yang dipandu Elara. "Kau bisa melawan Spectra itu dengan mudah. Tapi Titik Enam... koordinatnya menunjuk ke area yang dikenal sebagai Lembah Dinding Cermin."
"Apa itu?" tanya Elara, memegang Senjata Simbol yang kini terasa seperti perpanjangan tangannya.
"Itu adalah anomali geologis yang terkenal di masa sebelum Aether Corp. Area yang dikenal karena memiliki dinding-dinding kristal alami yang memantulkan cahaya matahari. Tapi menurut data lama, Lembah itu juga memiliki noise mental yang sangat tinggi. Orang bilang, jika kau berada di sana terlalu lama, kau akan melihat dirimu sendiri berkali-kali," jelas Kael.
Elara merasa ada firasat dingin. "Itu terdengar seperti tempat di mana The Echoes bergesekan dengan realitas fisik tanpa izin."
"Tepat. Jika Neva meninggalkan fragmen kesadarannya di The Echoes, tempat seperti itu akan menjadi sarang pertamanya."
Drone Varian 7 turun memasuki Lembah Dinding Cermin saat matahari berada di puncaknya. Lembah itu sangat indah dan sekaligus mengganggu. Dinding-dindingnya terbuat dari formasi kristal raksasa yang memantulkan segala sesuatu: langit biru, drone mereka, dan tentu saja, wajah mereka.
"Neuro-Sensor saya kacau," Kael bergumam, mematikan sistem sensor. "Terlalu banyak pantulan. Kami harus mengandalkan mata."
Mereka mendaratkan drone di dasar Lembah yang tertutup pasir putih.
Saat mereka melangkah keluar, Elara segera merasakan tekanan. Setiap pantulan kristal terasa seperti mata yang mengawasinya, dan lebih buruk, setiap pantulan membawa noise memori yang sangat personal.
"Ini aneh, Kael. Pantulan ini tidak hanya memantulkan citra. Mereka memantulkan memori," bisik Elara.
Dia berjalan mendekati salah satu dinding kristal. Di pantulan itu, dia melihat dirinya, tetapi dia tidak memakai hoodie. Dia memakai jubah putih rapi, berdiri di samping perangkat Krono-Cipta yang bersinar, tampak bangga Elara sebagai penerus Neva.
Elara mundur dengan cepat, rasa takut menyergapnya.
"Apa yang kau lihat?" tanya Kael.
"Pantulan yang seharusnya tidak ada. Kristal ini menyaring Echoes dan memproyeksikan kemungkinan diri kita," jawab Elara. "Tempat ini adalah labirin mental."
Mereka mulai berjalan, mencari Titik Enam simbol tersembunyi yang ia lihat di ingatannya.
Kael tiba-tiba berhenti di depan pantulan lain. Dia melihat dirinya, tetapi bukan hacker yang memar dan cerdas. Dia melihat seorang pria rapi dengan setelan Aether Corp, tertawa sinis saat memasang Neuro-Link ke kepala seorang warga sipil.
"Itu... aku, sebagai Eksekutif Aether Corp. Penuh kekuasaan dan nihilisme," Kael berbisik, mundur. "Aku bisa saja menjadi seperti itu jika Neva berhasil merekrutku."
"Ini adalah ujian, Kael. Sama seperti Ruang Kebenaran Kabur, tapi lebih pribadi," kata Elara, memegang Senjata Simbolnya.
Tiba-tiba, dari salah satu pantulan kristal, bayangan Elara yang jahat melangkah keluar. Itu adalah Spectra yang lebih solid dari sebelumnya, sepenuhnya diresapi dengan kemungkinan kepribadian Elara sebagai Ratu Memori.
"Kau tidak bisa mengalahkanku, Elara," suara Spectra itu mendesis, suaranya identik dengan suara Elara. "Kau adalah kelemahan, kau adalah Harmoni. Aku adalah Kendali, aku adalah kekuasaan sejati Kronometri. Bergabunglah denganku. Kita bisa mengendalikan Neo-Arcadia tanpa Neva."
Spectra itu mengulurkan tangannya, tangannya yang telanjang bersinar dengan cahaya ungu yang mengancam.
"Elara! Itu bukan Neva! Itu dirimu, diwujudkan oleh fragmennya!" Kael berteriak.
"Aku tahu," jawab Elara. Dia tahu dia harus melawan musuh ini sendirian. Dia tidak boleh membiarkan Kael terlibat dalam perang mental ini.
Elara mengarahkan Senjata Simbol. Dia memanggil Simbol Berkembang: Perisai yang Menjadi Belati.
Spectra jahat itu tertawa. "Simbol yang lucu. Aku akan menghancurkan Perisai itu dengan Ingatan Kesempurnaan—ingatan tentang code yang tidak pernah gagal!"
Dia menyerang dengan gelombang mental. Perisai Elara goyah. Ingatan tentang kesalahan-kesalahan kecilnya, keraguannya, semua menyerang pikirannya.
"Tidak ada Simbol yang sempurna, Elara! Semuanya glitch!" teriak Spectra.
Elara harus menggunakan pelajaran Bunda Mater. Dia tidak boleh melawan dengan kesempurnaan. Dia harus melawan dengan proses.
Proyeksi!
Elara memproyeksikan Simbol Pengembangan ke Senjata Simbol. Simbol Perisai itu berubah. Itu tidak hanya menahan serangan, tetapi menyerap serangan Spectra dan mengubahnya menjadi Belati—Belati yang terbuat dari code Kerentanan.
Spectra jahat itu menjerit. "Tidak! Code Kerentanan! Itu membusukkan Simbolku!"
"Kau bukan sempurna! Kau hanyalah sebuah kemungkinan!" Elara membalas.
Spectra itu mulai runtuh. Tapi sebelum menghilang, ia mengulurkan tangannya ke Kael.
"Kael! Kau tidak akan pernah aman! Kau adalah orang biasa di antara para dewa! Aku akan memastikan kau mati!"
Spectra itu menyentuh kristal besar di dekat Kael. Kristal itu meledak, mengeluarkan gelombang noise memori yang masif.
Spectra itu menghilang. Elara berlari ke Kael. "Kael! Kau baik-baik saja?"
Kael terbatuk-batuk, matanya sakit karena noise mendadak. "Sialan! Dia merusak peta!"
Kristal yang disentuh Spectra itu hancur, tetapi di balik kehancuran itu, muncul sebuah celah kecil di dinding Lembah celah yang memancarkan cahaya biru neon yang sangat terang.
"Itu dia," bisik Elara. "Titik Enam."
Mereka merangkak masuk melalui celah itu. Di dalamnya, tidak ada kristal, tidak ada pantulan. Hanya sebuah ruangan kecil yang penuh dengan code yang bersinar, dan sebuah platform di tengahnya.
Di platform itu, duduklah seorang wanita tua yang mengenakan jubah putih seperti yang dipakai Elara dalam Spectra-nya, tetapi dengan mata yang dipenuhi kelelahan yang nyata bukan jahat.
Dia melihat ke arah Elara dan tersenyum. "Kau tiba tepat waktu, pewaris. Aku adalah Arsiparis Waktu. Aku menyimpan ingatan tentang saat ini agar saat ini tidak hilang di antara Echoes."
Wanita itu menunjuk ke seragamnya. "Aku adalah kemungkinan terbaik ibumu. Dia ingin aku menjadi mentor pertamamu."
"Apa yang harus saya lakukan, Arsiparis?" tanya Elara.
"Neva menanamkan fragmen dirinya di seluruh Echoes. Kau harus menyembuhkannya, atau The Echoes akan menjadi wabah. Titik Enam ini adalah Perpustakaan Waktu," kata Arsiparis Waktu. "Kau harus belajar menggunakan Simbol Pembalikan Waktu. Simbol yang tidak mengubah waktu, tetapi membalikkan proses kerusakan ingatan."
"Membalikkan kerusakan? Bisakah saya menyembuhkan Neva?" tanya Elara, penuh harap.
Arsiparis Waktu menggeleng dengan sedih. "Tidak. Neva tidak bisa disembuhkan. Tetapi ingatannya bisa diselamatkan. Dan untuk itu, kau harus menuju ke Titik Tujuh: The Cradle of Codes."