Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 Menggagalkan Rencana Gu Chen Hong
Seratus pasukan elit muncul di langit istana peri. Meski hanya seratus orang, tapi semuanya adalah ahli racun. Salah satu dari pasukan itu memegang kristal racun berwarna biru.
"Malam ini, Guang Xiu tidak ada di sini. Jadi, istana ini bisa kita kuasai dengan mudah," jelas Gu Chen Hong.
"Kalian harus membunuh para tetua dan murid peri. Hanya tetua dan murid, bukan yang lain. Jangan sisakan satu pun!" Gu Chen Hong memberi instruksi.
"Rencana yang cukup bagus!" ucap Guang Shen disertai dengan suara tepuk tangan.
"Rencanamu bagus, tapi bukan berarti tidak ada yang curiga," lanjutnya.
"Terlambat! Malam ini, istana peri akan kulakukan, dan kalian berdua akan menjadi budakku selamanya!"
"Bagaimana kalau kalian bergabung denganku?" Gu Chen Hong memberi tawaran.
"Bergabung? Denganmu? Jangan bercanda!" tolak Guang Shen.
"Malam ini akan menjadi malam terakhirmu!"
Sebuah pedang menempel di lehernya. Ia bisa merasakan hawa dingin dan mencium bau darah dari pedang itu. Di malam yang dingin, Gu Chen Hong berkeringat, bukan karena berlatih seharian, melainkan karena ketakutan.
"Siapa kau sebenarnya?" tanyanya.
"Aku putra dari peri Xiu!" jawabnya.
"Tidak mungkin! Peri Xiu tidak memiliki anak laki-laki! Katakan siapa kamu sebenarnya atau kekuatan peri akan membunuhmu!" Gu Chen Hong mengancam.
"Sebelum jiwamu kuhancurkan, akan kutunjukkan sesuatu kepadamu!"
Guang Shen terbang lebih tinggi. Di atas sana, ia mengendalikan sesuatu yang berbentuk garis-garis cahaya berwarna keperakan. Garis-garis cahaya itu muncul dari segala arah, termasuk inti peri yang sudah lama terkubur.
"Inti peri!"
Mata Gu Chen Hong berbinar-binar. Tujuannya tinggal di istana peri selama ini adalah untuk mengambil inti peri. Bertahun-tahun mencari, tapi benda berbentuk bola kristal perak itu tak juga ditemukan.
"Bocah, serahkan kristal itu padaku. Kalau kau menyerahkannya, mungkin aku bisa mengampuni nyawamu!" ucap Gu Chen Hong.
"Bagiku, kamu tidak lebih dari seekor semut! Di dalam mimpimu sekali pun, kau tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan!" sanggah Guang Shen.
Wuuuussss
Bola kristal yang melayang di depannya memancarkan sinar perak. Sinar tersebut menarik energi peri dan mengubahnya menjadi kristal-kristal energi yang melayang di langit. Kemunculan kristal itu membuat Gu Chen Hong semakin senang. Saking senangnya, ia lupa bahaya yang ada di depannya.
"Bocah Guang, masih ada kesempatan. Sebelum matahari terbit, kristal energi dan inti peri itu harus diserahkan padaku! Kalau tidak …. "
"Kalau tidak kuserahkan, apa yang bisa kau lakukan? Lagi pula malam ini jiwamu akan kuhancurkan!" Guang Shen menyela.
"Kau …. " Gu Chen Hong geram. Ia menghunus pedangnya dan menyerang Guang Shen dengan serangan berbentuk griffin.
Wuuuussss
Baaaammm
Sebelum mengenai target, serangannya sudah diledakkan lebih dulu. Ledakan itu membuatnya terjatuh dan menghantam tanah dengan sangat keras.
"Beraninya kau!" Gu Chen Hong menyeka darah di sudut bibirnya. Dengan amarah yang meledak-ledak, ia membuka segel kekuatannya. Dari ranah inti langit tahap 9, kultivasinya melompat ke ranah master agung tahap 1.
"Hanya ranah master agung? Kukira ranah raja atau kaisar!" ledek Guang Shen.
"Sebaiknya serahkan inti peri itu dan berlutut di bawah kakiku!" Gu Chen Hong menunjuk Guang Shen dengan senyum penuh kemenangan. Tanpa dia sadari, kekuatannya hanya dinding rapuh yang mudah dihancurkan oleh lawannya.
"Kamu mau ini, kan?" Guang Shen memperlihatkan bola kristal berwarna perak di tangannya.
"Keputusan yang bagus!" Gu Chen Hong terbang mendekati Guang Shen. Sebelum ia mengambil kristal itu, sebuah pusaran ruang menelan kristal tersebut.
"Sayang sekali, kamu terlambat!"
Satu pukulan membuat Gu Chen Hong muntah darah dan terjatuh. Sebelum dia berdiri, ratusan bilah pedang muncul di langit. Ribuan bila pedang tersebut langsung menghujaninya. Meski belum mati, tapi tubuhnya penuh dengan luka dan juga darah.
"Kau … ayahku tidak akan melepaskanmu!" ancamnya sembari menahan sakit.
"Tidak lama lagi, aku akan berkunjung ke sana. Kalau ayahmu sama seperti kaisar Huang, aku pastikan kalian akan berkumpul. Kalau jiwamu masih utuh!" Guang Shen menimpali.
Wuuuussss
Ribuan pedang muncul di langit. Pedang-pedang tersebut kembali menghujani Gu Chen Hong. Dari ribuan pedang yang menghujaninya, tak satu pun yang menusuk jantung dan kepalanya.
"Bunuh saja aku, jangan menyiksaku seperti ini!" pintanya dengan suara lemah.
"Gu Chen Hong, kau pikir aku peduli? Di mataku, kau adalah orang yang tak tahu diri! Tinggal dan berlatih di tempat ibuku, tapi kamu membalasnya dengan cara seperti ini, benar-benar murid yang sangat berbakti," jelas Guang Shen.
"Sejak awal, aku tidak pernah menganggapnya guruku. Aku hanya memanfaatkannya saja untuk mendapatkan kekuatan seperti sekarang. Seharusnya orang yang harus disalahkan adalah Peri Xiu yang bodoh dan naif itu!" Gu Chen Hong menyanggah.
Guang Shen yang mendengar itu mengepalkan tangannya. Ia mendarat di samping pangeran Gu itu dengan pedang yang berkilau di kegelapan.
"Kalau bukan karena kasihan, kau sudah mati sejak awal."
Guang Shen berjongkok dan menyerap kenangan Gu Chen Hong. Rupanya, pangeran Gu itu dibuang oleh ayahnya sendiri karena membangkitkan roh rumput merah. Setelah bertemu dengan ibunya, roh rumput merah itu berevolusi menjadi pohon berapi.
"Benar-benar tidak tahu terima kasih!" geramnya.
Sreeeeeekkk
Darah terciprat kemana-mana. Pedang yang sebelumnya bersih dan mengkilap, kini berubah merah. Ujung pedangnya menusuk tubuh Gu Chen Hong hingga menembus punggung sang pangeran Gu.
"A–apa sa–salah—ku?" tanya Gu Chen Hong dengan suara yang putus-putus.
"Salahmu adalah tidak tahu terima kasih. Ibuku melatihmu hingga menjadi jenius kultivasi, tapi kau justru mengkhianatinya. Sebelum menghancurkan jiwamu, akan kubuat kau menyesali semuanya!" jawab Guang Shen.
Sringgggg
Rantai bara muncul dari dalam tanah. Rantai tersebut mengikat Gu Chen Hong dan membakar tubuh dan jiwanya perlahan-lahan. Rasa sakit akibat luka yang diciptakan rantai itu membuatnya memberontak. Ia menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk menghancurkan rantai bara yang mengikatnya, tapi sia-sia.
"Semakin kau memberontak, rantai itu semakin kuat. Kalau kamu diam, rantai itu akan menyiksamu dan terus membakar jiwamu," jelas Guang Shen.
"Ukkhuuukk!"
Gu Chen Hong batuk darah. Pandangannya mulai buram, tapi kesadarannya masih terjaga. Dari ufuk timur, matahari mulai menampakkan diri.
"Aku menye …. " Kesadarannya menghilang sebelum mengucapkan satu kalimat utuh. Dia sudah tidak bernyawa, tapi jiwanya tidak dibiarkan memasuki alam kematian.
"Ayo pergi!" pinta Guang Tian.
Guang Shen mengangguk. Ia menghancurkan jiwa Gu Chen Hong lalu meninggalkan tempat itu. Beberapa saat setelah mereka pergi, salah seorang murid istana peri menemukan mayat di halaman belakang istana utama.
"Ini baru peringatan! Kalau Kaisar Gu berani macam-macam, dia akan bernasib sama seperti putranya!" batin Guang Shen.