NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: tamat
Genre:Berbaikan / Penyesalan Suami / Keluarga / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi? Terlebih Saat Suaminya yang dulu dingin, tiba-tiba berubah dan jadi lebih perduli dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Takut Untuk Ditinggal Lagi

"Biar aku antar kerumah oma"

"Tidak usah, aku bisa sendiri"

Rania menolak Andreas yang ingin mengantarnya kerumah oma.

"Aku juga mau kerumah oma"

"Bukannya kamu harus ke kantor hari ini?"

"Masih ada sedikit waktu" Ujar Andreas sembari melihat ke arah jam ditangannya.

"Tidak usah, nanti aku kesana naik taksi saja"

Rania tetap kekeh menolak untuk di antar oleh Andreas. Sedangkan ekspresi Andreas terlihat ingin mengantar Rania kerumah oma. Namun, dia tak ingin memaksa istrinya yang tak mau di antar olehnya dan kembali menimbulkan perdebatan di antara keduanya.

"Jangan naik taksi, hari ini kamu pergi sama pak Hendro saja" Ucap Andreas pada istrinya.

Ia meminta agar Rania pergi kerumah oma bersama supir pribadinya.

"Pak Hendro kan supir kamu?"

"Aku tahu, tapi aku akan bilang pada pak Hendro untuk mengantar kamu kerumah oma."

"Lalu bagaimana kamu pergi ke kantornya?"

"Aku akan bawa mobil satunya lagi, dan menyetir sendiri ke kantor"

"Kenapa tiba-tiba begini sih, biasanya juga aku kerumah oma selalu sendirian dan nggak pakai supir"

Rania tak mengerti pada perlakuan Andreas yang tak memperbolehkannya datang kerumah oma sendirian dan harus ditemani oleh supir.

"Mulai hari ini pak Hendro yang akan mengantar dan menemani kamu kemana pun kamu pergi." Kata Andreas, yang hendak memberikan supir pribadinya untuk sang istri.

"Maksud kamu, sekarang aku harus ditemani sama pak Hendro tiap mau pergi, gitu?"

"Iya"

"Kenapa gitu? Biasanya juga aku tiap mau pergi selalu sendiri?" Ucap Rania dengan tatapan tak percaya.

"Akan lebih nyaman kalau pakai supir pribadi mulai sekarang." Balas Andreas, yang hanya menginginkan istrinya itu ditemani oleh supir kemanapun dia pergi. Agar istrinya itu lebih nyaman untuk berpergian kemanapun.

"Lalu kamu bagimana? Beliau kan sudah lama mengantar kamu kemana pun?" Tanyanya balik pada Andreas.

Mengingat pak Hendro sudah menjadi supir pribadi dari Andreas sejak lama, bahkan sebelum keduanya menikah. Namun, sekarang justru akan menjadi supir pribadinya. Hal itu sangat membingungkannya.

"Aku akan meminta Fandy untuk mengantarku mulai besok"

Rania menatap dalam diam wajah suaminya itu. Meski tak mempermasalahkan soal supir pribadi, namun ada sesuatu yang mengganjal di dirinya dari sikap suaminya itu.

"Kamu, tidak lagi mencoba untuk mengawasiku, kan?" Ucapnya sedikit curiga.

"Mengawasi soal apa?"

Walau sedang dicurigai, namun Andreas menjawabnya dengan tenang.

"Aku juga tidak tahu"

Rania pun juga bingung untuk menjelaskan. Namun, ia merasa sedang di awasi oleh suaminya, terlihat bagaimana sikap suaminya itu yang kini tak memperbolehkannya untuk pergi sendiri dan harus memakai supir pribadi kemanapun ia akan pergi. Hal yang tak pernah Andreas lakukan padanya dulu.

"Aku hanya tidak ingin kamu pergi sendiri, karena itu aku meminta supir untuk mengantar kamu kemanapun mulai sekarang."

"Justru itu yang aneh tau, karena tidak biasanya kamu seperti ini."

Mendapat tatapan curiga dari istrinya, membuat Andreas diam. Niat sebenarnya memang hanya ingin mengantar istrinya dengan selamat kerumah oma. Walau sejujurnya ada rasa takut dari dirinya yang tak ingin melihat istrinya itu pergi dari hadapannya lagi. Karena itu ia perlu tahu kemana istrinya itu pergi, dan mulai menempatkan supir pribadinya disamping istrinya.

"Kalau begitu, apa aku saja yang mengantar kamu kerumah oma?"

"Tidak usah, aku pergi sama pak Hendro saja" Tolak Rania dengan cepat.

Tanpa di duga Andreas justru tersenyum mendengar jawaban istrinya.

"Baiklah kalau itu mau kamu, kalau begitu aku pergi dulu ke kantor"

"Iya"

Andreas pun pergi meninggalkan Rania untuk pergi ke kantor. Tak berselang setelah Andreas pergi ke kantor, Rania pun juga bergegas menuju rumah oma. Sebelum itu ia mengambil tasnya dan memberi tahu bi Fatmi tentang kepergiannya.

"Aku pergi dulu ya bi, tolong jaga rumah dengan baik." Ujarnya pada bi Fatmi.

"Baik, bu"

Saat hendak keluar, ternyata sudah ada pak Hendro yang sudah siap untuk mengantarnya pergi.

"Bapak sudah dikasih tahu sama suamiku ya" Ucap Rania begitu keluar dari pintu.

"Iya bu, tadi pak Andreas sudah memberitahu saya untuk mengantar ibu mulai sekarang" Jawab pak Hendro yang ternyata sudah mendapat penjelasan dari Andreas.

"Kalau begitu tolong antar saya kerumah oma Larisa ya hari ini" Pintanya pada pak Hendro.

"Siap, bu"

Dengan sigap pak Hendro langsung membukakan pintu mobil untuk Rania. Melihat itu Rania tersenyum dan mengangguk kecil tanda terimakasih.

...----------------...

Mendengar Rania akan datang kerumahnya, oma Larisa terlihat antusias dan senang. Ia sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, tak lupa menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan cucu menantunya itu.

"Selamat pagi oma" Sapa Rania yang akhirnya sampai juga dirumah oma.

"Pagi, eh kamu sudah datang rupanya."

Salamnya disambut langsung oleh oma Larisa dengan gembira dan langsung memeluk tubuhnya.

"Ayo masuk, oma sudah menyiapkan makanan untuk kamu" Tutur oma menuntun Rania untuk masuk kedalam rumah.

"Terimakasih oma, Rania sudah sarapan tadi dirumah, mungkin Rania akan makan nanti"

Dengan hati-hati Rania menolak ajakan makan dari oma, mengingat ia yang masih kenyang.

"Yasudah kalau begitu, kamu duduk saja di sofa, nanti oma suruh bibi untuk membuat minuman"

Oma tak lagi mempermasalahkan dan meminta cucu menantunya itu untuk duduk dengan nyaman di sofa.

"Duh, tidak usah repot-repot oma, nanti kalau haus Rania ambil sendiri kok."

Rania sedikit tak enak dengan perlakuan yang begitu istimewa dari oma Larisa.

"Tidak repot kok, kan hanya minuaman saja."

"Yasudah, kalau oma maunya begitu"

Rania tak bisa menolak permintaan oma yang ingin memberinya minuman, dan akhirnya mengiyakan permintaan itu.

"Maaf ya kalau tidak nyaman, ini karena oma terlalu bahagia sama kedatangan kamu"

Oma Larisa menyadari sikapnya yang terlalu antusias dan segera meminta maaf pada cucu menantunya itu, karena takut merasa tak nyaman.

"Iya, tidak apa kok oma, justru Rania yang merasa tak enak karena merepotkan oma dikunjungan Rania yang tiba-tiba seperti ini."

"Justru oma malah senang kamu datang kerumah oma, kalau perlu menginap juga disini"

"Apa boleh saya menginap hari ini?"

"Lho, tentu saja boleh dong.."

Oma begitu antusias begitu mendengar Rania yang ingin menginap dirumahnya. Bahkan sampai langsung meminta pengurus rumahnya untuk segera mempersiapkan kamar untuknya.

"Tidak usah terburu-buru, oma."

Rania semakin tak enak, begitu melihat oma yang langsung heboh mempersiapkan tempat tidur untuk dirinya.

"Oma senang deh kalau kamu menginap disini, sudah lama juga kan kamu tidak menginap disini."

"Iya, maaf ya oma"

"Tidak apa, toh ini kan gara-gara suami kamu juga yang melarang untuk tinggal disini"

Rania hanya bisa tersenyum mendengarnya.

1
Purwanti Kurniawan
lanjut ayo semangat Rania
Purwanti Kurniawan
Semoga kedepannya lebih baik Rania Andreas semangat
Purwanti Kurniawan
sabar ya Rania Andreas swmoga ke depannya baik baik dan bahagia biar cepet dapet gantinya segera hadir
Idang Sutisna
terlalu bertele tele
Purwanti Kurniawan
oma sehat terus ya biar bisa jaga cucu dan cicitnya nanti
Purwanti Kurniawan
semoga oma selamat biar liat cucunya satu2nya bahagia sehat lagi oma
Purwanti Kurniawan
semoga cepet dapet buah cinta mereka
Purwanti Kurniawan
alur nya nangis thor cuma ranianya masih suka ego masa tulang kering di tendang ya sakit banget kali ya andreas
Purwanti Kurniawan
akhirnya kesampean juga Andreas
Purwanti Kurniawan
rania masih nolak rania kasihan tu suami gk di kasih nafkah batin gimana sih Rania
Purwanti Kurniawan
semoga lancar maksimal Andreas dan rania
Purwanti Kurniawan
klo sudah berbaikan udah cetak gol rania
Purwanti Kurniawan
nah gitu Rania bahagia selalu kasihan suami di cuekin terus semoga samawa gk ada ulet bulu dateng ya
Purwanti Kurniawan
Rania terlalu bertele tele ni Andreas udah berubah masih aja kaya gitu sifat gk ngerti padahal Andreas baik lho karena andrean udah Damai dr masa lalunya Rania
Purwanti Kurniawan
Rania jangan egois rania nanti klo Andreas lama2 jengah sama sifat kamu trus balikan sama manta gimana kamu terlalu dengerin cerita teman2 kamu sih
Purwanti Kurniawan
Rania semoga terbuka dri cerita temennya Andreas udah berubah sebenernya Andreas itu sayang sama Rania
Purwanti Kurniawan
kan Andreas bener udah berubah Andreas cemburu ada teman laki2 yg dateng
Purwanti Kurniawan
yg paling cerewet bayu ni asyik di ajak ngobrol blak2 gk di filter ngomongnya
Purwanti Kurniawan
semoga rania juga baikan sama suaminya karena udah bertemu temannya yg sama menderitannya tapi beda masalah
Purwanti Kurniawan
berteman dan bersahabat yg baik dampaknya akan baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!