NovelToon NovelToon
BABYSITTER KESAYANGAN CEO

BABYSITTER KESAYANGAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Pengasuh / Ibu Tiri / Chicklit
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Kiandra Pravira, baru saja kembali ke Jakarta dengan hati yang hancur setelah dikhianati mantan kekasihnya yang menjalin hubungan dengan adiknya sendiri. Saat berusaha bangkit dan mencari pekerjaan, takdir membawanya bertemu dengan Axton Velasco, CEO tampan dari Velasco Group. Alih-alih menjadi sekretaris seperti yang ia lamar, Kiandra justru ditawari pekerjaan sebagai babysitter untuk putra Axton, Kenric, seorang bocah enam tahun yang keras kepala, nakal, dan penuh amarah karena kehilangan Ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Sudah beberapa hari ini Kiandra merasa aneh. Pikirannya selalu melayang entah ke mana. Kemarin saja ia hampir menuangkan pemutih pakaian ke dalam kopi Tuan Axton. Untunglah Helena sigap mengambil alih tugas menyeduh kopi.

Kiandra sendiri tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Hatinya terasa berat. Seolah-olah luka lama yang selama ini ia kubur, kini mulai muncul ke permukaan lagi. Sejak malam itu, mimpi buruk terus menghantui tidurnya. Kiandra khawatir depresinya akan kambuh.

“Hei, melamun terus! Sudah waktunya bangunkan anak asuhmu. Sadar dong, Kiandra!” tegur Helena kesal.

“A-ah, iya. Maaf,” jawab Kiandra buru-buru. Ia melangkah ke lantai dua dengan langkah lesu, seperti zombie. Ia harus kembali seperti semula. Tidak boleh terus begini.

“Kamu kelihatan kayak hantu, Kiandra jelek,” komentar Kenric begitu ia masuk ke kamar.

Kiandra hanya tersenyum pahit.

“Kamu harus bersiap. Ada kelas hari ini, sarapan dulu sama Daddy. Aku tunggu di luar,” ujar Kenric.

Kiandra langsung keluar tanpa menunggu jawaban.

Dadanya sesak. Hidup terasa menekan. Apa aku harus minum obat itu lagi? Sudah beberapa tahun ia tidak mengandalkan obat itu.

Kenangan pahit kembali menyeruak.

“Apa ini kelakuan mahasiswa yang benar?! Lihat itu!” bentak ibunya dulu.

“S-sudah kubilang! Aku tidak menyontek! Aku tidak tahu siapa yang menaruh kunci jawaban di tasku!” Kiandra menangis sambil berteriak.

“Tidak ada orang bersalah mau mengaku! Kamu benar-benar memalukan keluarga ini! Seharusnya kamu tidak pernah dilahirkan!”

Hari itu hidup Kiandra runtuh. Ia dikeluarkan dari kampus karena tuduhan menyontek, padahal ia tidak bersalah. Saat itu, ia baru tahun kedua kuliah. Hanya ayah dan Anaya yang percaya padanya. Hanya mereka yang melihat penderitaannya.

Air mata mengalir di pipinya. Belakangan ini, ia jadi lebih mudah menangis. Apa aku benar-benar butuh obat itu lagi? Sudah tiga tahun belakangan depresinya tenang.

“Kiandra jelek, aku sudah siap,” suara Kenric memotong lamunannya.

Kiandra menarik napas panjang, memaksakan senyum. “Ayo turun, Tuan Muda.”

Kenric menatap wajahnya sejenak, seakan sedang meneliti sesuatu. Kiandra hanya bisa berharap ia tidak menyadari apa pun.

“Baiklah.”

Mereka turun bersama. Kiandra berdiri di samping Helena, sementara para pembantu lain berkumpul di sisi ruang makan. Namun, pikirannya terus melayang. Ia bahkan mulai merasa pusing.

“Hey, kamu baik-baik saja?” bisik Helena.

“Aku juga tidak tahu,” jawab Kiandra lirih.

“Gimana kalau kamu cuti saja hari ini? Kamu kelihatan banget nggak fokus,” usul Helena.

Kiandra memejamkan mata, mencoba menahan sakit di kepalanya. “Aku akan minta izin setelah mereka selesai makan. Jangan khawatir, ini nggak akan membunuhku.” Ia tersenyum kecil, meski jelas dipaksakan.

Tiga puluh menit kemudian, sarapan selesai. Saat Kiandra hendak menghampiri Kenric, Helena menahan lengannya.

“Biar aku yang urus dia. Kamu minta izin sekarang, lalu istirahat,” kata Helena.

Kiandra mengangguk, lalu melangkah ke arah Axton. Jantungnya berdetak tidak karuan saat pria itu menatapnya serius.

“Ehm… Tuan Axton, bolehkah saya mengambil cuti hari ini?” tanyanya hati-hati.

Axton menyipitkan mata. “Kenapa? Ada masalah? Kamu terlihat tidak sehat.”

Dada Kiandra langsung bergetar. Kenapa hatiku juga ikut-ikutan begini?

“Saya kurang enak badan hari ini, Tuan,” jawabnya sambil menunduk.

“Baiklah. Istirahat saja. Kamu mau ke rumah sakit? Biar aku antar,” tawarnya.

Kiandra buru-buru menggeleng. Tidak! Bisa mati aku kalau terus-terusan deg-degan begini!

“Tidak perlu, Tuan. Saya hanya butuh istirahat. Terima kasih sudah mengizinkan.” Ia buru-buru berpamitan sebelum Axton sempat berkata apa-apa lagi.

Di dalam kamarnya, Kiandra menekan dadanya. Jantungnya benar-benar berdegup kencang. Aku bisa gila kalau begini terus.

Tangannya gemetar saat meraih ponsel. Nomor dokter yang dulu memberinya obat masih tersimpan. Ia menekan tombol panggil.

Beberapa kali dering, akhirnya tersambung.

“Dr. Reva di sini, ada yang bisa saya bantu?”

“Ini aku, Kiandra.”

“N-nona Kiandra Pravira? S-sudah lama sekali…”

“Iya, sudah lama. Aku menelepon untuk minta resep obat. Obat yang sama seperti dulu.”

“Obat itu? Kenapa? Kamu kambuh lagi?”

“Iya. Aku butuh obat itu untuk menenangkan diriku. Tolong resepkan, Dokter.”

“Tapi—”

“Tolong, Dokter Reva. Aku merasa sekarat! Mimpi buruk itu kembali. Aku tidak waras beberapa hari ini. Rasanya aku mau mati!”

“Tenang, Kiandra. Aku sudah memperingatkanmu, obat itu berbahaya. Kalau kamu minum lagi, kesehatanmu bisa terancam. Aku bisa resepkan obat lain, bukan yang itu.”

“Kenapa?! Hanya obat itu yang bisa menenangkanku. Tolong, Dokter Reva…”

“Dengarkan aku, Nona Kiandra. Aku tidak mau mengulang kesalahan. Datanglah ke klinikku. Aku akan memeriksamu dan memberi obat yang tepat. Aku kirim alamatnya sekarang.”

Telepon terputus. Beberapa detik kemudian, pesan masuk. Alamat klinik baru Dr. Reva. Setahuku dulu dia praktik di rumah sakit. Mungkin sekarang sudah buka klinik sendiri.

Kiandra menatap pesan itu. Ia harus menuruti sarannya. Bagaimanapun, dokter itu sudah menanganinya sejak dulu.

Ia berganti pakaian, lalu keluar dari mansion. Tadi ia sudah berpamitan pada Bibi Widya yang kebetulan ditemuinya di lorong. Kiandra hanya bilang akan membeli sesuatu di apotek. Ia tidak ingin ada yang tahu.

Kalau mereka tahu, mereka pasti menganggapku gila. Bisa-bisa aku langsung dipecat.

1
Rohana Omar
up date .....up date jgn di gantung seperti baju di jemuran athor
Melon: Update terusss ko tiap harii, 1 hari 3 bab yaa☺️
total 1 replies
kayahhh
lanjut thierr
kayahhh
rame
Anonymous
🩵
Lina ayuu
oke
Silvi
gud
Sania Anugrah
👍👍
Anonymous
lanjut 🤭
Lira
God
Diana sabila
lanjut 😍😍😍
Dewi sartika
bagus
sumiati
la jut
sumiati
bagus
erin
lanjut 😍
Asyatun 1
lanjut
Mira Hastati
bagus
Asyatun 1
lanjut
Sastri Dalila
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!