NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:71.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Ivy yang gugup, meremat jemari sambil tersenyum mendengar semua ucapan Sani. Kepalanya semakin berat dan berdenyut, bahkan kakinya terasa gemetar untuk berdiri seperti ini. Semoga saja dia masih kuat. "Mungkin yang Tante katakan benar, tapi saya, saya tidak bahagia meski memiliki ayah. Bahkan kalau bisa memilih, saya akan lebih memilih tidak pernah memiliki ayah," dengan mata berkaca-kaca, memberanikan diri menatap Mama Sani.

Sani tertegun beberapa saat, menatap mata Ivy. Terlihat luka yang dalam di mata gadis itu, entah itu benar, atau Ivy terlalu pandai berakting.

"Saya punya ayah, tinggal bersama sampai detik ini, tapi yang saya rasakan, saya seperti tak punya ayah," lanjut Ivy. "Lalu, apa bedanya antara punya ayah atau tidak. Sekalian saja tidak punya, biar tidak sakit hati," ia tersenyum kecut.

"Sekarang saya tanya, apa menurut kamu, jika kamu tidak punya ayah, akan lebih baik dari pada saat ini? Belum tentu," Sani menggeleng, menjawab sendiri pertanyaannya. "Saya juga punya punya ayah, tapi kalau ditanya apa bahagia bersama ayah saya, jawabannya bisa iya, bisa tidak. Bahagia, karena saya tak perlu susah payah mencari uang untuk makan, semua kebutuhan, ada yang memenuhi. Tidak bahagia kenapa, karena saya tidak pernah merasakan sosoknya sebagai ayah seperti impian saya. Tapi kalau disuruh memilih, saya tetap memilih punya ayah."

Sani melihat jam di ponselnya, membuang nafas kasar karena ternyata ini sudah sangat larut. "Pulanglah, besok kita bertemu lagi di rumah sakit. Kami berhak tahu siapa ayah anak itu karena pernah terjadi sesuatu antara kamu dan Yasa. Asal usul seorang anak harus jelas, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Bagaimana jika nanti, Yasa menikah, ia punya anak, lalu menikah dengan anak dalam kandungan kamu itu," menunjuk dagu perut Ivy. "Pernikahan sedarah, itulah yang ditakutkan. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, kamu tetap harus melakukan tes DNA demi kebaikan semua orang. Kalau kamu merasa telah melakukan kesalahan, setidaknya, jangan tambah lagi kesalahan kamu dengan mengaburkan asal usul seorang anak. Yas, antarkan dia pulang, ini sudah sangat larut."

"Ti, tidak usah Tante, saya bisa pulang sendiri," tolak Ivy, tak mau merepotkan. "Saya bawa mobil."

"Mungkin kamu memang sudah biasa keluar malam ya," sindir Sani, tersenyum simpul. "Tapi untuk malam ini, biar Yasa yang antar kamu pulang. Kamu sedang hamil, dan kemungkinan, itu cucu saya."

"Ayo gue anter pulang," ujar Yasa.

Ivy ingin menolak, tapi melihat tatapan Sani, tenggorokannya terasa tercekat, tak bisa berkata apapun selain mengangguk. Tanganya ragu antara mau salim atau tidak. Salim, takut gak dianggep, atau dikira sok kenal. Gak salim, takut dikira gak sopan. Astaga, seribet ini urusan sama orang yang lebih tua. Ini juga yang membuat ia komitmen tak ingin nikah, takut berurusan dengan mertua. Sudah terlalu sering ia mendengar cerita tentang mertua yang tak akur dengan menantunya.

"Ayo, Vy!" panggil Yasa sekali lagi karena Ivy asyik bengong.

"I, iya," meski ragu-ragu, Ivy akhirnya mengulurkan tangan, untungnya langsung disambut ukuran tangannya tersebut. "Saya pulang dulu, Tante," ia mencium tangan Sani.

"Hati-hati."

Ivy mengangguk, lalu balik badan, berjalan mengikuti Yasa. Huft, rasanya lega sekali setelah akhirnya bisa lepas dari Mama Yasa. Tapi... tapi kenapa kepalanya masih saja pusing. Keringat dingin mulai mengalir, dan pandangannya kabur.

"Yas... " Ia berusaha meraih lengan Yasa yang berjalan di depannya. "Yasa.. " barulah ia berhasil memegang lengan itu saat Yasa berhenti.

"Vy, lo kenapa?" Yasa cemas melihat Ivy memejamkan mata, wajahnya pucat, dan lengannya dicengkeram sangat erat.

"Yas... "

"Ivy!" teriak Yasa, reflek menahan pinggang Ivy saat wanita itu ambruk. "Vy, Ivy, lo kenapa?" panik, sebelah tangannya, menepuk-nepuk pelan pipi Ivy.

Sani berjalan cepat, mendekati mereka berdua. Pun dengan sekuriti yang melihat, langsung mendekat juga.

"Mah, Mah, Ivy pingsan."

"Astaghfirullah," Sani menyentuh tangan Ivy yang terasa sangat dingin. "Bawa masuk Yas!"

Yasa langsung mengangkat tubuh Ivy.

"Butuh bantuan, Mas?" tawar Dika.

"Gak, gak usah, saya kuat kok." Yasa membawa tubuh Ivy ke dalam rumah, lalu menurunkan pelan-pelan di sofa ruang tamu.

Sani buru-buru masuk ke dalam untuk mengambil minyak angin.

"Vy, bangun Vy," Yasa menepuk-nepuk pipi dan bahu Ivy.

Sani yang kembali dari dalam, mengoles minyak angin di beberapa bagian tubuh Ivy, sampai akhirnya, terlihat gadis itu menggerakkan jarinya dan mengerjab.

"Mah, dia kenapa?" Yasa masih saja cemas meski sudah terlihat tanda-tanda Ivy mulai sadar. "Apa ada masalah dengan kandungannya, sampai pingsan begini?"

"Mama juga gak tahu. Ambil minum, buruan!"

Ivy mulai membuka mata, orang pertama yang ia lihat, adalah Mama Sani. Ia menyentuh kepala yang terasa seperti mau pecah, sakit sekali.

"Syukurlah kamu sudah sadar." Melihat Yasa datang dengan segelas air putih, Mama Sani membantu Ivy bangun, lalu memberikan minuman tersebut padanya.

"Vy, apa ada masalah dengan kandungan lo?" tanya Yasa cemas.

Ivy menggeleng, kemarin saat periksa ke dokter, dokter bilang semua baik-baik saja.

"Terus, kenapa lo sampai pingsan?"

Ivy kembali menggeleng. "Gak tahu. Sebenarnya sejak tadi, gue udah pusing, keringat dingin, dan gemetaran."

"Sekarang gimana? Perut lo gak sakitkan?"

Sani menatap Yasa, heran, bagaimana mungkin putranya itu bisa sekhawatir itu pada kandungan Ivy meski belum tentu itu anaknya. Jangan-jangan, itu memang anak Yasa, dan sudah mulai ada ikatan batin diantara mereka meski masih dalam kandungan.

"Enggak, cuma pusing," Ivy juga tak menyangka, Yasa akan sekhawatir ini. "Maaf, udah merepotkan kalian," ia memijat pelipisnya.

"Malam ini, menginap saja disini," ujar Sani yang khawatir nanti Ivy pingsan lagi saat diantar Yasa pulang. Selain itu, ini memang sudah tengah malam.

"Gak, gak usah Tante. Saya tak mau merepotkan."

"Sejujurnya kamu memang merepotkan."

Kalimat menohok itu, membuat Ivy langsung menelan ludah susah payah.

"Sejujurnya, saya memang gak suka sama kamu, tapi kalau ingat kemungkinan kamu hamil anak Yasa, mana bisa saya gak peduli."

Ivy semakin tak berkutik mendengar pengakuan jujur Mama Yasa. Tapi ia bisa maklum, ibu mana yang bisa menyukai wanita yang telah menjebak anaknya dalam kemaksiatan. Yang sekarang, menimbulkan masalah besar.

"Antar dia ke kamar tamu, Yas. Kepala Mama ikutan pusing ini," Sani memijat sendiri kepalanya. "Ingat, cuma nganter, bukan nyuruh kalian berduaan malam-malam, apalagi ngapa-ngapain. Kepala Mama rasanya mau pecah ini, jangan bikin masalah lagi."

"Iya, Mah."

1
sakura🇵🇸
nggak bisa digantung gini😭😭😭 plis nambah satu lagi ya🤭😄 nglonjak dikit gpp lah ya,meskipun udah panjang tapi tetep kurangggg
Turwaty suketi
Orang ke 3 nya sepupu.
yg jahat bapaknya ivy
Rida Arinda
Alice😲😲😲
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
hahhhh akhirnya alice tahu sendiri dari mulut yasa, lebih cepat lebih baik lah. meski rasanya nyesekk, biar alice tak terlalu banyak berharap sama yasa. apalagi sebentar lagi yasa akan menikah, kalau alice tidak secepatnya tahu malah bahaya.
sakura🇵🇸
setelah ini juara satu nyebelin dimana alice adalah yasa🙈🙊🙉
Anjellita
aduh el
sakit hati nya sampai kesini lo el
Mamah Nisa
yasaaaa....kok langsung bilang gitu.....patah deh hati el....
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Di mana ada Alice pasti rame 🤭 karena emang pembawaan alice selalu ceria dan suka usill. takutnya, jika alice tahu yasa sebentar lagi menikah, alice yang ceria jadi berubah. peyukk alice, apapun yang terjadi jangan terlalu sedih yaa lic. kamu harus ikhlas melepaskan yasa 🤭 dan melupakan cinta yang tak bisa kamu miliki, percayalah kamu pasti di pertemukan dengan laki2 yang lebih baik dari yasa 🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
siap siap tante El potek hatinya😅😅😅
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Astagaa 🤣 kalian ada2 saja yaa.
Azizah az
duh jangan pingsan ya Alice 🤧
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
haduhhh kok deg2gan yaa! 🤭 apalagi alice ketemu luth yang selalu jujur dan apa adanya 🤭 takutnya luth langsung ngomong, ada kak ivy yang cantik temennya abang yasa kapan hari menginap 🤦‍♀️ jangan ngomong apa2 dulu yaa luth, takut kak alice patah hati wkwkwk
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Kasihan sama Alice, ngejar Yasa dari jaman Yasa masih SMA, eh sekarang Yasa mau nikah sama Ivy. Tapi mau gmna lagi, berarti Yasa bukan jodoh Alice.
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Klo ga nikahin kamu, yang ada Yasa makin merasa bersalah karena udah jelas bayi yg dikandung kamu anaknya tapi ga nikahin.
Hani Ekawati
Yasa tampak frustasi karena insecure karena dia belum kerja dan belum punya usaha apa2
Hani Ekawati
Entar klo dah nikah Ivy pasti mau merubah cara berpakaiannya, Sa.
Hani Ekawati
Ya ampun Pi 😂😂😂
Esther Lestari
bakalan patah hati berat Alice kalau tahu Yasa akan menikah dengan Ivy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!