"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Terlihat Tuan Charles yang sedang bermain golf bersama dengan Pak Romi. Kedua calon besan itu memang sangat akrab sekali.
Pak Romi nampak memperhatikan dengan seksama saat Tuan Charles yang sedang mengayunkan stick golf miliknya. Sehingga bola yang dipukul oleh Tuan Charles sukses meluncur ke dalam hole.
"Anda memang selalu hebat dalam bermain golf, Tuan Charles." puji Pak Romi sambil bertepuk tangan.
Tuan Charles hanya terkekeh, dia pun segera mengambil gelas yang telah tersedia diatas nampan yang dibawa oleh caddy seksi yang sedari tadi setia menemani mereka.
Tujuan Pak Romi meminta Tuan Charles untuk bermain golf bersamanya, karena ada hal penting yang harus dia bicarakan, sehingga dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Harus berbicara ke bagian inti yang ingin dia sampaikan.
"Anak kita sudah lama berpacaran. Bahkan mereka sudah bertunangan. Apa tidak sebaiknya kita segera menikahkan mereka, Tuan Charles?"
Akhirnya Pak Romi sangat merasa lega telah menyampaikan keinginannya kepada calon besannya itu.
Tuan Charles tak langsung menjawab, dia segera menyimpan kembali gelas yang sudah kosong di atas nampan, lalu mempersilahkan caddy itu pergi dari sana dengan gerakan tangannya. Mungkin karena Tuan Charles merasa pembicaraannya dengan Pak Romi sangat private.
Setelah caddy itu pergi, Tuan Charles pun menjawab pertanyaan dari Pak Romi. "Lalu bagaimana dengan Devano dan Karina? Apa mereka bersedia secepatnya menikah?"
"Kalau Karina sudah siap untuk menikah, Tuan. Apalagi saya sebagai seorang ayah dari pihak wanita, saya sering merasa gelisah, sangat menginginkan kepastian dari hubungan mereka. Apalagi sekarang Devano sedang berada di Paris. Kita tidak tahu apa yang dilakukan oleh mereka disana, tanpa pantauan dari orang tua." Pak Romi harus benar-benar meyakinkan Tuan Charles agar segera menikahkan Devano dengan putrinya.
Tuan Charles terdiam sejenak. Setelah lama berpikir, sepertinya dia menyetujui permintaan dari calon besannya itu. "Anda benar. Mereka sudah lama berpacaran. Dan pastinya mereka saling mencintai. Tidak ada salahnya jika kita segera menikahkan mereka. Sebagai seorang ayah, saya selalu mengajarkan putra saya untuk bertanggungjawab. Devano harus bertanggungjawab dengan hubungannya besama dengan Karina. Bukan waktunya untuk bermain-main lagi."
Pak Romi pun tersenyum samar. Akhirnya rencananya berhasil untuk membujuk Tuan Charles agar segera menikahkan Karina dan Devano. Membuatnya tersenyum lebar, lalu tertawa kecil, "Rasanya saya sangat tidak sabar ingin segera menggendong cucu, Tuan Charles."
Tuan Charles ikut tertawa, "Hahaha... iya, semoga secepatnya kita memiliki cucu, Pak Romi."
Diam-diam Pak Romi pun segera mengirim pesan kepada putrinya. Untuk memberikan kabar baik tentang rencana mereka.
[Papa sudah berhasil membujuk Tuan Charles. Tuan Charles sangat setuju jika kamu dan Devano segera menikah.]
Setelah membaca pesan yang dikirim oleh ayahnya, betapa bahagianya hati Karina saat ini. Akhirnya rencananya untuk melibatkan orang tua mereka telah berhasil. Dengan begitu, Devano tidak akan mungkin bisa menolak. Devano sangat patuh kepada ayahnya.
Mungkin di Indonesia saat ini sudah memasuki waktu pagi. Sedangkan di Prancis masih memasuki pertengahan malam. Perbedaan waktu yang cukup lama. Sehingga kini Karina masih berada diatas ranjang, dia belum bisa tidur, sebelum memastikan rencana dia dan ayahnya berhasil.
"Akhirnya sebentar lagi kita akan segera menikah, Devano." seru Karina.
Dia sedang memandangi ponselnya. Sangat merindukan Devano. Rasanya ingin sekali menelpon pria itu. Tapi sepertinya Devano sudah tidur.
Ternyata Karina salah mengartikan perasaannya. Dulu dia pikir dia sudah tidak mencintai Devano lagi setelah dia terpikat pada Gabriel. Justru ternyata Gabriel hanya pelampiasannya saja disaat dia membutuhkan perhatian. Dia masih mencintai Devano. Bahkan sekarang perasaan cintanya semakin menggebu-gebu.