NovelToon NovelToon
SENORITA PERDIDA

SENORITA PERDIDA

Status: tamat
Genre:Misteri / Cintapertama / Mafia / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #2

Keputusan Rayden dan Maula untuk kawin lari tidak semulus yang mereka bayangkan. Rayden justru semakin jauh dengan istrinya karena Leo, selaku ayah Maula tidak merestui hal tersebut. Leo bahkan memilih untuk pindah ke Madrid hingga anaknya itu lulus kuliah. Dengan kehadiran Leo di sana, semakin membuat Rayden kesulitan untuk sekedar menemui sang istri.

Bahkan Maula semakin berubah dan mulai menjauh, Rayden merasa kehilangan sosok Maula yang dulu.

Akankah Rayden menyerah atau tetap mempertahankan rumah tangganya? Bisakah Rayden meluluhkan hati sang ayah mertua untuk merestui hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Midnight In Blue

...----------------...

...•••Selamat Membaca•••...

Hanya selang dua hari, mereka kembali melangsungkan pesta megah di mansion Rayden, New York City. Persiapan kilat yang dilakukan oleh ratusan orang yang Rayden pilih agar pesta tercipta dengan sempurna.

Tak peduli seberapa banyak biaya yang dikeluarkan, bagi Rayden impian pesta Maula jauh lebih penting.

Mansion milik Rayden berdiri angkuh di kawasan elite Upper East Side, New York, tersembunyi di balik gerbang besi tempa setinggi enam meter dan barisan pohon elm yang telah berusia lebih dari seratus tahun.

Rumah itu tidak hanya besar tetapi monumental. Berarsitektur Georgian dengan sentuhan neoklasik, marmer putih Italia melapisi pilar-pilarnya, dan jendela-jendela besar menghadap langsung ke Central Park, seolah rumah itu berdiri bukan di abad ini.

Malam itu, seluruh mansion bermandikan cahaya keemasan. Tema biru laut merajai setiap sudut, tak pernah mencolok, tetapi selalu terlihat. Seperti darah biru yang mengalir diam-diam, tapi sangat terasa.

Di taman belakang yang luas dan dipenuhi patung bergaya Renaissance, sebuah panggung megah dibangun di atas danau buatan.

Lampu-lampu kristal menggantung dari langit-langit tenda kaca transparan setinggi dua lantai. Lantainya dilapisi marmer hitam mengilap dengan motif laut dalam, sementara tirai-tirai biru satin menjuntai panjang dengan sulaman benang perak membentuk pola ombak.

Dan rumah itu menjadi altar kemewahan pesta ini.

Masuk ke dalam rumah, para tamu tidak melangkah ke pesta. Mereka memasuki pengalaman sensorik penuh desain.

Interior ruang utama didominasi palet biru laut, abu-abu baja, dan putih salju.

Lantai travertine dipoles sempurna, memantulkan cahaya dari panel langit-langit yang telah dimodifikasi oleh lighting designer Milan untuk menciptakan efek seperti permukaan air yang tenang.

Di tengah ballroom, berdiri instalasi cahaya berbentuk vortex laut—desain kolaborasi eksklusif antara team Louis Vuitton x Studio Drift yang perlahan bergerak mengikuti musik ambient.

Tidak ada bunga klasik. Yang ada adalah susunan pahatan kaca biru yang tampak seperti karang bawah laut, dikelilingi lilin transparan cair yang menyala lembut. Meja-meja panjang dari kayu zebrano disusun seperti pulau-pulau apung, dihiasi kristal Swarovski micro-cut yang tersembunyi di antara peralatan makan berbahan keramik Jepang dan titanium.

Maula melangkah pelan, mengenakan gaun rancangan khusus House of Dior—gaun satin biru laut pucat dengan ekor sepanjang tujuh meter, dihiasi manik berlian yang dijahit satu per satu oleh tangan-tangan seniman Prancis.

Di belakangnya, kerudung tipis menjuntai seperti kabut, lembut namun penuh kuasa. Wajahnya bersinar, bukan karena riasan, tapi karena kemenangan di dunia yang keras ini, ia memilih sendiri nasibnya.

Rayden menantinya di altar kaca, mengenakan setelan klasik Savile Row berwarna midnight blue, rambutnya disisir rapi, rahangnya tegas, dan pandangannya tak pernah lepas dari mata Maula. Di balik ketegasan pria itu, malam ini, terlihat sesuatu yang langka yaitu ketundukan yang jujur terhadap cinta.

“Istriku benar-benar sangat indah, bahkan keindahan itu tunduk padanya.” Rayden bergumam pelan sambil mengagumi kecantikan istrinya sendiri.

Di balik semua keindahan tersebut, Isabella, Archer, dan Vanessa turut hadir karena mereka tidak bisa hadir ketika di Las Vegas. Semua gembira kecuali Isabella yang sangat dongkol dan kesal menatap kebahagiaan Rayden.

Para tamu duduk di kursi bergaya Victoria, kaki-kaki emasnya tenggelam di karpet Turki yang dipesan khusus.

Menu makan malam dibawakan oleh chef Michelin tiga bintang, yaitu foie gras disajikan dalam cangkang mutiara, lobster Thermidor di atas daun emas, dan champagne vintage 1959 dibuka dengan pedang perak yang hanya digunakan untuk bangsawan.

Orkestra dari Philharmonic New York memainkan “Clair de Lune” saat Maula dan Rayden berdansa sebagai suami istri.

Hujan bunga hydrangea biru yang diterbangkan oleh drone tersembunyi dan jatuh perlahan seperti salju dari langit malam. Kamera tidak pernah menjadi pusat perhatian, justru keheningan tamu yang terpesona menjadi sorak yang paling dalam.

“Bolehkah aku meminta sesuatu malam ini?” bisik Rayden di telinga Maula.

“Apa?”

“Tetap seperti ini sampai kita menua nanti, aku suka melihat wajah ceriamu, Piccola.” Maula hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu Rayden dengan manja, mereka terus berdansa mesra.

“Kalau menua bersama, apa kau masih mencintai aku begini? Kan aku akan jelek dan keriput, kayak nenek Ibel itu.” Rayden spontan terkekeh, istrinya memang memiliki mulut yang tidak bisa di rem sama sekali.

“Aku tidak peduli, aku hanya ingin bersama denganmu, sampai kapan pun.”

Para tamu undangan menikmati pesta itu dengan gelak tawa dan senyum merekah, memuji pesta itu dengan pujian yang membuat Isabella semakin panas karena pernikahan Archer dulu tak semegah ini. Isabella merasa dirinya kalah jauh dan kalah saing dengan Rayden.

...***...

Di ujung pesta, tepat pukul sebelas malam, langit Manhattan menyala oleh pertunjukan kembang api pribadi yang dikoreografi seperti opera: biru laut, perak, dan putih menari di udara, memantul di permukaan danau buatan, membuat malam itu seakan bukan milik dunia nyata.

Rayden menggenggam tangan Maula erat, dan berbisik di telinganya, “Dunia boleh runtuh, tapi malam ini… langit tunduk padamu. Maaf waktu itu aku sudah menoreh luka di hati dan tubuhmu, Piccola. Bohong jika kau bukan prioritas dalam hidupku.”

Dan Maula tersenyum dan mencium lembut bibir Rayden sekejap dengan mesra, karena ia tahu, yang ia miliki malam ini bukan hanya suami dan cinta, tapi juga kekuatan dan kebebasan untuk menjadi ratu di istananya sendiri. Terutama di hati Rayden.

DJ internasional memainkan deep house instrumental yang diciptakan khusus untuk malam itu tanpa lirik, hanya denting, denyut, dan harmoni bawah sadar.

Musik mengalir tanpa jeda, dikurasi seperti film seni dari jazz elektronik ke ritme industrial minimalis, seolah waktu bergerak dalam frekuensi sendiri.

Di sisi barat mansion, lounge terbuka dengan atap kaca menyuguhkan pemandangan city skyline. Bartender mengenakan apron kulit abu-abu pucat, menyajikan koktail khusus dari koleksi pribadi: gin disuling di pegunungan Islandia, es ukir tangan dari Himalaya, dan garnish berupa mutiara edible yang meledak lembut di lidah.

Jamuan makan bukan dalam bentuk buffet atau fine dining tradisional. Chef pribadi dari Copenhagen menyajikan 12 course dalam gaya “progressive floating dinner”, di mana para tamu berpindah antar zona seperti:

Zona Laut (ikan hiu putih asap, rumput laut fermentasi, busa lemon dingin)

Zona Bumi (daging wagyu A5 panggang dingin dengan krim akar umbi dan bubuk truffle putih)

Zona Langit (dessert berbasis nitrogen cair dengan aroma jeruk liar dan saffron)

Setiap gigitan kecil, penuh eksperimen seperti seni, bukan makanan.

Dan ketika pukul dua belas lewat sepuluh menit, langit terbuka. Tapi bukan kembang api melainkan Drones koreografis membentuk visual digital raksasa di atas mansion, bentuk-bentuk laut, ombak, ikan paus, dan akhirnya dua inisial yang menyatu perlahan. R & M.

Seolah bintang-bintang pun diatur untuk malam itu. Para tamu berdiri terdiam dengan keheningan kagum yang menyelimuti lalu terdengar gemuruh tepuk tangan dan siulan.

Tak hanya Maula yang terkagum dengan semua itu, seluruh keluarga besarnya bahkan memuji pesta di mansion Rayden saat ini.

“Tak salah kau memilih menantu,” bisik Axelo di telinga Leo.

“Ya semoga saja tidak ada lagi yang mengganggu mereka.”

Malam itu adalah manifestasi cinta modern yang tidak berlebihan, tapi tidak tertandingi.

Rayden dan Maula tidak sekadar menikah. Mereka menciptakan standar baru tentang bagaimana cinta bisa dihidupi dalam bentuk paling elegan dan tak terjamah.

...***...

Pesta usai hampir pukul lima pagi, setelah semua tamu undangan bubar, Maula dan Rayden memasuki kamar pengantin mereka yang telah dihiasi dengan pernak-pernik elegant yang tak ternilai harganya.

Rayden memeluk Maula dari belakang, mengecup pundak Maula yang terbuka.

“Malam ini kita bisa bercinta dengan baik, maaf karena sudah memaksamu waktu itu.” Maula menepuk pelan pipi Rayden.

“Malam? Ini sudah pagi Ray.” Mereka berdua terkekeh.

Maula melepaskan pakaiannya dibantu oleh Rayden, pria itu tidak bisa menahan untuk tidak menyentuh istrinya lebih dalam lagi.

Rayden juga saat ini sudah telanjang dada, mereka larut dalam hubungan panas yang entah akan dihabiskan berapa ronde malam ini.

Kali ini tak ada jeritan, kesakitan bahkan tangisan. Yang ada hanyalah lenguhan, desahan kenikmatan serta keringat penyatuan dari mereka berdua.

...•••Bersambung•••...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...Selamat Menikmati Pesta Pernikahan Mereka 🥰...

1
Putri vanesa
Semoga Maula kuat dan msih aman sma yg lainnya, Ray knpa gk minta tolong papamu dan om axelee
Putri vanesa
Sukaa banget setelah sekian lamaaaa Mauuulaa ❤️❤️
Vohitari
Next, seriesnya seru thor
Pexixar
Lanjut lagi
Miami Zena
Series yg paling ditunggu, mentalku aman kok thor
Sader Krena
Lanjutan ini selalu kutunggu, cepat rilis thor
Flo Teris
Selalu nungguin series nya, btw mentalku aman banget
Cloe Cute
Segerakan series 3 kak, udah gak sabaar aku tuh
Bariluna Emerla
Aku menunggu series 3 kak
Zayana Qyu Calista
Sedih kan kamu Ray, mana istri lagi hamil lagi kamunya berulah. Sekarang Maula hilang malah kelimbungan, cepat rilis yang ketiga kak, udah gak sabar mau baca
Rika Tantri
Puas banget sama pembalasan Maula tapi kesel banget sma Rayden. Udah tau si barabara itu otaknya gesrek, masih aja diikutin
Zayana Qyu Calista
Ditunggu banget nih series 3, yg paling dinanti ini mah. Cepetan kak ya
Arfi
Cepat di rilis kak, gk sabar aku
Arfi
Puas banget sama Maula ih, salah cari lawan kan lo Bar
Hanna
Kamu tuh ceroboh banget tau dak sih Ray, gak bisa baca apa kalo dia pura2
Hanna
Wajar aja Maula ngamuk dan ninggalin kamu Ray, dia ngeliat pergulatan panas kamu sama barbara.
Hanna
Puas banget aku weehh
Hanna
Dia nyoba ngeracau pikiran Maula ini mah
Ranti Zalin
Puas banget ngeliat dia diginiin, mampos
Ranti Zalin
Bikin masalah nih org njirr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!