Cakra Atlas, seorang pria rupawan yang bekerja di sebuah bar, rela menerima pernikahan dadakan demi membayar hutang janji orang tuanya di masa lalu. Namun, siapa sangka, wanita yang dia nikahi adalah Yubie William, seorang wanita yang baru saja gagal menikah karena calon suaminya memilih menikahi wanita lain.
Yubie, yang masih terluka oleh kegagalan pernikahannya, berjanji untuk menceraikan Cakra dalam setahun ke depan. Cakra, yang tidak berharap ada cinta dalam hubungan mereka, justru merasa marah dan kesal ketika mendengar janji itu. Alih-alih membenci istrinya, Cakra berusaha untuk menaklukan Yubie dan mengambil hatinya agar tidak menceraikannya.
Dalam setahun ke depan, Cakra dan Yubie akan menjalani pernikahan yang tak terduga, di mana perasaan mereka akan diuji oleh rahasia, kesalahpahaman, dan cinta yang tumbuh di antara mereka. Apakah Cakra akan berhasil menaklukan hati Yubie, atau akankah Yubie tetap pada pendiriannya untuk menceraikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7.
Tapi senyum itu ternyata begitu menjijikan di mata Yubie. Senyum yang malah terlihat begitu memuakkan untuknya. Wajah Yubie memerah mendengar perkataan Kanny barusan.
"Apa kau bilang? Kau akan menceraikan Lusy setelah anak kalian lahir?" Yubie bertanya kembali dengan suara yang sangat rendah sekaligus dingin.
Dan Kanny lekas memberikan anggukan tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya.
"Sinting!" umpat Yubie keras pada Kanny. Ia berdiri, menatap tajam Kanny.
Yubie benar-benar tidak menyangka bahwa pria yang ada di hadapannya ini, pria yang dulu teramat ia cinta begitu tega dengan buah hatinya sendiri. Anak itu bahkan belum lahir, tapi Kanny sudah berencana meninggalkannya.
"Apa kau pikir dengan bercerai dari Lusy, aku akan mau kembali padamu?" Mata Yubie sudah menyala-nyala. "Jangan bermimpi! Aku tidak akan pernah sudi kembali pada seorang pengkhianat!!"
"Aku bukan pengkhianat, Yubie!" sangkal Kanny tak kalah keras dari Yubie. "Sudah aku katakan, adikmu itu yang menjebakku! Adikmu memasukkan obat ke minumanku dan mempermainkan kita! Kau sendiri tahu, dia yang dari dulu terus mendekatiku!" Wajah Kanny tampak frustasi. Setiap kali ia berusaha menjelaskan pada Yubie, bagaimana situasi sebenarnya antara dirinya dan Lusy, Yubie tidak pernah mau percaya.
"Terserah dia mau menjebakmu atau tidak, tapi tidak seenakmu ingin bercerai dan meninggalkan darah dagingmu sendiri. Di mana kau taruh otak goblokmu itu, Kan?!"
Habis sudah Kanny menerima amarah sekaligus caci maki Yubie terhadapnya. Dan Kanny tidak bisa melawan itu semua.
"Tapi, aku tidak pernah mencintai Lusy. Aku hanya mencintaimu! Kalau kau menginginkan anak itu, aku akan membawanya bersama kita."
Sinting! Kanny benar-benar sinting! Itukah rencana Kanny sebenarnya?
Yubie semakin menatap nyalang pada Kanny. Belum selesai ia dengan rasa sakit hati karena pengkhianatan kekasihnya dengan adik tirinya, kini Yubie harus melihat sisi menjijikan dari seorang Kanny Cris yang ternyata tidak berhati.
Yubie menjalin hubungan asmara dengan Kanny Cris nyaris dua tahun lamanya. Kanny adalah pria biasa dengan pekerjaan yang baik, memiliki sikap yang begitu bucin terhadapnya. Dengan perasaan yang sangat yakin, dua bulan lalu, Yubie menerima lamaran Kanny yang mengajaknya untuk segera menikah.
Namun, semua angan dan harapan indah Yubie itu seketika sirna, saat Lusy mengaku tengah hamil anak Kanny pada kedua orang tuanya. Sang ayah, Tuan William langsung meminta Kanny untuk bertanggung jawab.
Awalnya Kanny menolak keras. Ia mengatakan bahwa semua itu hanya jebakan Lusy karena terlalu menginginkan dirinya. Sampai akhirnya, Yubie lah yang langsung memaksa Kanny untuk menikah dengan Lusy.
"Aku harap, kau tidak lupa dengan janjimu saat meminta aku untuk menikahi adikmu."
Kanny menatap serius pada Yubie yang mendengus. Yubie hanya menjanjikan bahwa ia tidak akan menghindar dari Kanny dan menjauhi pria itu. Karena itu jualah, ketika Lusy sudah menikah dengan Kanny, Yubie masih memilih bertahan di kediaman orang tuanya. Walau setiap hari, saat melihat Kanny dan Lusy, ia harus menekan dalam-dalam perasaan pedih yang ada kalanya begitu kurang ajar berani menyelinap di dalam hatinya.
Dan, sampai di mana sang ayah, Tuan William mendesaknya untuk segera menikah dengan pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya untuknya. Di kediaman keluarga William itu kini, Yubie tak hanya bisa merasakan pedih, tapi juga kesal, sekaligus darah tinggi, terutama pada suaminya sendiri. Yang tak hanya menyebalkan, tapi ternyata juga bisa membuatnya baperan.
Tubuh Yubie seketika terkesiap, ia menggeleng kecil saat menyadari bahwa bisa-bisanya ia malah memikirkan si Cakra di saat menghadapi Kanny seperti ini. Ia bahkan langsung mengingat adegan yang sempat terjadi di dalam mobil tadi. Yubie sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi. Kanny yang terus berbicara di hadapannya pun tak lagi Yubie hiraukan, kapalanya sudah penuh dengan kilas balik ciuman pertamanya yang dicuri oleh Cakra.
*
*
*
Sekretaris Yubie berdiri dengan menunduk. Ia sesekali melirik pada pria yang sedang berdiri diam di depan pintu ruang kerja atasannya. Sepertinya pria itu ragu untuk masuk.
"Ini!" Cakra ternyata memilih berbalik, ia menghampiri sekretaris Yubie dan menyerahkan kunci mobil istrinya yang terbawa olehnya.
"Anda tidak jadi masuk, Pak? Bu Yubie ada di dalam," terang sekretaris Yubie pada Cakra. Sesungguhnya ia berharap suami atasannya itu masuk, dan menghajar Kanny yang tadi sempat membentaknya. Sekretaris Yubie itu masih menyimpan kekesalan pada Kanny.
Cakra menggeleng dan tersenyum kecil. "Sepertinya Yubie sedang sibuk. Aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya." Setelah mengatakan hal itu, Cakra langsung pergi.
Sekretaris Yubie sampai terpaku, menatap kepergian Cakra dengan mata yang tidak berkedip. Pak Cakra pasti bisa mendengar perdebatan istrinya dengan sang mantan kekasih dari balik pintu yang tidak tertutup rapat itu. Tapi, dari raut wajahnya, ekspresi Cakra sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda kecemburuan atau kekhawatiran, terlalu tenang dan hal itu membuat sekretaris Yubie penasaran.
Mungkinkah, Pak Cakra tidak tahu hubungan apa yang sebelumnya ada di antara atasannya dan pria yang kini menjadi adik iparnya? Sekretaris Yubie sampai tenggelam sendiri dalam pikirannya atas hubungan asmara sang atasan, yang baru saja ia saksikan di depan mata.
syukurlah retensimu tembus, jadi mapple emang sayang kamu.
queen salam buat mapple dan tears, ya
kamu gak suka galau lagi kan di gc atau gak bisa galau lagi, berbagi air mata
/Facepalm//Smug/