Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?
Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Datting or Meeting?
"Mas! Mas beneran udah jadian sama Mbak Raina?" Tanya Ashoka yang nampak antusias.
"Kata siapa?" Tanya Arsha yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Kata Ibun lah! Semalem ketemu Mbak Raina kan?" Ujar Ashoka.
"Mas sih, jahat! Gak cerita sama aku. Aku jadi nyesel karna gak ikut semalem." Cicit Ashoka yang berguling - guling di tempat tidur Arsha. Sementara itu, Arsha hanya terkekeh melihat Adiknya yang tiba - tiba tantrum.
"Yang ada malah Mas gak jadi pacaran sama dia kalau misal ada kamu." Sahut Arsha.
"Kok gitu?" Tanya Ashoka.
"Iyalah, dia kan nyamperin Mas karna Mas duduk sendirian." Jawab Arsha yang membuat Ashoka mengerucutkan bibir
"Ih sebeel!" Kata Ashoka.
"Eh, Mas mau kemana? Kok udah kerjanya?" Tanya Ashoka.
"Mau pergi. Males kamu gangguin aja Mas lagi kerja." Jawab Arsha.
"Ikuuut!" Rengek Ashoka.
"Gak mau! Nanti kamu ngomel kalo ikut Mas." Jawab Arsha.
"Mas mau pacaran ya?" Tanya Ashoka.
"Mau kerja, Adekku." Jawab Arsha yang membawa serta Macbooknya.
"Ish! Yaudah deh. Aku mau main sama Gendis aja." Ujar Ashoka yang kemudian mengekor Arsha keluar dari kamar.
"Mau main kemana?" Tanya Arsha.
"Kepo!" Sahut Ashoka.
"Jangan keluyuran jauh - jauh lo, Dek." Seru Arsha namun tak mendapat jawaban dari Ashoka.
Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Arsha pun berangkat. Kali ini ia membawa mobil, tak mengendarai motor sportnya.
Arsha mengendarai mobilnya menuju ke Alun - Alun dimana acara lomba MTQ di selenggarakan. Sesampainya di sana, ia hanya memarkirkan mobil dan tetap berada di dalam mobil yang masih menyala itu.
Tok... Tok...
Tak berselang lama, terdengar ketukan dari jendela mobilnya. Arsha tersenyum dan membuka pintu mobil yang masih terkunci.
"Assalamualaikum." Ujar Raina sambil tersenyum saat membuka pintu mobil Arsha.
"Waalaikumsalam, Sayang." Jawab Arsha. Ia pun mengulurkan tangan saat Raina hendak menyalaminya.
"Udah dari tadi, Mas?" Tanya Raina.
"Barusan kok. Baru mau buka Tab, kirain kamu masih lama." Jawab Arsha.
"Enggak, kebetulan sudah selesai menjurinya ini. Mas lagi banyak kerjaan kok malah ngajak pergi?" Tanya Raina.
"Ya ini sekalian mau minta temenin kerja sama pacar." Jawab Arsha sambil terkekeh.
"Masih ada jadwal menjuri lagi hari ini, Dek?" Tanya Arsha.
"Ada, tapi nanti malam ba'da Isya." Jawab Raina.
"Yasudah, nanti malam gantian Mas temani kamu." Kata Arsha yang di jawab anggukan oleh Raina.
"Kita mau kemana, Mas?" Tanya Raina.
"Kita cari Caffe, ya. Tapi nanti Mas tinggal zoom meeting sebentar, gak apa - apa?" Tanya Arsha.
"Hari minggu kok masih kerja aja, Mas? Rajin banget." Tanya Raina.
"Ya gini lah, Dek. Namanya juga budak Perusahaan." Kekeh Arsha.
"Tapi tetap aja lebih enak, Mas, karena Perusahaan sendiri. Yah, walaupun memang tanggung jawabnya lebih berat." Jawab Raina sambil tersenyum.
"Melanjutkan usaha yang sudah di bangun Romo, Dek. Jangan sampe semua usaha yang beliau rintis dengan susah payah hanya stuck di situ aja. Lagi pula dimana pun tempatnya, semakin tinggi jabatannya, semakin berat juga beban kerjanya." Jawab Arsha.
"Kamu juga memangnya gak capek, Dek. Pagi sampe sore kerja di Kantor Kecamatan, malam masih harus menjuri juga?" Tanya Arsha.
"In Syaa Allah enggak, Mas. Malah jadi hiburanku setelah capek kerja." Jawab Raina.
Setelah menempuh waktu tiga puluh menit, Arsha membelokkan mobilnya ke halaman sebuah Caffe. Mereka berdua pun segera turun dan masuk ke dalam Caffe yang nampak aestetik itu.
Setelah memesan makanan dan minuman, keduanya memilih untuk duduk di lantai dua sembari menikmati pemandangan dari sana.
"Mas tau tempat ini dari mana? Ini Caffe baru ya?" Tanya Raina.
"Njih, Sayang, ini masih baru. Raka yang kasih tau tempat ini." Jawab Arsha.
"Nyaman tempatnya. Bagus juga viewnya dari atas sini." Kata Raina.
"Lebih bagus dan nyaman karna ada kamu, Dek." Sahut Arsha sambil memandangi wajah cantik Raina yang duduk di sampingnya.
"Bisa aja, anaknya Pak Kades ini." Kekeh Raina yang membuat Arsha tertawa.
"Mas tinggal zoom meeting dulu ya, Sayang." Ujar Arsha sambil membelai kepala Raina.
"Iya, Mas fokus saja kerjanya." Jawab Raina.
Arsha segera membuka MacBooknya dan mulai masuk ke ruang yang sudah di buat oleh Fikri.
"Assalamualaikum, Big Brother!" Sapa Dion, putra pertama Iqbal yang sudah berada di ruang itu.
"Waalaikumsalam." Jawab Arsha.
"Mana yang lain? Kok belum masuk. Tinggal lima menit dari jadwal." Omel Arsha.
"Tau tuh, Kak. Kebiasaan pada molor." Sahut Dion.
"Assalamualaikum, Masku, Sayangku, kebanggaanku." Seru Aksa yang baru bergabung.
"Assalamualaikum, semua." Timpal Fikri.
"Waalaikumsalam." Jawab Arsha.
"Tumben di Caffe, Mas? Biasanya di dalem kamar. Mas sama siapa? Ashoka? Gendis? Raka? Gak mungkin sendirian, Mas paling anti nongkrong sendirian." Cerocos Aksa.
"Kepo, kamu." Sahut Arsha.
"Mas! Sama siapa sih? Bikin penasaran aja. Sama Ashoka ya? Mana dia, aku mau ngomong dulu." Pinta Aksa.
"Vidio call pake hapemu kan bisa, Sa." Jawab Arsha.
Sementara itu, Raina hanya bisa tersenyum mendengar suara Aksa yang terus mendesak saudara kembarnya, namun Arsha masih saja merahasiakannya.
Tak berselang lama, makanan dan minuman yang mereka pesan pun sampai. Raina kemudian menggeser makanan dan minuman yang di pesan Arsha agar pria itu lebih mudah mengambilnya.
"Makasih, Dek." Ujar Arsha yang di jawab anggukan oleh Raina.
"Tuh kan, Dek - Dek. Pasti sama Ashoka atau Gendis kan? Soalnya kalo sama Raka gak mungkin manggil gitu. Biasanya juga manggilnya Leng." Kekeh Aksa.
"Leng, apaan Kak?" Tanya Dion.
"Celeng! (Babi)" Sahut Aksa yang membuat mereka tertawa kecuali Arsha.
"Lambemu, Sa. Fitnah wae kowe. (Mulutmu, Sa. Fitnah aja kamu.)" Sahut Arsha.
"Axcel mana ini? Tumben kok belum nongol." Cicit Fikri.
"Iya, biasanya dia on time." Timpal Dion.
"Lagi sibuk sama pacarnya kali." Ujar Aksa.
"Itu sih, kamu. Sering terlambat karena sibuk sama pacar." Sahut Arsha yang membuat Dion dan Fikri tertawa.
"Tapi dia baru putus sama pacarnya yang terakhir itu, Kak. Siapa namanya? Tan... Tan...
"Setan?" Sahut Arsha yang kembali memecah tawa. Raina pun ikut tertawa lirih mendengar Arsha dan rekan - rekannya yang lebih banyak berdebat dan saling mengejek.
"Sembarangan tenan lambene Mas Arsha ki. Setan... Setan... Tania! (Sembarangan banget mulutnya Mas Arsha ni. Setan... Setan... Tania!)" Gerutu Aksa.
"Heei! Whats up, Bro!" Kini Axcel, putra Clift yang tinggal di London pun bergabung bersama Asistennya. Keempatnya menyambut Axcel dan Asistennya dengan hangat.
"Oke. Karna Axcel sudah bergabung, sekarang kita mulai saja." Ujar Arsha yang berbicara dalam bahasa Inggris dengan fasih.
Pria tampan itu mulai memimpin rapat yang membahas tentang proyek kerja sama antara kedua Perusahaan.
Raina sedari tadi terus menatap pria di sebelahnya yang nampak makin keren di matanya. Menyadari Raina yang terus memandangnya, Arsha pun meraup wajah kekasihnya itu sambil tersenyum dan melirik sekilas ke arah Raina.
"Mas kesambet, Mas? Senyum - senyum sendiri." Cicit Aksa di sela meeting.
"Fokus, Sa." Ujar Arsha yang langsung merubah mimik wajahnya.
"Mas yang gak fokus kok." Sahut Aksa.
Raina sendiri hanya bisa terkekeh mendengar Arsha yang di tegur adiknya.
"Mas, aku ke WC sebentar, ya." Pamit Raina dengan pelan. Arsha pun mengangguk tanpa mengalihkan fokusnya mendengar penuturan Axcel.
"Mas! Kamu sama cewek mana? Itu siapa yang barusan lewat?" Tanya Aksa penasaran karena melihat sosok wanita yang baru lewat di belakang Arsha.
"Aksara, fokus dengan pekerjaan kita! Kita bahas lainnya nanti." Tegur Arsha dengan tegas hingga membuat saudara kembarnya kicep.
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
kawal sampai halal pokonya mah 😍