Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PER, EKONOMIAN MEMBURUK
Beberapa hari telah berlalu, perekonomian keluarga Adi pun memburuk, biasanya semua kebutuhan rumah di tanggung Adi, dari belanja sayuran sampai sabun sabun dirumah itu menjadi urusan Adi. Biaya untuk sekolah si kembar juga Adilah yang menanggung, pokoknya, semua pengeluaran rumah di tanggung Adi.
Tepi karena beberapa hari yang lalu Adi habis kehilangan seluruh uangnya, Adi tak bisa memberi uang belanja untuk rumah ini, sempat terjadi perdebatan, bahkan sampai piring dan panci- panci melayang. Dan pada akhirnya, bu Indah pun merelakan salah satu emas koleksinya dijual untuk bisa menutupi kebutuhan rumah. Karena jika tidak begitu, mereka tidak makan.
Sedangkan mengandalkan hasil sawah pun tidak bisa, kemarin gagal panen, dan kini masih tahap menanam baru, dan untuk memetik hasil panen haruslah menunggu beberapa bulan lagi.
Adi sendiri merasa nelangsa, urusan rumah okelah sudah di hendel ibunya, tetapi bagaimana nasibnya di pabrik?
Uang yang ada didalam dompet kini cuma 150 ribu saja, sedangkan gajian masihlah sekitar 10 hari.
"hahh! Uang segini mana cukup? Untuk beli bensin saja sangat ngepres! Terus makan siangku bagaimana?
Belum lagi Sinta yang selalu ngajak makan siang di luar!" keluh Adi sembari menggaruk- garuk rambutnya yang tak gatal sama sekali.
"mas, makan siang yuk. Ada kedai soto baru buka tuh disebrang jalan" tiba-tiba Sinta masuk dan seperti biasa, mengajak makan siang bersama.
Hubungan mereka kembali harmonis, setelah diputuskan mereka akan tetap menikah walau pun dengan acara seadanya.
Sinta terpaksa menyetujui karena tak mau Adi berubah pikiran, dan berakhir memutuskannya. Ah lebih baik ia sah dulu jadi istri Adi barulah mengeruk uang Adi dimasa mendatang.
Ya, begitulah kira-kira rencana Sinta.
Adi menghembuskan nafasnya kasar,
"Sinta, kamu tahu kan kondisiku sekarang ini?
Mas lagi dalam masa pengiritan. Mas sama sekali gak pegang uang lebih untuk sekedar makan siang. Jadi... Maaf ya. Untung saat saat ini, kita tidak jajan dulu diluar." kata Adi memberi penjelasan pada kekasih gelapnya
Sinta mengerucutkan bibirnya,
Melihat kekasihnya ngambek membuat Adi sedikit
tidak tega "apa mau pake uangmu dulu?" tanya Adi. Tak mau membuat kekasihnya itu kecewa.
Sontak Sinta menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"gak ah mas, aku mana ada uang, uangku pun juga ngepres, kamu tahu sendiri kan gajiku berapa di pabrik ini? Bahkan sebagian udah kukirimkan ke ibu." tolak Sinta mentah- mentah. Mana ada sejarah wanita yang bayarin lelaki? Sinta pun ogah jika dirinya yang harus mengeluarkan uang untuk mereka berkencan.
"hemm.. Ya sudah kalau begitu. Kamu makan saja di kantin bareng teman-temanmu....".ucap Adi tidak mempermasalahkannya. Karena ia tahu betul berapa gaji calon istri keduanya itu.
"hemm.. Oke!" Sinta pun akhirnya keluar dari ruangan Adi. Sama sekali tak memperdulikan apakah pacar gelapnya itu akan makan siang atau tidak.
Sementara Adi hanya bisa menghela nafasnya gusar, tangannya terulur untuk mengelus perutnya yang sedikit buncit itu.
"huh laper, tapi mau beli makan eman duitnya..." gumam Adi.
Akhirnya Adi pun hanya meminum air putih beberapa gelas guna menghalau rasa lapar yang dideranya.
Kebetulan diruangannya itu memang di fasilitasi air galon.
Setelah minum banyak air, bukannya kenyang Adi malah merasa perutnya kembung.
"haduh!" keluh Adi.
Walau banyak keluhan, Adi tetap mengerjakan pekerjaannya dengan menahan lapar.
"apa? Hahahahaaaa! Hebat- hebat! Dari dulu kebar-baranmu memang tidak ada yang berani melawan, bangga deh sama kamu Nay." seru Nanda terbahak setelah mendengar cerita Naya.
"iya dong, Naya gitu loh. Mas Adi aja sampai ketakutan saat aku ngangkat tongkat kasti. Ah badannya aja yang bongsor, aslinya mah mental tahu tempe!" seloroh Naya.
"haha, oh ya.. Ngemeng- ngemeng, elu dapet berapa?"
"dapet berapa apanya?" tanya Naya heran.
"itu loh gaji menulis lo"
"loh, udah cair kah? Emang udah tanggal berapa?"
seru Naya kemudian memerika tanggal di layar hp nya.
"eh baru tangal 19 loh...." serunya lagi
"tapi udah cair kok, periksa aja. Kan aku pernah bilang, cairnya tuh gak tentu, bisa cair tanggal sekian dan sekian. Tergantung ditanggal itu ada hari liburnya gak. ujar Nanda.
Naya pun segera memeriksa aplikasi menulisnya.
"Hahhhh!" Naya tercengang melihat layar ponselnya.
"kenapa Nay? Kok expresi lu gitu?" heran Nanda.
"i-ini Nda... Ini gue gak salah lihat kan ? Ini beneran gaji gue?" ucap Naya tergagap.
Nanda yang kepo pun mengambil alih ponsel Naya dan melihat isinya. Seketika mata Nanda pun membola.
"wuiiih, pecah telor lo Nay! 400 dollar? Gila!" pekik
Nanda ikut bahagia melihat sahabatnya bisa sukses seperti dirinya.
"hah, bener gue gak salah lihat kan Nda? 400 dolar? Banyak banget!" heboh Naya.
"hus! Pelan dong Nay, orang orang pada lihatin kita tuh" tegur Nanda sembari menoleh kasana kemari. Kemudian meringis malu.
Naya pun langsung bungkam, tapi wajahnya masih berseri- seri.
"Nay, kalau di rupiahin ini sekitar 6 jutaan, hebat hebat! Pemula sepertimu ini sudah sangat keren!" puji Nanda yang ikut senang. Sama sekali tidak iri.
Mata Naya pun semakin berseri seri.
"ah serius? 6 juta?.waaaah, banyak benget!" pekik Naya tertahan.
"iya, coba deh langsung tarik ke rekening."
"hmm, oke.." Naya setuju, kemudian mengutak atik
aplikasi tersebut untuk menarik uang ke rekeningnya.
Setelah beberapa menit, setelah Naya cek, benarlah yang masuk ke rekeningnya sebesar 6 juta lebih sedikit.
Kini isi rekeningnya pun semakin menggendut.
"aaah, terima kasih ya Nanda... Berkat kamu aku bisa kerja enak dan hasilin uang sendiri...." Naya pun langsung memeluk erat Nanda.
"hehe... Sama sama... Ini murni kerja kerasmu kok Naya, aku hanya sebagai perantara saja. Memang disinilah tempatmu mengais rezeki. Semoga terus sukses ya? Kamu sukses aku kan ikut seneng. Kita sukses sama sama oke?" seru Nanda.
"oke!" balas Naya tersenyum sumringah.
"hemmm... Gimana kalau kelak kalau modalku udah terkumpul, kita buka usaha bersama?
Gimana? Setuju gak?" celetuk Naya.
Nanda terpekur,
"usaha? Usaha apa?"
"hemm.. Ya pokoknya usaha lah, aku kan pengen punya usaha yang bisa di wariskan ke anak cucuku kelak, dari pada di tumpukin doang uangnya malah nanti habis."cetus Naya yang memang punya ide ide brilian. Menurutnya, membuka usaha adalah hasil yang menjanjikan dan hasil jangka panjang. Sedangkan pekerjaan menulis bisa dijadikan sampingan disela sela waktu luang.
"hem... Boleh boleh...." Nanda mengangguk setuju.
Yaaah selama ini Nanda hanya menumpuk uangnya saja direkening. Karena setelah memperbagus rumahnya, bingung mau diapakan uang hasil kerjanya itu.
Naya pun tersenyum senang,
"oke lah, kuy nge mol yok, Kali ini aku akan traktir
kamu makan di resto Jepang sebagai tanda syukuran." ajak Naya yang memang royal orangnya. Hanya saja kemarin ia tak punya uang.
"hemm, oke. Nanti untuk nonton biar aku yang bayar.
Sebagai tanda syukuran juga! Wkwkwkwkkk!"
Halah syukuran mah bagi-bagi ke orang yang tidak mampu, bukan senang senang sendiri. Gimana sih duo sahabat itu!
Setelah puas jalan jalan di mall, Naya pun kembali
pulang kerumah suaminya.
"herah.. Perasaan mbak Naya keluyuran terus, awas hati hati mas, siapa tahu mbak Naya punya pacar baru diluar sana." celetuk Ayu saat melihat kepulangan kakak iparnya.
Hari sudah sore, kebetulan beberapa orang tengah bersantai sambil minum teh diruang tv.
Wajah Adi pun menegang...
"bener kamu punya pacar diluar sana Nay?!" tanya Adi
terkesan menuduh.
Naya mendengus, sudahlah lelah eh pulang pulang di tuduh yang tidak tidak.
Naya pun meringsek maju,
"heh Ayu, mau kurobek itu mulut dowermu? Heran, jadi kompor meleduk mulu lo!" balas Naya tak mau kalah.
Bahkan lebih galak.
Ayu pun langsung beringsut, bersembunyi di belakang tubuh ibunya.
"ya ampun..... Adi, didik itu istri kamu. Heran ibu kenapa punya mantu bar bar dan galak sekali....." gerutu bu Indah.
"ayo masuk!" tanpa ba bi bu, Adi pun langsung menyeret tangan Naya dan membawanya masuk kedalam kamar.
Brakk!
Pintu kamar dibanting oleh Adi. Ayu pun tersenyum puas.
"huh sukurin, emang enak! Wleeeee!" cibir Ayu menjulurkan lidah pada pintu kamar kakak dan kakak iparnya.
selamat mnyesal Adi & keluarga gilanya...🤣🤣🤣
hadueh.... ngadi" otak si adi & ibunya😄😄
😂😂😂
silahkn wujudkn impianmu buat nguasai adi dan jga gajinya...
klo nguasai Adi b kal trwujud... tpi klo buat nguasai gajinya.... silahkn mimpi di siang bolong😂😂😂
ankmu Adi yg Ogeb itu kbagian tangging jawab jagain ank orang doank😂😂😂
tunggu karmamu ayu... 🙄🙄
hadueh adi.... jdi suami bnyak tingkah 🙄🙄
sdh g sabar nunggu si adi di cerein naya
lanjut thor💪💪💪💪💪