NovelToon NovelToon
Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Hamil di luar nikah / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.

Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.

"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"

Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?

Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Mbak Asih malah melamun aja, kenapa? Nggak suka kue ya? Kalau gak suak, kuenya buat aku aja," ujar Mita.

Asih yang sejak tadi bengong langsung tertarik ke alam nyata, lalu dia menolehkan wajahnya ke arah Mita yang terlihat sedang menatap kuenya dengan tatapan lapar.

"Bukan gak suka, tapi belum mau aku makan. Mau ganti gaun dulu," jawab Asih.

Wajah Mita begitu kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh Asih, karena wanita itu berpikir kalau Asih tidak menyukai kuenya dan dia ingin menyantapnya.

"Kirain Mbak Asih nggak suka, soalnya kue punya Mbak Asih kayaknya spesial banget. Kayak lebih mahal dan lebih enak gitu, tadinya aku mau minta."

Mita memanyunkan bibirnya, karena gagal sudah keinginannya untuk memakan kue milik Asih. Mita tertawa kecil, lalu wanita itu mengusap lengan Mita.

"Udah jangan kebanyakan mikirin pengen makan kue, yang ada suara kamu nanti serak."

"Iya," jawab Mita yang langsung kembali ke tempat duduknya.

Asih duduk di depan meja rias miliknya, lalu dia menatap kue kesukaannya. Terlihat lebih mahal memang, bahkan penampilan kuenya terlihat begitu menggugah selera.

Namun, Asih merasa ada yang aneh dengan pak Lurah. Makanya dia tidak berani memberikan kue itu kepada Mita, apalagi kalau sampai dirinya yang harus memakannya.

"Kayaknya kuenya mending nanti aku buang saja, takutnya dikasih racun. Soalnya tadi aku melihat tatapan lain dari pak Lurah," ujar Asih.

Asih berpikir kalau pak Lurah itu masih membenci dirinya, karena walaupun dia sudah diputuskan oleh Rahmat, tetapi Asih terkesan baik-baik saja. Asih terkesan semakin bersinar.

Wanita itu malah memilih memakan buah, setelah itu dia meminum air putih yang banyak. Lalu, Asih mengganti baju yang dia kenakan dengan gaun malam yang begitu indah.

Tentunya tidak seksi, gaun yang dia pakai menutupi tubuhnya dengan baik. Namun, tetap saja lekuk tubuh wanita itu terlihat begitu indah.

"Ayo, Mbak Asih. Kita ke panggung, sepuluh menit lagi acara mulai."

Salah satu biduan mengajak Asih untuk kembali naik panggung, Asih mengganggukan kepalanya. Namun, dia memberi kode kalau dirinya akan menyusul sebentar lagi. Karena wanita itu belum memakai high heel miliknya.

"Aduh!"

Asih baru saja selesai memakai high heel-nya, dia hendak bangun dan keluar dari ruangan tersebut. Namun, dia malah menyenggol wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Maaf, saya---"

Asih tidak meneruskan ucapannya, karena ternyata wanita yang dia senggol adalah Mirna. Wanita itu baru saja masuk dan memindai penampilan Asih dari atas kepala sampai ujung kaki.

"Kamu? Kenapa kamu ke sini? Apa ada yang perlu saya bantu?" tanya Asih basa basi.

"Nggak ada yang perlu dibantu, saya itu cuma mau ngomong sama kamu."

Mirna terlihat menatap Asih dengan kesal, tadi siang Rahmat naik ke atas panggung dan menyumbangkan sebuah lagu berjudul Inget ka mantan. Pria itu bernyanyi ditemani oleh Asih dan beberapa biduan lainnya.

Namun, pandangan Rahmat terus tertuju kepada Asih. Pria itu bahkan memberikan saweran Yang banyak kepada Asih, tentu saja hal itu membuat Mirna kepanasan.

"Ngomong apa ya?"

"Jangan sok kecakapan kamu jadi orang, Mbak. Nggak usah ngarepin Rahmat buat balikan sama kamu, mungkin kamu merasa tidak membutuhkan Rahmat. Tapi saya bisa melihat dengan jelas kalau Rahmat masih ingin kembali kepada kamu, Jangan pernah kamu tergoda lagi sama dia. Karena walau bagaimanapun juga dia adalah suami saya," ujar Mirna penuh dengan penekanan dalam setiap katanya.

Asih tidak pernah ada niatan untuk kembali kepada Rahmat, karena pria itu sudah menyakiti dirinya dan sudah memberikan luka yang begitu dalam. Asih justru ingin memberikan kesakitan kepada pria itu.

"Saya sudah bilang berapa kali kepada kamu, Mirna. Mungkin kamu adalah wanita yang suka merebut milik orang lain, tapi saya bukan wanita seperti itu."

"Cih! Rahmatan kamu itu berhubungan sangat lama, saya yakin kalau Rahmat berkali-kali mendekati kamu, kamu akan luluh juga."

Asih merasa kalau berbicara dengan Mirna itu bukanlah hal yang baik, karena wanita itu dirasa bukan wanita yang bisa diajak berbicara secara baik.

"Daripada kamu banyak pikiran, mending kamu makan kue ini aja. Kue ini sangat enak," ujar Asih yang mengambil kue dari atas meja rias.

Lalu, Asih memberikan kue itu kepada Mirna. Kue yang diberikan oleh pak Lurah untuk Asih makan, lalu dia pergi meninggalkan Mirna yang saat ini sedang terbengong sendirian.

"Sialan!" umpat Mirna tak terima.

Namun, wanita itu memandang kue yang diberikan oleh Asih. Tak lama kemudian dia teringat akan pelayan yang membawa kue itu, tiba-tiba saja muncul sangkaan dalam otak Mirna kalau yang memberikan kue itu adalah Rahmat.

"Ck! Pasti Rahmat yang memberikan kue ini kepada Asih, suami aku itu ingin memberikan kenangan-kenangan baik kepada Asih agar wanita itu mau kembali padanya. Dasar pria hidung belang!" umpat Mirna yang langsung melahap kue itu.

Mirna lalu keluar dari dalam ruangan itu dan naik ke atas pelaminan, karena di sana suaminya sudah menunggu. Sedangkan Asih, naik ke atas panggung dan duduk di bangku khusus biduan.

Saat ini bukan dirinya yang diharuskan untuk menyanyi, makanya Asih masih duduk bersantai sambil menatap Mirna dengan penuh kekesalan karena masih saja dituduh mau mengambil Rahmat dari wanita itu.

"Makan tuh kue dari pak Lurah, siapa tau ada racunnya dan kamu mati." Asih menghembuskan napas berat.

Asih berpikir kalau misalkan Mirna mati itu adalah hal yang bagus, karena dirinya tidak perlu membalaskan dendam kepada wanita itu. Dia tinggal membalaskan dendamnya kepada rahmat dan juga kedua orang tuanya.

"Mbak Asih jangan ngelamun aja, kuy nyanyi." Mita menghampiri Asih dan memberikan mikrofon kepada wanita itu.

Asih yang sejak tadi mengumpat kepada Mirna sampai tidak sadar kalau kini adalah giliran yang menyanyi, wanita itu tersenyum lalu mulai bersuara.

"Selamat malam semuanya, saya ingin menyanyikan sebuah lagu berjudul Titip Cintaku. Tapi, sebelum saya nyanyi boleh nggak kalau misalkan pengantinnya naik ke atas panggung?"

Asih menatap Mirna yang saat ini sedang mendelik sebal ke arah dirinya, sedangkan Rahmat langsung tersenyum dan menarik tangan istrinya untuk naik atas panggung.

"Sialan kamu, Mbak Asih!" pekik Mirna tertahan.

Bagaimana Mirna tidak kesal, karena Asih mengajak Rahmat dan juga Mirna untuk bergoyang di atas panggung. Sedangkan wanita itu menyanyikan sebuah lagu Yang seolah-olah menitipkan Rahmat yang masih dia cintai kepada Mirna.

Saat bernyanyi, Asih seolah sengaja ingin memanasi Mirna. Wanita itu terus bernyanyi sambil menatap mata Rahmat, sesekali wanita itu akan mencolek lengan Rahmat.

"Awas aja kamu, Mbak. Pasti akan aku balas," ujar Mirna saat dia hendak turun panggung ketika Asih sudah selesai menyanyi.

"Aku tunggu," jawab Asih yang membuat Mirna semakin kesal saja.

"Liat saja Mbak Asih, setelah acara pesta pernikahan selesai. Aku pasti akan membuat perhitungan," ujar Mirna sambil duduk kembali di kursi pelaminan.

Mirna masih terlihat begitu emosi, tetapi tidak lama kemudian emosinya langsung mereda ketika dia melihat pak Lurah yang sedang mengajak temannya untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Ayah kok ganteng banget sih? Pake baju kemeja gitu kok keliatan seksi banget," ujar Mirna.

"Hah? Ngomong apa kamu, Mirna?" tanya Rahmat yang tidak berada tepat di samping istrinya.

1
stela aza
lanjut
Ayu Putri
menyesal pun tiada guna rahmat
Yuli a
pak lurah... pak lurah.... ogeb...
niat hati mau menutupi perbuatannya justru dengan kata-katanya malah menunjukkan kalau pak lurah ada sesuatunya dengan Mirna... ini kayak senjata makan tuan... wkwkwkwkwkwk....
jadi bukannya Rahmat percaya, dia malah makin curiga...
Redmi Note 10 Pro
mampus kamu ayah jahat
isnaini naini
selamat saling mnghncurkan ya...
Ayu Putri
hayoo lah pak lurah sm mirna/Grin//Grin/
Redmi Note 10 Pro
nyesel kan kamu rahmat, rasain😈
Yuliana Tunru
trik myrahan sesama kadal buntung dan rahmat yg bodoh selobang ayah x murna benar2 jalang
Yuli a
dengan bapakmu Rahmat ... berbagi wanita dengan bapak gimana rasanya... wkwkwkwkwkwk...
Yuli a: najong...
Ai Emy Ningrum: iyyyy,tilinjing berduaan 🙈🙈
total 4 replies
stela aza
kenapa bodoh bgt si Rahmat ,,, aturan selidiki kalau perlu buntutin pas si Mirna keluar rumah ,,, jadi laki bodoh g ketulungan 🤦 udh curiga diem Bae udh jelas ada tanda-tanda nya payah bgt 😅
Redmi Note 10 Pro
ok ok ok semangat up nya author Mak🥰🥰🥰😈😈😈
isnaini naini
dsr mrnna nya aj yg bdoh...udh tau abis anu2 sm p.lurah pake ndk nyadar lg...
Redmi Note 10 Pro
hayoloj Mirna🤣
Ayu Putri
haayoo loh,Mirna mau alasan apa lg
Siti Yatmi
lekas sembuh mak...biar mirna semangat sama pa lurah..wk2
Mamake Nayla
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Yulay Yuli
Syafakillah thour, jgn Bikin ketauan dulu pak lurah ama mantu Baru mulai 😂😂😂
Yuli a
semoga cepat sembuh kak... dihilangkan penyakitnya.. dimudahkan urusannya...

banyak-banyakin minum air putih kak...
Redmi Note 10 Pro
oQoq semoga cepet sembuh tor sayang mwuach😍
isnaini naini
cpt smbuh mak...memang cuaca nya gk mnentu kdng hbs pns bnget tau2 trs hjn...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!