Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Lula di hantui
Lula yang mau pergi kekamar mandi belakang tiba tiba saja merasakan suasana rumah bertambah tidak nyaman sekali, mana dia sudah melihat bayangan wanita di balik gorden kamar serta melihat dua kuntilanak yang melayang saat tadi duduk luar. jujur saja dia merasa takut mau kekamar mandi, kamar mandi nya pun terpisah dari rumah.
Sarjo memang keluarga yang benar benar miskin tidak punya apa apa dengan rumah reot tidak berbentuk, mau dapat dari mana uang nya membenarkan rumah karena untuk makan saja dia pas pasan. selain karena dia memang orang miskin, Sarjo juga malas kerja sehingga tidak punya apa apa selama menikahi Asri
Bergelimang dalam kemiskinan dan rumah ini adalah rumah yang paling jelek di kampung sini, sudah mau tumbang tapi yang punya sibuk membuat anak saja. memberi makan tidak mau tapi kalau buat paling nomor satu, bahkan dalam keadaan rumah yang cuma di sekat triplek pun dia tak segan untuk menggauli istri nya ketika anak anak masih belum tidur.
"Laila pun susah sekali mau di banguni, aku takut sekali mau kekamar mandi." Lula masih berdiri di ambang pintu.
Sungguh kaki nya ragu sekali mau melangkah keluar dari dapur reot untuk pipis di sana, kebun pisang yang sangat gelap membuat nyali gadis ini menciut seketika. tapi mau menahan pipis pun tidak akan sanggup, sekarang baru jam dua malam sehingga pagi akan sangat lama datang nya.
"Mau di tahan aku bisa kencing batu ini, aaaah tidak sanggup lagi aku!" Lula pun segera berlari kekamar mandi tanpa pikir panjang.
"Tolong lah jangan ada apa apa, aku tidak pernah mengganggu mu ya." Lula berjongkok sambil menatap kesana kemari.
Masih terus terbayang ucapan guru ngaji nya bahwa jamban adalah rumah jin sehingga pasti ada sesuatu di kamar mandi nya ini, tidak mungkin hantu pohon pisang itu tidak tertarik untuk datang kesini mengintip dia. Lula bergegas membersihkan diri, tak lama dia pun menaikan celana dan bergegas masuk lagi.
"Eh, apa itu?" Lula berhenti karena di sudut rumah yang remang remang dia melihat seseorang sedang berdiri.
"Mak, itu Emak ya?" Lula agak keras berteriak memanggil.
Tidak ada sahutan dari sosok yang berdiri menatap nya, Lula agak penasaran namun rasa takut nya lebih besar. sudah ambil ancang ancang untuk lari masuk kedalam rumah dan bergelung di bawah selimut, namun secepat kilat bayangan itu datang pada nya dan menampakan wajah yang amat mengerikan sekali sehingga Lula tegang tidak bisa mau bernafas karena sangking takut nya melihat hantu yang tersenyum pada dia.
"Ini hantu itu, Ya Allah aku malah bertemu dengan dia." batin Lula tidak bisa bergerak.
Kreteeeek, kreteeeek.
"Ya Allah, itu suara tulang di tubuh nya!" pekik Lula dalam hati dengan rasa ngeri tidak terkira.
Sreeeek, kreteeeek.
"Kaki nya di seret, itu kaki nya luka pasti nya sehingga mau jalan saja di seret begitu!" batin Lula masih bisa melihat kaki hantu gadis ini.
Bayangan wajah yang rusak seolah di bacok berkali kali iti ada tepat di depan mata Lula, andai saja bisa maka saat ini Lula akan lari tunggang langgang meninggalkan kawasan belakang yang amat seram dan juga menakutkan sekali, sayang nya tidak bisa. malah secara tiba tiba tangan hantu pendiam menimpa pundak nya Lula sehingga gadis ini bertambah ketakutan, serasa nyawa mau lepas dari badan.
"Tangan nya panjang panjang, aaaaah siapa pun tolong lah aku!" Lula masih juga tidak bisa berteriak.
"Hooosssh, hooooosssh!" suara seperti tarikan nafas keluar dari mulut hantu pendiam.
"Lula!"
Udin berdiri di ambang pintu dapur sehingga membuat kaget adik nya saja, namun secepat kilat Lula berlari akibat rasa takut yang sangat mengganjal di dalam hati, andai saja Udin tidak keluar maka dapat di pastikan Lula akan pingsan karena sangking takut nya di temui oleh hantu penunggu pohon pisang itu.
"A..ada hantu, Bang." Lula pucat sekali karena takut.
"Kamu bicara apa?" Udin menatap adik nya yang gemetar.
"Ada hantu, hantu penunggu pohon pisang dia keluar menemui aku!" Lula serasa mau menangis.
"Ayo masuk, sudah tidak usah di ingat lagi karena nanti akan tambah takut." Udin menutup pintu dapur agar Lula bisa tenang.
"Ya Allah aku cuma mau pipis saja tadi, tapi dia datang menemui aku." Lula sungguh takut sekali.
Udin membawa nya masuk kedalam kamar agar Lula bisa tenang karena saat ini dia sudah sangat takut sekali, andai saja tidak malu maka dia ingin tidur bersama dengan Udin saja. namun mereka sudah sama sama menanjak remaja sehingga pasti ada rasa malu, maka Lula pun tidak jadi mau minta tidur bersama.
...****************...
Juwita menggeram di depan rumah besar dan tak kalah mewah dari rumah yang sudah di berikan pada nya, lebih tepat lagi untuk tinggal dia selama ini, karena rumah itu ya masih atas nama Radja. Juwita sama sekali tidak punya aset atas nama dia, yang dia punya hanya uang dan itu sudah di hambur hamburkan pula untuk membeli kepuasan pada berondong yang setiap saat memberikan genjotan nikmat.
"Cari siapa, Bu?" tegur wanita muda yang tengah mengandung.
"Bangsat, ini wanita yang ada di dalam foto itu!" Juwita langsung mengumpat.
"Maksud Ibu apa?" Ana bertanya pelan karena Juwita langsung saja berkata demikian.
"Kau tidak usah sok polos, kau yang merebut suami ku dan memoroti semua harta nya!" bentak Juwita ingin menjambak rambut nya Ana.
"Kamu istri nya Mas Radja?" tanya Ana agak kaget juga jadi nya.
Melihat Ana yang bersikap seolah tidak tau bahwa dia adalah istri pertama nya Radja, maka Juwita tambah naik darah di buat nya, perut Ana juga tampak bulat sehingga menandakan bahwa dia sedang hamil, sekitar tujuh bulan sudah Ana hamil karena sudah sangat besar sekali.
"Mati lah kau perebut suami orang!" Juwita menarik rambut Ana.
"Aaaahh hentikan, lepas kan saya!" Ana berteriak kesakitan.
"Rasakan ini, dasar lonte tidak tau diri! kau memakan harta suami ku, bangsat sialan." Juwita terus memaki nya.
"TOLOOOONG, MANG HASAN TOLONG SAYA!" Ana berteriak memanggil tukang kebun nya.
"Ini tidak sebanding dengan perbuatan hina mu, dasar perusak rumah tangga!" Juwita semakin kalap di buat nya dan bahkan menendang perut Ana.
Ana menggerang sampai mau jatuh karena saat perut nya kena dengkul Juwita itu terasa sangat sakit sekali, sesuatu yang hangat juga mengalir dari sela paha nya dan dapat di pastikan kandungan Ana kena masalah.
Up malam ya besty, jangan lupa like dan comen nya ya.
lanjut thor 🙏
Masih teka teki