Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membaik
"Bayu...?" lirih Ningsih melihat Kalila, Ningsih serasa tak percaya akhirnya Bayu kembali untuk melihat Kamila.
"Maaf jika aku lama," ucap Bayu sembari menutup pintunya secara perlahan.
"Kenapa Ibu dan Kak Lila menatapku seperti itu?" tanya Bayu ketika melihat Ningsih dan Kamila menatap heran dirinya.
"E-tidak... Ibu hanya..." tidak melanjutkan ucapannya, Ningsih melangkah mendekati Kamila yang tengah memalingkan wajahnya begitu melihat kedatangan Bayu.
Melihat itu, Bayu melangkah menuju ranjang, lalu duduk disisi kanan Kamila. Tapi lagi-lagi Kamila memalingkan wajah seakan tak ingin melihat wajah Bayu yang sengaja duduk didepannya.
"Aku minta maaf karena tidak mengangkat telponmu, aku juga minta maaf kalau tidak datang menjemputmu,"
Ucapan Bayu membuat jantung Kamila berdebar lebih cepat, kata-kata yang Bayu ucapkan membuat Kamila merasa memiliki sedikit harapan jika Bayu masih mau menerima dirinya apa adanya. Namun Kamila menahan perasaan senangnya itu sampai Bayu bangkit dari duduknya, mengambil makanan yang masih belum tersentuh diatas meja, kemudian berpindah ke sisi kiri dimana Kamila menghadap.
"Aku lihat makanannya masih utuh, pasti kamu belum makan kan?"
Mendapat perlakuan baik seperti itu setelah apa yang terjadi kepada dirinya membut Kamila semakin merasa haru. Dan bukan Kamila saja yang merasakan itu, tapi Ningsih dan Kalila juga turut merasakan hal yang sama.
"Sekarang makanlah, setelah itu minum obat."
Tidak lagi berkata-kata, Kamila menurut dan membuka mulutnya, memakan suapan demi suapan dari tangan Bayu.
"Sedikit lagi," ucap Bayu ketika Kamila mulai menolak suapan nya.
"Aku sudah kenyang." saut Kamila menolak suapan yang Bayu berikan.
"Baiklah kalau begitu sekarang minum obat mu, kamu ingin cepat sembuh kan?"
Melihat ketulusan Bayu, Kamila menelan habis empat macam obat yang Bayu sodorkan. Kini hatinya benar-benar membaik setelah mendapat perlakuan penuh perhatian dari Bayu seakan tak mempermasalahkan apa yang sudah menimpanya.
"Baiklah, sekarang kamu istirahat yang banyak supaya kamu bisa cepat pulang."
Keduanya saling melempar senyum tipis sebelum Kamila kembali berbaring. Tidak tinggal diam, Bayu menutupi tubuh Kamila dengan selimut hingga menutup separuh badannya.
"Selamat beristirahat," ucap Bayu mengalihkan kursi yang menghalangi langkahnya. Namun dengan cepat, Kamila meraih tangan Bayu untuk menghentikannya.
"Mau kemana?" tanya Kamila khawatir.
Mendengar pertanyaan itu, Bayu tersenyum dan menggenggam tangan Kamila yang masih belum melepaskan tangan kanannya.
"Aku mau pulang dulu, gak enak banget badan, sudah lengket."
Mendapat jawaban itu, Kamila langsung melepaskan tangannya, wajahnya kembali sedih seakan tak rela Bayu pergi meskipun hanya sebentar. Tapi Ningsih yang melihat itu segera memberi pengertian putrinya.
"Kamila... biarkan Bayu pulang dulu, Bayu kan juga butuh istirahat, jika Bayu kecapean nanti sakit gimana? kamu sakit, Bayu sakit nanti kalian juga yang susah gak bisa ketemu, lagian sekarang kan ada ibu dan Kalila."
"Tidak apa-apa Bu Ningsih, aku akan pulang sebentar lagi." saut Bayu yang kembali duduk di sisi Kamila.
"Yang Ibu katakan benar Bay, kamu sudah terlalu lama disini, pulang aja, nanti Papahmu marah jika tahu kamu bersama ku."
"Aku akan pulang, tapi setelah kamu tidur."
Mendengar jawaban Bayu, Kamila tersenyum lega dan mulai memejamkan mata. Begitu pula dengan Ningsih dan Kalila yang ikut membaringkan tubuhnya diatas tikar setelah meminta izin pada Bayu.
Sekitar tiga puluh menit berlalu, Bayu melihat semua orang sudah tertidur pulas, Jam ditangannya pun sudah menunjukkan pukul 23.38 wib. Karena itu juga, Bayu bangkit dari duduknya, bersiap meninggalkan ruangan. Tapi sebelum itu, Bayu membenarkan selimut Kamila hingga sebatas dadanya. Setelah itu Bayu menatap wajah Kamila yang masih dipenuhi luka memar. Entah apa yang ada didalam pikiran Bayu, tapi malam itu Bayu terus menatap lekat Kamila seakan tidak akan pernah menatapnya lagi dilain hari.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊